Duta Nusantara Merdeka | Jakarta
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif memperkuat upaya terwujudnya destinasi wisata yang berkualitas, terintegrasi, dan berkelanjutan di Kabupaten Biak Numfor, Papua, dengan meningkatkan sinergi Pemerintah Pusat dan Daerah dalam Pengelolaan Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik Berbasis Inovasi, Adaptasi, dan Kolaborasi.
Sinergi tersebut salah satunya diwujudkan melalui kegiatan Forum Group Discussion (FGD) "Sinergitas Berbasis Inovasi, Adaptasi dan Kolaborasi Antara Pusat dan Daerah (SINAKODA)" yang berlangsung secara hybrid di Swiss-Belhotel Cendrawasih, Biak, Kamis (12/5/2022).
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno saat memberikan sambutan di acara FGD Sinakoda Biak Numfor secara daring, mengapresiasi terselenggaranya kegiatan ini sebagai komitmen Kemenparekraf/Baparekraf dalam mewujudkan destinasi wisata yang berkualitas, terintegrasi, dan berkelanjutan khususnya di Biak Numfor.
"(Pariwisata berkualitas dan berkelanjutan) Ini merupakan potensi yang harus terus kita kembangkan. Dan FGD Sinkoda ini merupakan satu model program dan pedoman yang digunakan Kemenparekraf dalam melaksanakan tugas pengembangan destinasi bersama _stakeholders_ dengan konsep sinergitas kolaborasi melalui pengelolaan DAK Fisik yang terintegrasi," kata Menparekraf Sandiaga Uno.
Dari 17 Bidang DAK Fisik, terdapat enam bidang tematik yang difokuskan kepada pariwisata, yaitu Pariwisata, Jalan, Industri Kecil dan Menengah (IKM), Lingkungan Hidup, serta Perdagangan dan UMKM.
Menparekraf menjelaskan, sinergitas implementasi DAK nasional ini harus diwujudkan untuk mencapai target RPJMN 2020 - 2024 dan Renstra Parekraf demi mewujudkan ketahanan ekonomi nasional.
Melalui program ini diharapkan terwujud tata kelola program sinergitas DAK Fisik yang terintegrasi untuk mewujudkan destinasi yang berkualitas, terintegrasi, dan berkelanjutan sehingga mempercepat pemulihan sektor parekraf untuk menciptakan nilai tambah/PAD daerah dan mewujudkan kesejahteraan masyarakat, khususnya di wilayah Indonesia Timur.
"Saya ingin mengingatkan, salah satu upaya untuk membangun destinasi tersebut adalah dengan memanfaatkan DAK Pariwisata," kata Sandiaga.
Hal senada dikatakan Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf/Baparekraf Vinsensius Jemadu. Ia mengatakan, program SINAKODA ini perlu diimplementasikan agar destinasi berkualitas, terintegrasi, dan berkelanjutan segera terwujud khususnya di destinasi pariwisata super prioritas (DPSP), destinasi pariwisata prioritas (DPP), dan revitalisasi Bali.
"Program ini harus menjadi program yang tepat sasaran, tepat waktu, dan manfaat,” ujar Vinsensius Jemadu.
Direktur Pengembangan Destinasi II Kemenparekraf/Baparekraf Wawan Gunawan mengatakan FGD akan menghadirkan sejumlah narasumber. Diantaranya Direktur Industri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kementerian PPN/Bappenas Leonardo Teguh AA Sambodo, Kepala Biro Perencanaan dan Keuangan Kemenparekraf/Baparekraf Dyah Septiana Isnaryati, serta Kepala Dinas Pariwisata Biak Turbey Onisimus Dangeubun.
"Narasumber akan memberikan pencerahan terkait bagaimana pengelolaan DAK fisik pariwisata untuk menciptakan pariwisata berkualitas dan berkelanjutan," kata Wawan.
Wawan menjelaskan, Presiden Joko Widodo telah menetapkan pariwisata sebagai salah satu _leading sector_ dalam perekonomian nasional. Karenanya semua kementerian dan lembaga, pemerintah pusat, dan daerah wajib mendukung untuk percepatan terkait dengan kemajuan daerah dan memberikan nilai tambah terkait terhadap kesejahteraan masyarakat.
"Kita sama-sama hadir bersinergi dengan basis inovasi, adaptasi, kolaborasi dengan semangat geber, gercep, dan gaspol. Artinya kita harus bergerak bersama, bagaimana kita menyamakan persepsi membangun pariwisata dan ekonomi kreatif yang berkualitas, terintegrasi, dan berkelanjutan," ujar Wawan.
Selain kegiatan sinergitas ini, Kemenparekraf juga akan terus memberikan dukungan dengan memberikan pendampingan bagi desa-desa wisata di Biak Numfor serta penataan amenitas seperti di Goa Jepang juga revitalisasi toilet bersih.
"Kita tidak hanya kata-kata tapi bagaimana implementasi DAK fisik dimanfaatkan dan terintegrasi," kata Wawan.
Sementara PLH Sekda Biak Numfor Lot Yensenem mewakili Bupati Biak Numfor Herry Ario Naap, mengapresiasi Kemenparekraf/Baparekraf yang menjadikan Biak Numfor sebagai salah satu lokasi penyelenggaraan FGD Sinakoda. Pariwisata dikatakannya menjadi salah satu fokus pengembangan daerah sehingga dapat memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat.
"Pariwisata dari dulu sampai sekarang akan terus dan selalu diupayakan oleh pemerintah daerah dengan melakukan koordinasi dan konsultasi dengan pemerintah provinsi. Bagaimana baik secara regulasi, tetapi juga secara keberpihakan keuangan dan teknologi untuk bisa mengelola pariwisata yang g ada di sekitar di Kabupaten Biak Numfor," ujarnya. (Lak/Tha)