Jalin Kebersamaan, DPC HNSI Dumai Gelar Foto Bersama
Bang Narji Resmi Bergabung di Partai Keadilan Sejahtera
Indonesia Meriahkan Perayaan Tahun Baru di Expo 2020 Dubai dengan Parade Budaya Bali
“Menyambut tahun 2022, Indonesia menampilkan pertunjukan budaya Bali di panggung Paviliun ASEAN. Tarian yang ditampilkan adalah tari Barong yang merupakan simbol dari kebajikan. Menurut kepercayaan masyarakat Bali, Barong diyakini dapat meningkatkan energi positif bagi umat manusia. Tarian Barong ini sekaligus memberi harapan bagi penonton untuk bersuka cita menyambut tahun yang baru,” tutur Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional dan Komisioner Jenderal Paviliun Indonesia, Didi Sumedi dalam keterangan tertulis. Senin (03/01)
Didi menjelaskan, para pegiat seni yang diboyong langsung dari Bali untuk tampil di Expo 2020 Dubai tersebut merupakan para pendukung pertunjukan budaya yang dibawa oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo). Selama dua minggu berturut-turut, mulai dari
24
Desember 2021--6 Januari 2022, Paviliun Indonesia telah menampilkan beragam pertunjukan budaya Bali, mulai dari peragaan busana, tarian topeng, musik baleganjur, hingga lokakarya melukis topeng dan wayang.
Pemotretan Penari Bali oleh Fotografer Andal, Palani Mohan.
Tidak hanya pertunjukan budaya saja, para penari Indonesia juga terlibat dalam pemotretan bersama Palani Mohan, seorang fotografer andal asal Hong Kong yang telah memenangkan berbagai penghargaan internasional. Palani Mohan telah menerbitkan berbagai buku seni dengan berbagai topik, mulai dari Danau Es Mongolia hingga Gurun Pasir di Empty Quarter Timur Tengah. Karya-karyanya telah ditampilkan di Visa Pour L'Image , sebuah festival foto jurnalis bergengsi di Perpignan, Prancis dan telah menyabet berbagai penghargaan bergengsi termasuk World Press Photo 2006, Picture of the Year International, CHIPP, Communication Arts, dan Sony International 2012.
Dari balik lensanya, Palani Mohan memotret foto hitam putih yang menawan dan indah dengan menonjolkan peran dan karakteristik khas dari para penari Bali. Sesi foto tersebut dimulai dengan seorang penari wanita yang menampilkan tari Janger, jenis gerakan tari yang luwes dan dilakukan oleh seorang putri.Selain penari wanita, berbagai penari berkarakter unik lainnya juga turut ambil bagian dalam pemotretan tersebut, mulai dari Rangda yang mewujudkan keseimbangan alam semesta antara kebaikan dan kejahatan; Topeng Telek, yang menceritakan perdamaian dunia dan ditampilkan dalam ritual sakral sekaligus hiburan; Topeng Tua, cerminan seorang lelaki tua; dan Topeng Keras, mewakili seorang tokoh penting yang dikenal sebagai Patih Keras, yakni seorang pejabat istana yang kuat, berpangkat tinggi, dan patih raja yang juga sangat dekat dengan rakyatnya.
“Suatu kehormatan bisa menjalin kerja sama dengan Indonesia. Kostum, orang-orang, dan cerita unik di baliknya benar-benar yang saya cari selama ini dari Indonesia. Hal itu mengingat Indonesia benar-benar memiliki budaya yang unik dan beragam. Saya sudah berkali-kali ke Indonesia dan datang ke Paviliun Indonesia benar-benar membuat saya merasa seperti kembali ke rumah. Saya berharap dapat bekerja sama dengan Paviliun Indonesia lagi dalam waktu dekat,” kata Palani Mohan.
Pelaku budaya dan pemilik Sanggar Paripurna Made Sidia saat sesi foto mengatakan, kolaborasi ini merupakan langkah yang baik untuk menceritakan dan memperkenalkan beragam budaya Bali yang belum banyak diketahui banyak orang.
"Saya sangat senang memiliki kesempatan yang luar biasa untuk bekerja sama dengan Palani, yang menangkap cerita di balik lensanya. Saya percaya karya Palani memiliki potensi untuk membawa cerita, budaya, dan keindahan Bali ke khalayak global melalui sebuah jepretan foto," ujar Made.
Hingga saat ini, Paviliun Indonesia telah dikunjungi lebih dari 580 ribu pengunjung dan menggelar berbagai pertunjukan budaya dari seluruh penjuru Nusantara. Paviliun Indonesia juga memamerkan potensi nasional hingga keragaman budaya melalui forum bisnis yang menghadirkan kementerian dan lembaga dari berbagai daerah, rolling exhibition produk-produk usaha kecil dan menengah (UKM) unggulan, dan kegiatan menarik lainnya. Melalui berbagai kesempatan untuk menampilkan potensi bangsa ke panggung internasional, membuat Indonesia semakin yakin untuk terus unjuk gigi hingga ke kancah global. (Tha/Ari)
Kompol Susida Aswita S.Sos, MM Jabat Kapolsek Baru Batu Ceper
Trimitra Propertindo Rombak Direksi
Kasus Omicron Bertambah, Pemerintah Lakukan Antisipasi Cegah Lonjakan Kasus
Sediakan Hunian Layak, Kementerian PUPR Selesaikan 7.075 Unit Rusun pada TA 2021
Menhub Dapat Penghargaan dari Polri dan Jasa Raharja
Pengamat Politik : Jadwal Pemilu 2024 Belum Ditetapkan Akan Memicu Ketidakpastian Politik
Belum ditetapkannya jadwal pemilu 2024 dikhawatirkan akan memicu ketidakpastian politik. Hingga akhir tahun lalu, pemerintah, DPR dan KPU gagal menyepakati jadwal Pemilu 2024. Demikian dikatakan Septa Dinata, pengamat politik dari PPPI (Paramadina Public Policy Institute) di Jakarta (3/1/2022).
Menurut Septa, ketidakjelasan jadwal pemilu akan berimplikasi pada kesulitan penyelenggara pemilu dalam melaksanakan tahapan penyelenggaraan pemilu sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Septa mengingatkan bahwa tugas KPU ke depan sangat berat, selain pemilu serentak, juga akan pilkada serentak beberapa bulan kemudian. Jangan sampai penetapan jadwal ini ditunda terus-menerus. Seyogyanya, sebelum 20 bulan, sudah ada jadwal yang pasti sehingga KPU dapat bekerja dengan tahapan-tahapan yang lebih pasti.
Septa mengaku pesimistis jadwal ini akan segera disepakati dalam waktu dekat mengingat DPR masih reses dan akan kembali bersidang paling cepat dua minggu ke depan usai masa reses pada 10 Januari 2022 mendatang. Selain itu, menurutnya, masa kerja anggota KPU 2017-2022 akan berakhir pada Februari 2022. Ini akan memiliki konsekuensi terhadap waktu yang dibutuhkan anggota KPU yang baru untuk menyesuaikan dan mempelajari secara keseluruhan persiapan pemilu mendatang.
“Jika dilihat kondisi saat ini, kemungkinan besar pemerintah dan DPR akan menyepakati jadwal pemilu bersama komisioner yang baru. Jangan sampai kejadian 2019 terulang. Tanggal pemilu belum ada sementara persiapan sudah melewati 20 bulan. Ini bisa menjadi tekanan buat penyelenggara dan menyebabkan gunjang-ganjing yang tidak perlu,” kata Septa. **