Dwi Andriani Sulistyowati: PON XX Bisa Jadi Ajang Promosi UMKM Papua
Bea Cukai dan Empat Instansi Lain Tandatangani Perjanjian Kerja Sama Pelaksanaan Operasi Laut Interdiksi Terpadu
Polres Metro Jakpus Ungkap Perkembangan Kasus Dugaan Perundungan dan Pelecehan Pegawai KPI
Deklarasi dan Pelantikan Pengurus Perkumpulan Doktor Nias Indonesia
Ketua Panitia deklarasi dan pelantikan pengurus PDNI yaitu Dr. Dermawan Waruwu yang laporannya dibacakan langsung oleh Dr. Sun Theo CL Nduru bahwa anggota PDNI yang tercatat sampai saat ini berjumlah 88 orang. Jumlah pengurus PDNI yang dilantik pada hari ini berjumlah 41 orang yang berdomisili di seluruh Indonesia serta berasal dari berbagai displin ilmu dan agama.
Deklarasi ini dihadiri oleh Dewan Pembina, Kepala Daerah, anggota DPR, DPRD, Tokoh Masyarakat Nias, Rohaniawan, masyarakat Nias, dan beberapa tamu undangan lainnya yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia.
Selanjutnya, Deklarasi dibacakan oleh Dr. Talizaro Tafona’o yang dilanjutkan dengan pembacaan sejarah pembentukan PDNI oleh Dr. Liyus Waruwu. Dalam penyampaian sejarah ini terungkap bahwa PDNI memiliki kerinduan dan cita-cita untuk mengembangkan potensi Kepulauan Nias sesuai kompetensi dan keahlian para Doktor tersebut.
Pelantikan pengurus PDNI dilakukan oleh salah seorang Dewan Pembina yaitu Prof. Dr. Ir. Arwin Sabar, M.S. Ketua umum PDNI terpilih pada Periode I (Pertama) Tahun 2021 – 2024 yaitu Dr. Dermawan Waruwu, M.Si. Dalam Surat Keputusan (SK) Dewan Pembina yang dibacakan oleh Dr. Alpius Sarumaha tertulis nama-nama Badan Pengurus Harian, antara lain: Dr. Dermawan Waruwu, M.Si (Ketua Umum); Dr. Ir. Syukur Rahmat Gulo, M.Th (Wakil Ketua Umum I); Dr. Alpius Sarumaha, S.H., M.H (Wakil Ketua Umum II); Dr. Liyus Waruwu, M.Th (Sekretaris Umum); Dr. Suardin Gaurifa, M.Th (Wakil Sekretaris Umum I); Dr. Dian Rahmani Putri Zalogo, S.S., M.Hum (Wakil Sekretaris Umum II); Dr. Talizaro Tafona’o, M.Pd.K (Bendahara Umum); Dr. Dorkas Orienti Daeli, M.Th (Wakil Bendahara Umum I); dan Dr. Kasianus Telaumbanua, S.H., M.H (Wakil Bendahara Umum II). Selain itu, nama ketua-ketua departemen, antara lain: Dr. Sun Theo C.L. Ndruru, M.Si (Ketua Departemen Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian); Dr. Hadirat Manao, S.H., M.H (Ketua Departemen Sosial Budaya); Dr. Nimerodi Gulo, S.H., M.H (Ketua Departemen Hukum dan HAM); Dr. Marinus Waruwu, M.Pd (Ketua Departemen Pelatihan dan Ketenagakerjaan); Dr. Diyurman Gea, S.Kom., M.M (Ketua Departemen Teknologi, dan Informasi); dan Dr. Taosige Wa’u, M.Si (Ketua Departemen Kewirausahaan).
Dr. Dermawan Waruwu dalam pidato pertamanya berjudul “BERGERAK SENYAP, PDNI JADI BERKAT” memiliki makna bahwa PDNI bukanlah organisasi yang bersifat eksklusif atau ajang kesombongan, melainkan PDNI menjadi wadah untuk melakukan karya nyata bagi pengembangan potensi Kepulauan Nias.
PDNI terpanggil untuk melayani sesamanya melalui keahlian sesuai bidang keilmuan masing-masing. Visi organisasi ini adalah mewujudkan masyarakat Kepulauan Nias yang berdaya saing di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Visi ini dijabarkan dalam empat Misi utama yaitu Pertama, mendorong penyiapan seluruh potensi Sumber Daya Manusia (SDM) dalam mengelola Sumber Daya Alam (SDA) yang terdapat di Kepulauan Nias melalui penelitian dan pengabdian; kedua, berpartisipasi dalam percepatan peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM); ketiga, menjalin kerja sama dengan pemerintah dan atau lembaga masyarakat untuk mencapai tujuan kemajuan daerah di Kepulauan Nias, keempat, mendorong revitalisasi adat istiadat di Kepulauan Nias.
