Oleh : Drs. Abdullah Sani Nasution
dutanusantaramerdeka.com
Puasa yang dapat menghantarkan seorang Mukmin/Mukminah ke kepribadian Taqwa, bukanlah sekedar puasa secara Syar'i atau Yuridis semata. Yakni Puasa yang hanya meninggalkan makan minum dan seks semata disiang Ramadhan. Puasa yang hanya ditinjau dari sudut pandang Fiqih yakni SAH atau BATAL.
Bukan pula Puasa yang hanya menahan masuk sesuatu kemulut dan kemaluannya saja, jika Puasa dalam pemahaman seperti ini maka akan jauh panggang dari Api dalam melakukan upaya perubahan ketingkat KARAKTER TAQWA.
Tetapi puasa yang lebih spesifik menurut SUNNAH, yakni mampu menahan segala sesuatu yang Negatif KELUAR dari MULUT dan bersumber dari perintah Fikiran dan Hatinya. Puasa menurut SUNNAH timbangannya adalah DITERIMA atau DITOLAK, bukan sekedar SAH atau BATAL.
Sabda Rasulullah Saw;
"Siapa saja yang beramal (ibadah) yang bukan atas perintah ( SYARI'AT dan JUKNIS) kami, maka tertolak" (HR. MUSLIM)
Karakter Orang orang Muttaqin mampu mengendalikan dan melenyapkan Fikiran negatif, hati yang Kotor dan mulutnya dari ungkapan yang sia sia.
Hal ini sesuai dengan JUKNIS sabda Rasulullah SAW dibawah ini;
Puasa harus mampu meninggalkan Kata-kata Sia-sia (Dusta, Marah, Ghibah, Rofats atau Porno) dan Pengamalan ibadah tanpa ilmu.
Puasa Itu Perisai:
"Apabila ada seseorang di antaramu berpuasa pada suatu hari, maka janganlah berkata kotor dan jangan berteriak-teriak".
(dan dalam satu riwayat):
"Jika ada seseorang yang mencaci makinya atau memeranginya (mengajaknya bertengkar), maka hendaklah ia mengatakan:
"Sesungguhnya saya sedang berpuasa" (HR. BUKHORI)
Abu Hurairah r.a. berkata, "Rasulullah Bersabda;
"Barangsiapa yang tidak meninggalkan kata-kata dusta dan perbuatan buruk, maka Allah tidak memerlukan (Puasa) meskipun ia telah meninggalkan makan dan minunmya." (HR BUKHORI)
Hadist diatas dapat dipahami bahwa, orang yang berpuasa tetapi tidak menjaga mulut atau lisannya maka Ibadah Puasanya tidak diterima Allah Swt, jika ditolak ibadah Puasanya maka Kreteria Taqwa akan berlari semakin menjauh meskipun sedang melaksanakan Puasa dibulan Ramadhan.
Semoga bermanfaat. Amin.
Wallahu a'lam bisshowab.
*Penulis Adalah Kepala Sekolah
SMP Muhammadiyah 48 Medan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar