Duta Nusantara Merdeka | Jakarta
Untuk mendorong partisipasi anak muda dalam pemilihan umum kali ini, film “Bumi Itu Bulat” dapat ditonton gratis buat siapapun yang menunjukan tanda tinta pemilu pada tanggal 17 April. Pertama kali tayang pada 11 April 2019, film produksi Inspiration Pictures yang berasosiasi dengan Ideosource Entertainment, Astro Shaw dan GP Ansor ini merupakan film yang positif dan inspiratif untuk ditonton anak muda. Selain diputar di Indonesia, film “Bumi Itu Bulat” juga akan tayang di Malaysia pada tanggal 18 April 2019.
Program Coblos Pemilu Nonton Film “Bumi Itu Bulat” gratis diadakan di beberapa tempat. Untuk wilayah JABODETABEK, film “Bumi Itu Bulat” diputar di CGV Grand Indonesia (Jakarta), CGV JGC AEON (Jakarta), CGV Depok Mall (Depok), CGV Eco Plaza Cikupa (Tangerang), CGV Bekasi Cyber Park (Bekasi), CGV Bekasi Trade Center (Bekasi). Khusus untuk FLIX Grand Galaxy Park (Bekasi) akan diadakan pemutaran film dan meet & greet bersama cast dan inisiator yaitu Rayn Wijaya, Tissa Biani, Qausar Harta, Aldy Rialdi, dan Arie Kriting.
Sedangkan untuk Jawa Tengah, tempat pemutarannya adalah CGV Rita Supermall (Purwokerto), CGV Sahid Jwalk (Yogyakarta), CGV Transmart (Solo). Wilayah Jawa Barat meliputi CGV Sadang Terminal Square (Purwakarta), CGV Miko Mall (Bandung), CGV Grage City Mall (Cirebon), CGV Festive Walk (Karawang). Sedangkan Jawa Timur, film “Bumi Itu Bulat” dapat ditonton di CGV Plaza Lawu (Madiun), CGV BG Junction (Surabaya), CGV Sunrise Mall (Mojokerto), CGV Blitar Square (Blitar), CGV Icon Mall (Gresik), CGV Wijaya Kusuma (Probolinggo), CGV Roxy Square (Jember), CGV Marvell City (Surabaya). Begitu juga CGV Daya Grand Square (Makassar) dan CGV Plaza Balikpapan (Balikpapan). Semuanya diputar jam 16.00 secara serentak.
Untuk menonton gratis, cukup menunjukkan bukti coblos dengan jari berlumur tinta biru dan langsung mendapatkan tiket bioskop. Karena hanya ada satu studio di setiap bioskopnya, tiket gratis terbatas untuk yang lebih dulu mengambil tiket.
Rahabi memiliki grup musik acapella yang disebut Rujak Acapella. Terdiri dari teman-teman dengan latar belakang yang berbeda. Hitu, yang bercita-cita menjadi Banser karena mereka pernah membantu keluarganya saat kerusuhan di Ambon. Markus, seorang keturunan Tionghoa Kristen, Sayid, Seorang Muslim Muhammadiyah yang ingin menjadi novelis dan Tiara, seorang gadis yang menyukai Rahabi.
Ayah Rahabi, Syamsul, berada di Organisasi Milisi Islam yang dikenal sebagai Banser. Dia menghabiskan banyak waktu di organisasi bahwa dia hampir tidak punya waktu untuk keluarganya. Rahabi yang mengambil alih tanggung jawab untuk membiayai studi adik perempuannya. Dipenuhi dengan tekad dan ambisi yang kuat, Rahabi ingin merilis album yang sukses.
Jalan itu sudah terbuka ketika Aldi, produser musik menawarkan rekaman dengan syarat Aisha harus ada di Rujak Acapella. Aisha sendiri adalah mantan penyanyi remaja yang terkenal dan sekarang sudah berhenti bernyanyi karena hijrah.
Demi mengajak Aisha bergabung, Rahabi bersedia melakukan apa saja yang diperintahkan Aisha. Tugas dari Aisha adalah Rahabi harus mewawancarai Melinda, dosen yang baru dipecat karena dituduh menyebarkan paham kebencian.
Awalnya Rahabi merasa tidak ada yang berbahaya dengan tugas Aisha. Sampai kemudian keluarga dan keempat sahabat mencurigai Rahabi bergabung dalam organisasi radikal. Kini Rahabi harus bisa mengambil sikap tegas meski itu artinya dia harus mempertaruhkan impiannya.
Film dibintangi oleh para anak muda seperti Rayn Wijaya, Rania Putrisari, Qausar Harta, Kenny Austin, Aldy Rialdi, Febby Rastanty. Dengan dukungan oleh Mathias Muchus, Ria Irawan, juga kedua inisiator yaitu Arie Kriting, Christine Hakim. Film disutradarai sutradara debutan Ron Widodo. Cerita oleh Robert Ronny.
Film diinisiasi oleh Gus Yaqut (Ketua Umum PP GP Ansor), Robert Ronny (pembuat film), Christine Hakim (aktris), Arie Kriting (komika/aktor), Jenahara Nasution (desainer fashion/influencer). Kelima warga Indonesia dengan latar belakang berbeda tersebut mendukung pembuatan film ini setelah melihat meningkatnya angka anak muda yang intoleran. Film ini adalah sebuah inisiatif untuk mempromosikan toleransi di kalangan anak muda.(Arianto)