Dalam penjelasan Ketua Umum bahwa PDNI menjadi servant-leadership bagi semua orang, secara khusus masyarakat Kepulauan Nias. Hal ini tercermin pada logo dan bendera yang didesain secara kreatif, inovatif, dan milenial yang bermakna:
1. Logo PDNI berbentuk spektrum warna khas Nias yang terdiri dari hitam, merah, dan kuning serta simbol tiga bintang dengan tangan mengangkat topi toga.
2. Spektrum warna hitam bermakna peradaban yang kuat.
3. Spektrum warna merah bermakna berani dan berjiwa pejuang.
4. Spektrum warna kuning bermakna kesejahteraan.
5. Simbol Tiga Bintang bermakna telah mencapai puncak.
6. Tangan mengangkat topi toga bermakna sukacita dalam meraih cita-cita.
7. Bendera PDNI berbentuk persegi panjang dengan warna dasar putih dan logo terletak di tengah yang mencerminkan ketulusan dan kemurnian hati dalam mengembangkan potensi Kepulauan Nias. Pada intinya, PDNI bergerak tulus, ikhlas, dan senyap yang bertujuan untuk menjadi berkat bagi semua orang.
Dalam wadah ini, para Doktor diuji untuk memberikan kontribusi keilmuannya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Kepulauan Nias. PDNI tidak bertujuan untuk menjadi pesaing pemerintah daerah atau lembaga manapun, melainkan PDNI bertujuan untuk menjalin kemitraan dengan Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Kementerian, dan berbagai instansi untuk bersama-sama memajukan Kepulauan Nias. PDNI terpanggil untuk melayani dalam rangka mengoptimalkan potensi SDA dan SDM di Kepulauan Nias.
Menurut Dr. Dermawan bahwa PDNI telah merumuskan berbagai program kerja dalam jangka pendek maupun jangka panjang yang terlihat pada 6 (enam) departemen yaitu Departemen Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian; Ketua Departemen Sosial Budaya; Departemen Hukum dan HAM; Departemen Pelatihan dan Ketenagakerjaan; Departemen Teknologi, dan Informasi; dan Departemen Kewirausahaan. Tentu saja departemen-departemen ini akan terus berkembang sesuai kebutuhan organisasi serta kebutuhan masyarakat Kepulauan Nias.
Peran pendidikan sangat penting dalam rangka memajukan SDA maupun SDM di kepulauan Nias. Oleh karenanya, PDNI akan berupaya untuk menemukan berbagai beasiswa pendidikan, di samping juga melaksanakan riset/penelitian serta pengabdian masyarakat untuk dapat meningkatkan taraf pendidikan di Nias.
Selain itu, PDNI juga bergerak di berbagai sektor ilmu pengetahuan, teknologi dan sosial-budaya, serta mendidik para pemuda untuk menumbuhkan jiwa kemandirian, wirausaha, serta mampu menciptakan lapangan kerja di tanah sendiri. Kehadiran PDNI diharapkan dapat meningkatkan kemampuan untuk menggunakan dan memanfaatkan teknologi informasi seluas-luasnya untuk kesejahteraan masyarakat Nias pada umumnya dan masyarakat Indonesia secara umum.
Sementara itu, Ketua Forum Kepala Daerah se-Kepulauan Nias (Forkada) yang sekaligus sebagai Bupati Nias Utara, Bapak Amizaro Waruwu, dalam sambutannya menyampaikan bahwa kondisi Kepulauan Nias yang secara umum masih sangat sederhana dan lapangan kerja yang terbatas.
Adanya kecenderungan generasi muda untuk meneruskan pendidikan di luar daerah, bahkan keinginan untuk mencari pekerjaan dan hidup di luar daerah. Ada dua hal yang perlu mendapat perhatian, yakni pertama, Sumber Daya Manusia, dan yang kedua, yang sangat penting adalah kurangnya sumber dana untuk meningkatkan potensi sumber daya manusia dan sumber daya alam yang ada. Potensi sumber daya alam masih sangat tertinggal pengelolaannya.
Presiden Jokowi mengakui bahwa Nias memiliki dua potensi utama yakni perikanan dan pariwisata. Oleh karenanya, diharapkan para Doktor dapat menyumbangkan kerja sama, gagasan, hasil karya penelitian untuk memajukan Kepulauan Nias. Masyarakat Nias bangga memiliki para Doktor yang tergabung dalam PDNI dengan keilmuan yang berbeda-beda.
Kehadiran PDNI menjadi kekuatan yang dahsyat luar biasa bagi kemajuan Nias. Saran Bupati: agar membuat riset yang menghimpun permasalahan dan menawarkan solusi atas masalah tersebut. Bupati mengundang para kandidat Doktor untuk melaksanakan penelitiannya langsung di tanah Nias.
