Duta Nusantara Merdeka | Jakarta
Ikatan Penerbit Indonesia (lkapi) siap menggelar Pameran Buku Internasional Indonesia (Indonesia International Book Fair/IIBF) 2019. Kepala Badan Ekonomi Kreatif Indonesia(Bekraf) Triawan Munaf dijadwalkan membuka pesta perbukuan tersebut pada 4 September 2019 di Balai Sidang Jakarta (JCC) - Hall A.
Triawan mengimbau para pencinta dan pembaca buku untuk hadir pada acara tersebut. Mereka dapat menyaksikan pameran, diskusi, talkshow, dan kegiatan-kegiatan menarik lainnya. "Buka jendela Anda ke dunia dengan membaca buku," katanya.
Dua puluh negara akan hadir sebagai peserta pameran tersebut dan membuka stan. Selain itu, akan datang pula 38 peserta internasional dari 14 negara pada acara Indonesia Partnership Program (IPP) untuk bertemu dan bertransaksi hak cipta terjemahan (copyright) dengan para penerbit Indonesia.
IIBF tahun ini merupakan acara ke-39 kali sejak lkapi pertama menggelarnya pada 1980. Semula menyandang nama Indonesia Book Fair (IBF), sejak 2014 acara ini bertransformasi menjadi Indonesia International Book Fair (IIBF). Di dalamnya, tercakup kegiatan perbukuan berupa promosi, transaksi, diskusi, dan interaksi kalangan penerbit, penulis, pustakawan, aktivis literasi, seni, budaya, pendidikan, dan pelaku industry kreatif lainnya.
Bersamaan dengan IIBF 2019, Ikapi juga menyelenggarakan Indonesia Partnership Program (IPP) dan Simposium Internasional tentang Pendidikan. Kegiatan IPP diselenggarakan dengan dukungan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) yang bertujuan untuk menjadikan Indonesia sebagai sumber dan pusat pemasaran hak cipta terjemahan (copyright) di dunia internasional.
Para professional penerbitan, melalui IPP, diarahkan untuk hadir di Indonesia dan membeli copyright buku-buku Indonesia. Sebanyak 150 aplikasi dari 25 negara masuk kemeja panitia dan bersaing dalam proses seleksi untuk mendapatkan grant berupa tiket pesawat, akomodasi selama di Indonesia, dan kepesertaan di lIBF.
Atas dukungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Ikapi juga menghadirkan tokoh-tokoh pendidikan dan praktisi buku pendidikan dunia melalui International Symposium on Education Mendikbud Prof. Dr. Muhadjir Effendy, MAP akan membuka acara tersebut pada 3 September 2019 sekaligus menyampaikan paparan kunci. Pembicara lain, diantaranya, datang dari Asosiasi Penerbit Internasional (IPA) dan Oxford University Press. Dari dalam negeri, akan tampil akademisi Prof. Dr. Rhenald Kasali dan mantan deputi World Intellectual Property Organization (WIPO) Candra Darusman.
Bagi partisipan domestik, IIBF adalah pintu menuju pasar global. Bagi partisipan asing, IIBF adalah gerbang memasuki pasar raksasa Asia Tenggara. Ikapi berharap pameran ini menjadi ajang yang
luas bagi industry kreatif, bukan sekadar "book fair" melainkan "a book affair".
Ketua Umum IKAPI, Rosidayati Rozalina mengatakan saatnya Indonesia menyelenggarakan pameran buku dunia. "Jangan hanya jadi tamu yang mempesona di negara lain, tapi juga memiliki acara sendiri," kata dia.
Indonesia berkali-kali menjadi pusat perhatian di pameran buku internasional, antara lain menjadi guest of honor di Frankfurt Book Fair 2015, country of focus pada Asian Festival of Children's Content 2017 di Singapura, guest of honor di Kuala Lumpur International Book Fair 2018, dan terakhir menjadi market focus di London Book Fair 2019.
Sebagai penyelenggara, kata Rosidayati, lkapi berkomitmen untuk terus mengembangkan llBF, melakukan berbagai inovasi agar kehadirannya dapat mengikuti perkembangan zaman. "lIBF kini tidak lagi hanya menjadi ajang jual-beli buku dan hak cipta buku dari industry penerbitan, melainkan juga menjadi ajang promosi dan penjualan intellectual property (IP) produk non buku dari industry kreatif lainnya," ujarnya.
Tahun lalu, pada lIBF 2018, jumlah buku lIndonesia yang terjual untuk diterjemahkan ke dalam bahasa asing sebanyak 26 judul. Selain itu, terdapat 105 judul lainnya yang diminati dan proses transaksi berjalan setelah acara lIBF berlangsung.
Negara pembeli dan peminat right buku-buku Indonesia pada saat itu adalah Singapura, Malaysia, Inggris, Turki, Srilangka, Jepang, Maroko, China, Taiwan, Belanda, dan Korea Selatan. Sementara, peminat yang datang tahun ini berasal dari Albania, Australia, Mesir, AS, lran, Turki, Jamaika, China, Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, Pakistan, Korea Selatan, dan Jerman.
