Rudy Sutiono, Corporate Secretary PT Trans Power Marine Tbk mengatakan, Pada tahun 2019, volume produksi batu bara nasional mengalami kenaikan sekitar 16% menjadi 610 juta ton yang memberikan dampak positif terhadap kinerja TPM. Selain mengoptimalkan semua kapal miliknya, TPM juga menyewa kapal dari pihak ketiga untuk mengakomodir permintaan pelanggan yang melebihi
kapasitas kapal yang dimiliki.
"Berdasarkan hasil RUPS Tahunan pada tanggal 30 Juli 2020, TPM membagikan dividen tunai sebesar kurang lebih 51% dari laba bersih tahun 2019 yaitu sebesar Rp 61.882.550.000 (enam puluh satu milyar delapan ratus delapan puluh dua juta lima ratus lima puluh ribu rupiah) atau Rp 23,5 (dua puluh tiga koma lima rupiah) per saham," ujar Rudy saat Public Expose setelah Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan di Jakarta. Rabu (30/07)
Disisi lain, tuturnya, Dalam mempertahankan kegiatan industri Perusahaan di tengah kondisi ekonomi dan industri yang kurang kondusif, Perusahaan menerapkan serta melaksanakan strategi-strategi bisnis yang sangat baik. Dengan kedisiplinan dan kerja keras serta pemeliharaan rutin armada kapal, loyalitas terhadap pelanggan serta sumber daya manusia yang terus ditingkatkan, membawa TPM pada tingkat yang optimal.
"TPM telah membuktikan pencapaian yang luar biasa di tahun 2019 dengan peningkatan pendapatan usaha sekitar 9% menjadi USD 47,7 juta dan pertumbuhan laba sebesar kurang lebih 8% menjadi USD 8,4 juta. TPM juga membagikan dividen tunai sebesar Rp 61.882.550.000 sebagai ucapan terima kasih atas dukungan pemegang saham selama ini" kata Rudy.
"Sementara itu, Realisasi Capex TPM di tahun 2019 sebesar USD 8,6 juta adalah pembelian 2 set kapal tunda dan tongkang serta untuk perbaikan dan pemeliharaan armada, yang didukung oleh dana internal Perusahaan dan pinjaman bank. Di tahun 2020 TPM merencanakan Capex sekitar Rp. 45 milyar yang akan dipergunakan untuk perbaikan dan pemeliharaan armada kapal," pungkasnya. (Arianto)