Melalui kebersamaan, kekompakan, kita bersama pasti bisa mewujudkan kemajuan untuk Nias. Bupati mengucapkan selamat atas dilantiknya fungsionaris PDNI, mari terus bersatu dan bersama untuk kemajuan Nias.
Mewakili Dewan Pembina PDNI yang sekaligus sebagai Sekretaris Daerah Kabupaten Nias Barat, Prof. Dr. Fakhili Gulo, menyampaikan bahwa sore hari ini adalah kesempatan yang berbahagia bagi seluruh Doktor yang tergabung dalam PDNI dan juga seluruh hadirin.
Perkumpulan Doktor Nias Indonesia diharapkan dapat menjadi wadah aspirasi, secara khusus bagi masyarakat Nias, maupun masyarakat lainnya. Menjadi perkumpulan yang berbahagia dan membahagiakan.
Prof. Fakhili mengingatkan bahwa sifat dasar Doktor sangat idealis dan berdasarkan kebenaran. Namun demikian kebenaran bukanlah untuk dipaksakan melainkan untuk dikabarkan.
Jadi marilah membuka diri untuk bekerja sama dengan Pemerintah, dengan menyatukan perspektif dengan diskusi dan komunikasi yang sangat baik dan instensif untuk bersama-sama memberikan kemajuan baik bagi diri sendiri, organisasi dan juga bagi pihak-pihak lain; bagi Kepulauan Nias dan bagi Indonesia.
Mengakhiri pidatonya, Dr. Dermawan yang berdomisili di Kota Denpasar – Bali dan Dosen Universitas Dhyana Pura Bali mengatakan bahwa ingatlah selalu PDNI saat merindukan perubahan dan pengembangan Kepulauan Nias.
"Hal ini bertujuan agar Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah serta lembaga terkait lainnya dapat memberdayakan atau menjalin kerja sama dengan para Doktor yang tergabung dalam PDNI untuk membangun dan mengembangkan Kepulauan Nias," pungkasnya. (Arianto)
Wapres Apresiasi Para Kepala Daerah atas Kerja Keras Kembangkan Sektor Pertanian
Senator Fachrul Razi Dilantik Ketua Pengurus Majelis Nasional KAHMI
Presiden: Lindungi Diri dengan Vaksinasi dan Disiplin Protokol Kesehatan
Menteri BUMN Kunjungi Kantor Pos Bogor, Pos Indonesia Perkenalkan New Platform Layanan Digital Kurir dan Jasa Keuangan
Kemendagri: BUMD Perlu Waspadai dan Mitigasi Risiko Pada 7 Sektor
Peringati Hari Pelanggan Nasional: Bank DBS Indonesia Perkuat Komitmen Berkelanjutan
Kemendikbudristek Salurkan Bantuan Kuota Data Internet ke 24,4 juta Penerima
Era Disrupsi, ASN Harus Dinamis dan Adaptif
Kemenperin Apresiasi Industri Serahkan 1.000 Konsentrator Oksigen
“Kemenperin senantiasa mendukung berbagai program dan kegiatan yang dilakukan oleh sektor industri untuk turut berperan atau berkontribusi dalam menangani dampak pandemi saat ini,” kata Plt. Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin, Putu Juli Ardika pada acara Serah Terima Bantuan 1.000 konsentrator oksigen dari Djarum Foundation di Semarang, Jumat (10/9).
Putu menuturkan, Kemenperin memberikan apresiasi kepada Djarum Foundation yang mendonasikan sebanyak 1000 unit konsentrator oksigen. Dari jumlah tersebut, akan dihibahkan kepada sejumlah rumah sakit yang menjadi rujukan pasien Covid-19 di wilayah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
“Ini merupakan langkah yang positif dan suatu bentuk kepedulian sosial dari pelaku industri terhadap kesehatan masyarakat sekaligus mempercepat penanganan pandemi Covid-19,” tuturnya.
Selain itu, bantuan ini untuk langkah antisipasi munculnya varian baru Covid-19 yang dapat mengakibatkan lonjakan kasus dan kebutuhan terhadap oksigen seperti yang terjadi beberapa bulan lalu.
Putu menambahkan, donasi konsentrator oksigen dari Djarum Foundation ini merupakan wujud nyata kerja sama yang baik antara pemerintah dan sektor industri. “Kepedulian ini memberikan makna bahwa industri dalam negeri tidak hanya sebagai penggerak roda perekonomian, tetapi juga berbagi beban di kala negara sedang dalam kondisi sulit,” imbuhnya.
Selama pandemi, Kemenperin bertekad untuk menjaga aktivitas sektor industri terus berjalan karena untuk memenuhi kebutuhan konsumen domestik dan pasar ekspor. “Dengan sektor industri tetap beroperasi, juga turut menjaga investasi dan serapan tenaga kerja yang ada, yang tentunya memacu pertumbuhan ekonomi,” jelas Putu. Adapun kebijakan strategis yang mendukung hal tersebut, antara lain pemberian izin operasional dan mobilitas kegiatan industri (IOMKI).