Ikapi juga tetap berupaya agar manfaat tradisional pameran buku sebagai ajang promosi literasi dan penjualan buku tetap dapat dinikmati oleh pengunjung, termasuk dengan menyediakan buku murah sesuai amanat UU no. 3 Tahun 2017 tentang Sistem Perbukuan. "Untuk mewujudkan amanat tersebut dan mengakomodasi keinginan anggota lkapi, sejak tahun lalu di lIBF dibuat area khusus untuk penjualan buku dengan diskon tinggi yang dinamakan Zona Kalap," kata Rosidayati.
Ketua Panitia lIBF 2019 Djadja Subagdja mengatakan kehadiran peserta manca negara adalah wujud dari pemikiran bahwa sekarang adalah saat yang tepat untuk menjadi tuan rumah yang menarik untuk dikunjungi. "Pemikiran ini muncul setelah kita menjadi tamu yang memesona dalam beberapa pameran buku internasional di Frankfurt, London, Singapura, dan Kuala Lumpur," katanya.
Di sisi lain, panitia juga menjalankan amanat Renstra lkapi untuk menghadirkan perhelatan yang menjadi sarana promosi dan komunikasi para penerbit dalam negeri. Ikapi juga tidak boleh lelah
melaksanakan kegiatan-kegiatan yang mengedukasi masyarakat untuk mencintai buku.
"IIBF 2019 tetap menjadi pameran yang mengakomodasi kepentingan bisnis B2B dan B2C para penerbit," ujar Djadja. Istilah B2B merujuk pada kegiatan business to business atau transaksi sesama penerbit, sedangkan B2C mengarah kepada business to costumer atau antara penerbit dan pembaca.
Menurut Djadja, kedua kepentingan tersebut sama-sama memiliki nilai luhur bagi perkembangan penerbitan buku. Ikapi sadar bahwa mosyarakat berharap BF tetap menjadi tempat berinteraksi dengan dunia perbukuan, baik sekador belanja buku maupun ingin lebih mengenal para penulis yang selalu dihadirkan di IIBF.
Dalam pameran tersebut, akan berlangsung pula pengumuman dan penganugerahan lkapi Awards. Penghargaan perbukuan ini diberikan untuk tiga kategori, yaitu buku terbaik (book of the year, penulis terbaik (writer of the year), dan tokoh terpilih yang berperan dalam promosi literasi (literacy promoter). Selain itu akan ada talkshow, meet and greet dengan penulis ternama, lomba tari daerah, wisata literasi, kompetisi robotik, dan pelatihan menulis.
Panitia juga menyediakan Zona Kalap, yaitu tempat penjualan buku-buku dengan diskon besar-besaran 40 hingga 90 persen dari berbagai penerbit. Panitia menyediakan area seluas 600 meter persegi untuk Zona Kalap, lebih luas dari tahun lalu yang hanya 450 meter persegi. Akan tersedia 500 ribu eksemplar buku yang terdiri dari 5.000 judul terbitan 250 imprint (merek) penerbit. Pada zona ini terdapat pula produk non buku berupa mainan edukatif dan merchandise perbukuan.
Peserta dalam negeri yang sudah terdaftar adalah penerbit Gramedia, Mizan, Republika, Erlangga, Zikrul Hakim, Bumi Aksara, Niaga Swadaya, Obor, Tiga Serangkai, Gulali, Lentera Hati, Gramata, Rajagrafindo, Sabana, SPKN, BalaiPustaka, Pesona Edu, Al Kautsar, Maghfirah Pustaka, Andi Offset, Kompas, KBN, Katapel, UGM Press, Ul Press, UT, Ikapi Daerah, dan Perpustakaan Nasional. Selain itu turut hadir stan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), Pemprov DKI, Kalsel, Kalbar, Badan Pengembang Bahasa dan Perbukuan, Kementan, dan Kemenkes.
Peserta luar negeri yang membuka stan antara lain dari Mesir, China, Malaysia, Korea, Jerman, dan Inggris. Sedangkan penerbit buku, di antaranya Harper Collines Publishers, Macmillan, Campbell,Penguin Random House, Priddy Books, Pan Macmillan, Simon & Schuster, dan Scholastic.
Selama pameran, terdapat 30 mata acara di Panggung Utama dan 20 mata acara di Panggung Lobi. Selain itu terdapat kompetisi robotic, story telling, dan lomba mewarnai. Panitia juga menjadikan IIBF sebagai destinasi wisata literasi dan sejumlah sekolah telah menyerahkan formulir kehadiran.
Panitia juga mengadakan workshop penulisan buku anak dan aneka talk show. Terjadwal hadir, para penulis seperti Ahmad Fuadi, Asma Nadia, Marcella FP, FazaMeonk/Si Juki, dan lain-lain. (Arianto)