Duta Nusantara Merdeka | Jakarta
Seluruh masyarakat Indonesia dan dunia sedang berduka dengan adanya pandemi COVID-19 yang saat ini sedang terjadi. Kejadian ini merupakan masa-masa sulit yang penuh tantangan bagi kita semua. Namun, hal ini tidak boleh membuat kita menyerah dan berdiam diri.
PT. Bank Woori Saudara Indonesia 1906, Tbk (Bank Woori Saudara) pada Rabu, (29/04) menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), kemudian dilanjutkan dengan Publik Expose di Treasury Tower Lt 27, District 8 SCBD Lot 28 JI Jend Sudirman Kav 52-53, Jakarta Selatan.
Sadhana Priatmadja, Direktur PT. Bank Woori Saudara Indonesia 1906, Tbk mengatakan, Dalam rangka mendukung program pemerintahan terkait pencegahan penyebaran COVID-19. BWS telah melakukan langkah-langkah pencegahan sesuai dengan Protokol Kesehatan yang dicanangkan pemerintah selama RUPST berlangsung antara lain pengecekan suhu peserta rapat sebelum memasuki ruangan rapat, Social Distancing pada jarak tempat duduk serta pada antrian registrasi. Pengunaan Masker selama acara berlangsung dan penggunaan Hand Sanitaizer. Ini semua dilakukan untuk senantiasa menjaga keamanan dan kenyamanan peserta RUPST.
Selain itu, kata Sadhana, BWS juga telah ikut berkomitmen dalam mendukung kebijakan pemerintah dan OJK terkait keringanan kredit atau restrukturisasi kredit yang telah diatur melalui POJK 11/POJK.03/2020 untuk melaksanakan relaksasi kredit kepada nasabah yang terdampak wabah COVID-19.
"Berbagai tantangan di sepanjang tahun 2019 berhasil dilalui BWS dengan usaha yang tepat sasaran. Tahun 2019 ditandai dengan pembukaan kantor baru BWS di Treasury Tower District 8 SCBD Jakarta. Ini merupakan momentum yang baik bagi BWS," kata Sadhana saat RUPST di Jakarta. Rabu (29/04)
Menurut Sadhana, "Usaha menjaga penerapan sistem teknologi informasi di lingkungan Perusahaan sudah dilakukan dengan sangat baik. Pencapaian Laba bersih BWS pada 2019 adalah sebesar Rp 499,79 Miliar lebih rendah jika dibandingkan dengan pencapaian tahun 2018 sebesar Rp 537,97 Miliar."
Hal ini, lanjutnya, Dikarenakan pencapaian industri perbankan nasional di tahun 2019 mengalami
perlambatan akibat perlambatan ekonomi global yang berdampak pada perekonomian Indonesia yang menyebabkan pengetatan pada pasar dana pihak ketiga (DPK) sehingga mendorong suku bunga DPK naik.
perlambatan akibat perlambatan ekonomi global yang berdampak pada perekonomian Indonesia yang menyebabkan pengetatan pada pasar dana pihak ketiga (DPK) sehingga mendorong suku bunga DPK naik.
Dari sisi kinerja, Sadhana menambahkan, Total Aset BWS yang tecatat pada tahun 2019 sebesar Rp 36,93 Triliun meningkat sebesar 24.65% jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp 29,63 triliun. Jumlah ekuitas BWS pada 2019 adalah sebesar Rp 6,93 triliun meningkat sebesar 5.88% jika dibandingkan dengan tahun 2018 yaitu sebesar Rp 6,55 triliun. Pada tahun buku 2019, BWS membagikan dividen sebesar Rp 13 per lembar saham.
"BWS terus berupaya dalam melakukan penguatan portofolio bisnis melalui diversifikasi produk dengan memadukan produk perbankan korporasi dan perbankan ritel. "Selain itu, BWS berupaya untuk melakukan pengembangan produk yang terkait dengan personal loan, pinjaman korporasi (corporate loan) dan UMKM, trade finance, serta produk pendanaan funding product) dan berkomitmen untuk memperluas jaringan usaha dan daya saing di lingkungan perbankan Indonesia," pungkasnya. (Arianto)