“Di samping itu, melalui Instruksi Menteri Perindustrian Nomor 1 tahun 2021 tentang Produk Oksigen sebagai Komoditas Strategis Industri dalam Masa Kedarutan Kesehatan Covid-19, produsen oksigen memaksimalkan produksinya untuk penggunaan medis. Selanjutnya, Surat Edaran Menteri Perindustrian Nomor 2 Tahun 2021, meminta industri pengguna oksigen mengurangi pemakaian oksigennya dalam operasional produksi, karena oksigennya dialihkan untuk memenuhi kebutuhan medis,” ungkap Putu.
Selama ini, peran industri sudah sangat banyak dalam upaya mendukung penanganan pandemi Covid-19 di tanah air. “Kemenperin juga turut memfasilitasi sektor industri dalam pembuatan alat pelindung diri (APD) hingga penyediaan oksigen, tabung oksigen dan generator oksigen,” tandasnya.
Dari hasil upaya strategis Kemenperin tersebut, Industri Hasil Tembakau (IHT) mencatatkan kinerja yang gemilang dan berperanan penting dalam peningkatan ekonomi negara. Pada tahun 2020, ekspor produk IHT dapat dipertahankan senilai USD864,41 juta.
Sektor IHT merupakan penyumbang penerimaan negara terbesar melalui cukai hasil tembakau, PPN dan PPh. Pada tahun 2020, pendapatan cukai hasil tembakau mencapai Rp170,24 triliun atau berkontribusi 10,4% bagi APBN.
Disamping itu, IHT mampu menyerap tenaga kerja dari hulu ke hilir dengan jumlah mencapai 2 juta petani tembakau, 1,5 juta petani cengkeh, 600 ribu tenaga pabrik, dan 2 juta tenaga kerja di sektor distribusi dan retail.
*Jadi contoh*
Plt. Dirjen Industri Agro berharap upaya yang telah dilakukan oleh Djarum Foundation dapat menjadi contoh bagi sektor lainnya. “Kami juga sempat melakukan kunjungan kerja untuk meninjau langsung sejumlah penerapan protokol kesehatan di sektor industri hasil tembakau. Dari hasil pemantauan kami, secara keseluruhan penerapannya sangat baik, bahkan bisa menjadi model di sektor lain,” terangnya.
Vice Program Director Bakti Sosial Djarum Foundation, Achmad Budiharto mengemukakan, sebagai salah satu binaan Kemenperin, perusahaan berkomitmen untuk terus terlibat aktif dalam program penanggulangan pandemi Covid-19. “Kami berharap, dari donasi konsentrator oksigen ini dapat mengantisipasi bilamana lonjakan pasien Covid-19 terjadi kembali. Tapi tentunya mari sama-sama kita berdoa semoga lonjakan kasus tidak terjadi lagi dan Indonesia segera keluar dari pandemi,” ujar Budiharto.
Menurut Budiharto, saat ini, konsentrator oksigen menjadi alternatif terapi oksigen yang digunakan masyarakat. Alat ini menjadi populer karena mudah dibawa, memiliki bobot yang lebih ringan dan tidak perlu melakukan isi ulang oksigen seperti layaknya tabung oksigen konvensional. “Dan juga, selain untuk pasien Covid-19, konsentrator oksigen dapat digunakan bagi pasien lain yang menderita penyakit di bagian penapasan dan penurunan saturasi oksigen di dalam darah,” ujarnya.
Donasi konsentrator oksigen ini merupakan kelanjutan rangkaian bantuan dari Djarum Foundation sejak April 2020 guna membantu menanggulangi pandemi Covid-19 di tTanah air. Beberapa bantuan yang telah diberikan ke berbagai rumah sakit untuk membantu mempercepat pemulihan pasien saat terjadi lonjakan kasus diantaranya alat terapi oksigen High Flow Nasal Cannula (HFNC), hospital bed, air purifier, hingga ventilator.
Djarum Foundation juga memberikan perlengkapan kesehatan berupa masker, goggle, faceshield, dental protective face, baju coverall hingga suplemen dan multivitamin kepada tenaga kesehatan yang bertugas sebagai garda terdepan penanganan Covid-19.
Pada kesempatan yang sama, Inspektur Jenderal Kemenperin Masrokhan menyampaikan, pihaknya turut melakukan pendampingan dan pengawalan terhadap upaya sektor industri dalam menanggulangi pandemi Covdi-19. “Kami melihat peran pentingnya sektor industri untuk mempercepat pemulihan ekonomi nasional. Namun tak dapat dipungkiri, kesehatan dan keselamatan pegawai industri juga merupakan hal utama produktivitas untuk terus dijaga dan ditingkatan,” tegasnya.
