Duta Nusantara Merdeka | Jakarta
Ada tiga “Jokowi” hadir di Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, 13 April 2019 sore ini. Satu adalah Jokowi yang sesungguhnya. Yang dua adalah kembarannya dalam bentuk hologram.
Di antara ratusan ribu massa yang membanjiri kawasan Stadion Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, ketiganya menyengat semangat warga yang datang menyemut pada ‘Konser Putih Bersatu’. Konser itu sekaligus menjadi puncak dan penutup kampanye akbar pasangan calon presiden dan wapres #01.
Jelang pukul lima sore, saat orang-orang mulai keluar dari salah satu penjuru stadion kebanggaan Indonesia ini, langkah mereka mendadak terhenti di depan salah salah satu booth pengisi pesta besar para pendukung Joko Widodo – KH Ma’ruf Amin.
Di salah satu akses menuju pintu keluar GBK itu, dua hologram Jokowi saling berhadapan. Suaranya kencang membahana, tak kalah seperti pidato capres Jokowi yang begitu bersemangat membakar massa sejam sebelumnya. Hologram Jokowi memaparkan pencapaian pemerintahan periode pertama, rencana program periode berikutnya, serta ajakan memilih paslon berbagi putih pada Rabu, 17 April mendatang.
“Sebentar lagi kita dihadapkan pada satu pilihan. Satu tekad. Satu semangat, untuk Indonesia Maju. Kita menatap Indonesia dengan optimistis untuk mewujudkan Indonesia Maju. Coblos nomor 01, Nol Satu. Saya ingin mengajak Bapak Ibu untuk menjadi bagian dari perjuangan kita semua. Saya dan Kiai Haji Ma’ruf Amin membutuhkan dukungan Bapak Ibu sekalian. Bapak Ibu bersedia berjuang? Bapak Ibu setuju? Coblos nomor berapa?”
Para peserta ‘Konser Putih Bersatu’ pun berteriak menjawab, “Bersedia…. Setuju…. Nol Satu…”
Endang Insani, seorang ibu dari Ciparigi, Bogor Utara, mengaku senang bisa melihat terobosan kampanye memakai model hologram.
“Bagus banget ya. Komunikatif sekali. Rasanya jadi dekat dengan Pak Jokowi dan tahu program-programnya secara langsung. Makin yakin deh pilih 01,” ujar Endang yang hadir ke GBK bersama suaminya menggunakan KRL dari Bogor.
Kekaguman serupa datang dari Rokta Tarigan, pria asal Berastagi, Karo, Sumatera Utara. “Bagi saya, jologram ini sangat bermanfaat. Kita bisa dengar langsung apa rencana kerja Pak Jokowi ke depan. Rasanya seperti benar-benar beliau ada di hadapan kita,” jelasnya.
Pun demikian kata Raskita Ulina, mahasiswi asal Ciracas, Jakarta Timur. “Keren sekali. Selain bisa mendengar dan melihat sosok Pak Jokowi dari dekat, bisa juga buat foto-foto selfie dan diunggah ke media sosial,” imbuh Ulina.
Triawan Munaf pun juga menyempatkan mampir dan merekam hologram Jokowi melalui ponselnya. “Ini luar biasa. Dengan teknologi ini, kampanye bisa dilakukan di mana-mana tanpa harus tergantung dengan seorang Jokowi,” ujarnya.
Selain menayangkan hologram pidato Jokowi dan doa oleh KH Ma’ruf Amin, lokasi hologram di GBK juga dipakai untuk meriung bersama, serta sebagai sarana komando joget para pendukung Jokowi. Layar lebar di sisi kiri dan kanan hologram tak hanya berguna menampilkan ilustrasi pencapaian pembangunan pemerintahan Jokowi, tapi juga untuk memutar lagu-lagu penyemangat seperti ‘Meraih Kemenangan’-nya Via Vallen dan ‘Goyang Jempol Jokowi Gaspol’ karya Marzuki Mohammad Kill The DJ.
Menjangkau Titik-titik Terpencil
Kehadiran hologram Jokowi disiapkan secara khusus untuk memompa semangat dan menghadirkan antusiasme dari para pendukung Jokowi. Selain di kantong-kantong paslon 01, hologram Jokowi juga kerap hadir di ‘kandang lawan’ ataupun merangsek ke desa-desa terpencil yang tak masuk hitungan sebagai spot kampanye tim pemenangan kedua kubu.
Selama tiga pekan terakhir, hologram Jokowi-Amin sudah tampil di 87 lokasi, baik di lapangan sepakbola, balai pertemuan, pusat perbelanjaan, alun-alun kabupaten, gedung tempat pernikahan, terminal angkutan kota, pool bus antar kota, bunderan perumahan, monumen perjuangan, maupun tempat-tempat terbuka lain di desa dan kampung, di pelosok hingga ke gunung-gunung.
Hologram Jokowi-Amin telah menyapa masyarakat dari Lebak, Serang, hingga Sukabumi, Cianjur, Garut, Tasikmalaya, Jakarta, Bekasi, Bogor, Karawang, Depok, Pangandaran, Brebes, Slawi, Kebumen, Klaten, Solo, Bantul, Purworejo, Ciamis, hingga Kuningan.
Secara khusus, Jokowi mengapresiasi karya anak bangsa berteknologi tingkat tinggi ini, baik dari sisi kualitas maupun sebagai alat pergerakan penyampaian pesan.
“Jadi ini hologram buatan kita sendiri yang disiapkan oleh anak-anak muda kita. Yang paling penting pesan kita ke masyarakat sampai, pesan kita ke rakyat sampai, program kita ke rakyat sampai. Saya lihat tadi bagus sekali,” ucap Jokowi.
Jika Jokowi pada umumnya hadir di tempat-tempat terbuka yang menampung puluhan ribu massa, atau gedung-gedung pertemuan yang juga mampu menampung ribuan manusia, hologram Jokowi justru bergerak dari desa ke desa, dari lapangan ke lapangan, di tempat-tempat yang sangat sulit dijangkau.
Direktur Program TKN Aria Bima menjelaskan, ada empat keunggulan yang dimiliki oleh kampanye berbasis hologram yang tidak ada dalam kampanye model konvensional.
“Pertama adalah kebaruan. Pada Pemilu 2019 untuk pertama kali ada kontestan yang menggunakan dan memanfaatkan teknologi ini untuk menyosialisasikan gagasan dan program-programnya. Kedua, kampanye hologram ini dapat bergerak lincah, cepat, dan fleksibel,” ujarnya.
Kampanye hologram ini, lanjut Aria Bima, dapat dihadirkan di medan-medan yang sulit ditembus dan mustahil dilaksanakan dengan menggunakan kampanye konvensional.
Keunggulan ketiga, ujar Aria Bima, adalah kemampuan hologram untuk dapat menghadirkan paslon tanpa harus datang mengingat jadwal yang sangat padat.
Yang terakhir, kampanye hologram mampu menghadirkan kegembiraan bagi warga yang menonton, karena konten hologram dikemas sebagai sebuah pertunjukan atau berkonsep entertainment. Tutup Aria Bima.(Arianto)