Apalagi, telah diterbitkan SE Menperin Nomor 5 tahun 2021 tentang Perubahan atas SE Menperin 3/2021 tentang IOMKI Pada Masa Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Corona Virus Disease 2019. “Aturan ini harus dilaksanakan industri sebagai jaminan dan upayanya menerapkan protokol kesehatan. Dengan kegiatan usahanya dapat dipastikan ekonomi tetap berjalan, namun tidak terjadi klaster penyebaran Covid-19 di sektor industri,” paparnya.
Demikian Siaran Pers ini untuk disebarluaskan. (Arianto)
Kementan Dukung Pembangunan Agro Eduwisata Terbesar di Asia Tenggara
Pastikan Keselamatan Warga Sekolah, Mendikbudristek Cek PTM Terbatas di Jakarta
Turut didampingi Anggota Komisi X DPR RI Putra Nababan, Mendikbudristek cek pelaksanaan PTM terbatas di SD Swasta Santo Fransiskus III, SMP PGRI 20, dan SMAN 71. Saat ini, Provinsi DKI Jakarta merupakan wilayah Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 3, di mana sekolah sudah diperbolehkan melaksanakan PTM terbatas.
“Hari ini saya sangat gembira melihat kembali pembelajaran dan interaksi di sekolah. Semoga segenap warga sekolah dapat mempertahankan disiplin protokol kesehatan dan semangat dalam menjalankan PTM terbatas,” ujar Menteri Nadiem.
Mendikbudristek tak henti mengingatkan bahwa sekolah di wilayah PPKM level 1-3 sudah diperbolehkan PTM terbatas. “Apalagi yang pendidik dan tenaga kependidikannya sudah divaksinasi secara lengkap, ada kewajiban bagi sekolah memberikan opsi PTM terbatas dan juga pembelajaran jarak jauh (PJJ) tanpa diskriminasi, karena orang tua lah yang memegang keputusan terakhir. Itu sudah diatur dalam SKB Empat Menteri,” lanjutnya.
Menurut data Kemendikbudristek, kesigapan sekolah di wilayah PPKM level 1-3 dalam melaksakan PTM terbatas masih bervariasi. Dinamika ini dapat dimaklumi karena banyak daerah yang baru menjadi level 3.
Sementara itu, Anggota Komisi X DPR RI Putra Nababan turut memberikan pandangannya terkait PTM terbatas di kota besar seperti halnya Jakarta. ”Sejauh yang kita amati tadi, sekolah-sekolah sudah siap melaksanakan PTM terbatas. Protokol kesehatan telah diterapkan dengan bagus, sarana dan prasarana kesehatan bagus, sirkulasi udara di kelas-kelas juga bagus," terang Putra.
Karenanya, anggota dewan tersebut mendukung kebijakan Mendikbudristek mendorong pelaksanaan PTM terbatas. ”Kami dari Komisi X DPR RI mendukung kebijakan Mendikbudristek dan jajaran Kemendikbudristek untuk melaksanakan PTM terbatas, sebagai upaya untuk mencegah anak-anak kehilangan pengalaman belajar. Anak-anak kita siap, guru-guru juga siap melaksanakan PTM terbatas,” kata anggota dewan dari daerah pemilihan Jakarta Timur tersebut.
*Warga Sekolah Dukung Mendikbudristek Dorong PTM Terbatas*
Berbincang langsung dengan kepala sekolah, guru, orang tua, dan murid, Mendikbudristek mendengarkan secara seksama Kepala sekolah SD Santo Fransiskus III Suster Hedwigis yang bercerita tentang persiapan PTM terbatas di sekolahnya. “Kami memulai PTM terbatas tanggal 30 Agustus, berkat dukungan luar biasa dari para guru sarana dan prasarana untuk PTM terbatas bisa kami siapkan. Kami mengalokasikan dana BOS untuk mendukung pelaksanaan PTM terbatas ini," kata Suster Hedwigis.
Ketika ditanya Mendikbudristek tentang dilema orang tua dalam memutuskan apakah anaknya ikut PTM terbatas atau PJJ, orang tua murid kelas 4, Ratih mengatakan, ”Saya termasuk orang tua yang mengizinkan anak saya ikut PTM terbatas, karena anak saya terlalu larut dengan gawai ketika di rumah dan tidak bisa ikut kompetisi-kompetisi selama PJJ. Saya juga tenang mengizinkan anak saya ikut PTM terbatas karena protokol kesehatan di sekolah ini diterapkan dengan ketat.”
Mendikbudristek kemudian mengajak warga sekolah untuk mengutamakan tiga hal. “Saya mohon agar Bapak/Ibu terus bergotong royong memastikan keselamatan, keamanan, dan kesehatan warga sekolah. Tidak hanya di sekolah tapi juga di perjalanan dan di rumah,” imbaunya.
Selanjutnya, Siti Nuryati, seorang guru di SMP PGRI 20 juga berkisah tentang upaya-upaya yang dilakukan bersama untuk menyukseskan PTM terbatas di sekolahnya. ”Kami berusaha maksimal agar bisa melaksanakan PTM terbatas. Anak-anak juga antusias masuk sekolah, kami senang sekali dengan PTM terbatas ini. Kami bisa berbagi dengan anak-anak, bisa membantu menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi," kata guru Bahasa Inggris tersebut.
Di sekolah binaan Persatuan Guru Republik Indonesia itu, seorang murid juga diminta Menteri Nadiem untuk mengemukakan pendapatnya bisa belajar di sekolah lagi. "Saya senang sekali bisa masuk sekolah lagi, bisa bertemu teman-teman dan Bapak/Ibu guru. Lebih senang belajar di sekolah dari pada di rumah,” kata M. Ilham Ramadhan, siswa kelas 9.
Kepala Sekolah SMAN 71 Acep Mahmudin yang merupakan peserta Program Sekolah Penggerak turut memberikan dukungannya terhadap kebijakan PTM terbatas. "Kami semaksimal mungkin mempersiapkan sekolah kami agar aman melaksanakan PTM terbatas. Kami senang sekali bisa mendidik anak-anak kami secara tatap muka, karena ada hal yang tidak bisa dilaksanakan secara daring, misalnya pembentukan karakter,” kata Acep.
Pada akhir dialog, Mendikbudristek mengapresiasi para kepala sekolah, guru, komite sekolah, dan murid yang selalu gigih untuk belajar, mengajar, dan disiplin protokol kesehatan. Apresiasi juga disampaikan kepada Komisi X DPR RI yang selalu berjuang bersama Kemendikbudristek mewujudkan transformasi pendidikan.
Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi untuk Jenjang PAUD, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah dapat diunduh pada laman: https://bersamahadapikorona.kemdikbud.go.id/ringkasan-panduan-penyelenggaraan-pembelajaran-pauddikdasmen-di-masa-pandemi-covid-19/. (Arianto)
Peringati Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia, Into the Light Jelaskan Temuan Survei Kesehatan Mental yang Mengkhawatirkan
Diskusi publik yang dipandu oleh Marissa Anita (Lead Editor Greatmind) sebagai host dan David Irianto (Co-founder Greatmind) turut menghadirkan dr. Celestinus Eigya Munthe, Sp.KJ, M.Kes (Direktur P2 Masalah Kesehatan Jiwa dan NAPZA), Rahma Anindita (Analis Pembiayaan Manfaat Kesehatan Primer, Kedeputian Bidang Jaminan Pembiayaan Kesehatan Primer BPJS), Sylvia Adriana (Survivor dan Lived Experience Expert), Andrian Liem (Peneliti Pascadoktoral Monash University Malaysia sekaligus Mitra Into The Light), dan Benny Prawira (Pendiri Into The Light).
Diskusi ini diadakan sebagai kelanjutan dari kegiatan survei yang hasilnya cukup mengkhawatirkan, di mana 98% partisipan merasa kesepian dalam sebulan terakhir dan 40% memiliki pemikiran melukai diri sendiri dalam dua minggu terakhir. Ditambah lagi, hasil survei juga menunjukkan bahwa literasi masyarakat Indonesia mengenai bunuh diri masih rendah.
“Kelompok-kelompok yang dimarjinalkan (disabilitas, non-heteroseksual, positif HIV), keinginan bunuh dirinya lebih tinggi dibandingkan bukan yang dimarjinalkan. Meskipun semua merasa kesepian, tapi pikiran untuk menyakiti diri sendiri & bunuh diri ada lebih banyak pada kelompok yang termarjinalkan, sehingga dibutuhkan cara yang lebih tepat untuk dikhususkan pada mereka,” jelas Benny Prawira.
Pada kesempatan yang sama, dr. Celestinus sebagai Direktur P2 Masalah Kesehatan Jiwa dan NAPZA Kementerian Kesehatan Republik Indonesia juga menyetujui bahwa kesepian meningkat, terutama diakibatkan oleh isolasi aktif masyarakat karena pandemi Covid-19. Guna menjamin kesehatan mental masyarakat, ia menyampaikan bahwa Kemenkes sudah menyediakan aplikasi Sehat Jiwa yang bisa diakses masyarakat untuk mendapatkan layanan kesehatan mental.
“Kita (Kemenkes) juga sudah mencoba mengaktifkan kembali hotline bunuh diri 119. Sehingga nantinya setiap rumah sakit jiwa memiliki link terhadap 119, sehingga ketika ‘panic button’ ini berbunyi, akan terhubung pada rumah sakit jiwa terdekat di mana orang tersebut berada,” kata dr. Celestinus.
Walaupun begitu, ternyata mendapatkan akses layanan kesehatan mental masih menjadi tantangan utama, bahkan sebelum pandemi. Hal ini dialami dan diceritakan oleh Sylvia Adriana, seorang penyintas bunuh diri.
“Ketika mencari bantuan tenaga kesehatan mental, awalnya pasti bingung, psikolog kok mahal, waktu dulu aksesnya masih sulit. Pernah mau pakai BPJS dan ke puskesmas tapi yang ada di sana dokter umum, bukan psikolog. Akhirnya, saya pakai uang sendiri dan dibantu dosen saya yang berlatar belakang psikologi,” tutur Sylvia.
Sementara itu, Rahma Anindita, Analis Pembiayaan Manfaat Kesehatan Primer, Kedeputian Bidang Jaminan Pembiayaan Kesehatan Primer BPJS menyatakan, sebenarnya masyarakat Indonesia dapat mengakses layanan kesehatan mental menggunakan BPJS Kesehatan dengan bantuan aplikasi Mobile JKN di gawai.
“Terkait dengan upaya bunuh diri dan melukai diri sendiri, mereka yang sudah didiagnosis mengalami gangguan kesehatan jiwa dapat ditanggung biayanya oleh BPJS Kesehatan, tetapi yang tidak memiliki diagnosis dari tenaga kesehatan jiwa, belum bisa mendapatkan layanan ini”, jelas Rahma.
Menyambung Rahma, Andrian Liem menegaskan pula bahwa penting untuk kita membiasakan diri menghindari stigma bunuh diri/gangguan kesehatan mental dan memberanikan diri untuk memeriksakan diri ke tenaga kesehatan mental. Ia mengingatkan bahwa hasil tes psikologis, apalagi swaperiksa, tidak bisa digunakan secara pasti untuk mendiagnosis gangguan mental sebab perlu diinterpretasi oleh ahli terlebih dulu.
“Swaperiksa adalah sebuah langkah pertama, namun tidak bisa dijadikan sebagai diagnosis, sehingga tetap harus datang ke tenaga profesional,” jelas Andrian.
Menutup sesi diskusi, Benny berpesan bahwa penting untuk saling bersolidaritas di keadaan yang sulit ini, termasuk untuk menjaga kesehatan mental masing-masing.
“Pencegahan bunuh diri ini tidak selalu tentang mencegah seseorang untuk mengambil nyawanya. Pencegahan bunuh diri itu dimulai dari menghargai kehidupan,” tutup Benny. (Arianto)
Dilantik Eddy Ganefo, Kadin Logistik Ungkap Kendala dan Potensi Nasional
Gelaran pelantikan yang dilakukan secara terbatas dengan protokol kesehatan yang ketat tersebut hanya dihadiri oleh kalangan pengurus dan beberapa tamu undangan.
Dalam sambutannya, Eddy Ganefo mengungkap bahwa potensi ekspor Indonesia sangat bagus, untuk itu perlu perhatian dari semua pihak agar dapat lebih maksimal.
"Disamping itu, dirinya juga menyoroti mahalnya biaya logistik di Indonesia sehingga menimbulkan kesulitan dan kendala bagi para pengusaha kecil serta UMKM untuk dapat mengembangkan potensi yang ada," ungkapnya.
Adapun, acara pelantikan Kadin Logistik juga diisi dengan Dialog Publik Nasional yang mengangkat tema 'Ada Apa Dengan Biaya Logistik di Indonesia Yang Mahal ?'.
Dalam kesempatan tersebut, Khairul Mahalli menyebut dialog ini dilatarbelakangi oleh biaya logistik di Indonesia yang sangat mahal, yakni mencapai 23,5 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).
"Bahwa angka ini jauh lebih tinggi dari biaya logistik di negara-negara kawasan Asean, termasuk Malaysia," ungkapnya.
Padahal, katanya, biaya logistik di Malaysia hanya mencapai 13 persen dari PDB nya.
Khairul juga menyebut, tingginya biaya logistik ini tak lepas dari masih berbelit-belitnya proses pengajuan perizinan berusaha, sehingga pelaku usaha harus merogoh biaya yang tak sedikit dan waktu yang lebih panjang untuk menyelesaikan perizinan.
"Atas kondisi tersebut, Kadin Logistik menjadi suatu harapan baru bagi industri logistik, agar kiranya trobosan dan berbagai kajian serta dialog yang dibangun dengan pemangku kebijakan kiranya dapat membuat peta jalan baru bagi industri logistik dengan biaya yang lebih terjangkau," pungkas Khairul. (Arianto)
Presiden RI Resmikan Bendungan Passeloreng yang Dibangun WIKA KSO
Presiden menjelaskan bahwa Bendungan Paselloreng merupakan bendungan dengan kapasitas daya tampung yang cukup besar hingga 138 juta meter kubik dan luas genangan sebesar 1.258 hektare. Melalui daya tampung tersebut, Bendungan Paselloreng diharapkan mampu mengairi 8.500 hektare sawah dan meningkatkan frekuensi tanam para petani sekitar.
"Kita harapkan dengan suplai air yang ada akan meningkatkan frekuensi tanam yang mungkin 1 bisa jadi 3 atau 2 sehingga meningkatkan produktivitas lahan serta akhirnya bisa kita harapkan meningkatkan kesejahteraan petani," ujarnya.
WIKA-BK (KSO) ditunjuk Kementerian PU-PR sebagai pemenang pelelangan pekerjaan Pembangunan Bendungan Passeloreng sesuai dengan Surat Penunjukan Pemenang Nomor KU.03.01-MN/364 tanggal 27 April 2015.
Lingkup utama pekerjaan pada proyek ini meliputi pekerjaan persiapan, pekerjaan bangunan pengelak sungai, pekerjaan bendungan utama dan bendungan pelana, pekerjaan bangunan pelimpah, pekerjaan bangunan pengambilan dan pengeluaran, pekerjaan hidromekanikal dan listrik, jalan layanan serta pekerjaan rumah
Bendungan ini berdiri di atas lahan seluas 169 kilometer persegi, panjang 309,57 meter, tinggi 44,50 meter, dan lebar 10 meter. Passeloreng didesain multi fungsi, mulai dari infrastruktur ketahanan air, mereduksi banjir Sungai Gilireng sebesar 489 meter per detik, menyediakan air baku 145 liter per detik bagi 6 kecamatan di Kabupaten Wajo, konservasi dan pariwisata
*Segera Menuntaskan 6 Bendungan pada 2021*
Dalam kurun waktu 2 bulan terakhir, 3 dari 6 bendungan yang dikerjakan oleh Perseroan telah diresmikan secara berturut-turut oleh Presiden RI, antara lain: Bendungan Kuningan (31 Agustus), Bendungan Bendo (7 September) dan Bendungan Passeloreng (9 September). Sementara 3 bendungan lainnya, yaitu : Bendungan Sukamahi, Bendungan Kuwil Kawangkoan Paket I, dan Bendungan Cipanas Paket I ditargetkan Perseroan dapat rampung pada akhir 2021 ini.
Direktur Utama Perseroan, Agung Budi Waskito mengatakan bahwa dengan diresmikannya Bendungan Passeloreng, maka hal itu semakin mengukuhkan WIKA sebagai perusahaan terdepan di bidang infrastruktur bendungan di tanah air.
“Terima kasih atas kepercayaan yang diberikan kepada WIKA dalam mengerjakan proyek infrastruktur bendungan. Hingga saat ini, WIKA mencatat 40 bendungan portofolionya. Jumlah itu kami yakini akan bertambah seiring dengan program pembangunan bendungan yang masih akan berlanjut," jelas Agung.
Bendungan Sukamahi merupakan bendungan kering (dry dam) pertama di Indonesia yang hanya berisi air kala musim hujan saja. Proyek bendungan yang berada di Kabupaten Bogor ini dibangun dengan luas kurang lebih 467.000 meter persegi untuk mencegah banjir di wilayah Jakarta dengan cara menampung dan mengontrol debit air hujan yang mengalir ke sungai Ciliwung. Saat ini telah mencapai progress sebesar 88,2% dan direncanakan rampung selesai pada kuartal IV-2021.
Berikutnya adalah Bendungan Kuwil Kawangkoan. dibangun sebagai pengendali banjir Kota Manado dan sekitarnya karena mampu mereduksi debit banjir dengan pengaturan pola operasi waduk. Bendungan ini juga menjadi penyedia air baku bagi Kota Manado, Kab. Minahasa Utara dan Kota Bitung sebesar 4,5meter kubik per detik. Hingga Agustus, pekerjaannya telah mencapai 88% dan ditargetkan pekerjaan yang menjadi lingkup WIKA (pembangunan terowongan pengelak dan outlet, bendungan utama dan perkerasan puncak bendungan) akan selesai pada akhir tahun 2021.
Bendungan Cipanas dibangun dengan daya tampung 250,81 juta meter kubik air untuk memenuhi kebutuhan irigasi seluas lebih kurang 9.273 Ha di wilayah Sumedang dan Indramayu sekaligus sebagai pengendali banjir di wilayah hilir Pantai Utara Indramayu juga untuk pembangkit listrik mini hidro sebesar 3MW.
Lingkup pekerjaan WIKA, antara lain Terowongan Pengelak, Bendungan Utama dan Bendungan Pengelak. Hingga akhir Agustus, progress proyek yang menjadi lingkup pekerjaan WIKA telah mencapai 77,65% dan diharapkan untuk selesai pada Desember 2021 untuk Paket 1 yang menjadi kontrak pekerjaan Perseroan.
Selain deretan proyek tersebut, WIKA juga dipercaya sebagai kontraktor pada sejumlah proyek bendungan yang dapat dikerjakan hingga beberapa tahun mendatang termasuk Bendungan Manikin NTT Paket I, Bendungan Sadawarna Jawa Barat Paket I dan Bendungan Randugunting Jawa Tengah. (Arianto)