Duta Nusantara Merdeka | Jakarta
Dalam rangka Peringatan Hari Pahlawan pada 10 November merupakan momentum yang sangat baik bagi segenap pemuda Indonesia, Perhimpunan Mahasiswa Katholik Republik Indonesia (PMKRI) menggelar sarasehan dan deklarasi dengan tema : “Pemuda Indonesia Membangun Bangsa”, hari sabtu, 10 Nopember 2018 pukul 14.00 - 17.00 wib bertempat di Ballroom Hotel Cemara Jakarta Pusat. dengan Keynote Speaker, AKBP. Ratno Kuncoro. SIK selaku Kasubdit Keamanan Khsusus Baintelkam Polri dan para Narasumber, Juventus Prima Yoris Kago selaku Ketua Presidium PPPMKRI, Robaytullah Kusuma Jaya selaku Ketua Umum, DPP GMNI Najih Presetyo selaku Ketua Umum DPP IMM, dimoderatori oleh Alfred Rodriques Januar Nabal selaku Ketua LKPP PP PMKR.
Pemuda Indonesia selalu memainkan peranan penting dalam sejarah perjalanan negara-bangsa Indonesia. Mereka menjadi aktor penting yang menentukan arah perjalanan negara-bangsa Indonesia dalam beberapa peristiwa sejarah. Dimulai dengan peristiwa Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928 sebagai sejarah yang paling monumental dan menjadi penanda awal hadirnya kekuatan pemuda. Peristiwa Sumpah Pemuda menandakan dimulainya persatuan bangsa Indonesia, berkumpul bersama, kemudian berikrar untuk kesatuan tanah air, bangsa, dan bahasa Indonesia. Adanya ikrar persatuan ini dilatar-belakangi oleh persamaan nasib dan sepenanggungan sebagai orang-orang terjajah.
Pentingnya peran pemuda dalam arah perjalanan bangsa Indonesia terbukti dalam peristiwa monumental lainnya, yang hingga hari ini dikenal sebagai peristiwa Rengas dengklok pada 16 Agustus 1945. Para pemuda yang dipimpin oleh Soekarni, Wikana, dan Chairul melakukan penculikan terhadap Soekarno-Hatta ke Rengasdengklok untuk mendesak kedua tokoh nasional tersebut mempercepat proklamasi Indonesia. Alhasil, Indonesia memproklamasikan dirinya sebagai negara-bangsa pada 17 Agustus 1945. Hadirnya pemuda dalam sejarah negara-bangsa terus berlanjut melalui gerakan mahasiswa tahun 1966. Peristiwa pada tahun 1966 menandakan bangkitnya gerakan mahasiswa secara nasional sebagai respon atas ketidakstabilan pemerintahaan pada saat itu.
Gerakan mahasiswa yang tergabung dalam Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (Disingkat KAMI) memunculkan Tri Tura (Tiga Tuntutan Rakyat) terkait pembubaran PKI, perombakan kabinet, dan penurunan harga sembako. Gerakan masif di kalangan mahasiswa ini berhasil mengakhiri kekuasaan orde lama.
Memasuki era milenium kedua, peran pemuda paling signifikan terwujud dalam gerakan reformasi 1998. Gerakan mahasiswa pada tahun tersebut dengan tegas menolak segala bentuk korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) yang menggerogoti nadi kehidupan negara-bangsa Indonesia. Selain itu, gerakan pada tahun 1998 berhasil meruntuhkan otoritarianisme orde baru dan mengantarkan negara-bangsa Indonesia menuju alam demokratisasi.
Pemuda menjadi eksponen penting yang mengubah arah perjalanan negara-bangsa Indonesia. Pada masa sekarang, Indonesia menghadapi persoalan yang menggerogoti eksistensi kebangsaan Indonesia. Tantangan kebangsaan Indonesia dewasa ini bersifat multidimensi. Jika pada masa-masa awal kemerdekaan, eksistensi bangsa Indonesia diuji melalui agresi fisik, menyerang kekuasaan secara langsung, dan terlihat sangat kasat mata; pada masa sekarang tantangan dan ancaman atas eksistensi kebangsaan Indonesia dilakukan melalui cara-cara yang tidak kasat mata dan masuk ke setiap lini, bahkan lini-lini terkecil dari sebuah bangsa.
Menguatnya infiltrasi ideologi-ideologi asing melalui gerakan radikalisme dan ekstremisme, dan globalisme yang kian mengaburkan batas-batas sebuah bangsa dan negara merupakan beberapa fakta yang menghantam dinamika kebangsaan Indonesia. Wujud paling mutakhir wacana globalisasi adalah munculnya revolusi industri 4.0. Digitalisasi menandai lahirnya era revolusi industri 4.0. Munculnya superkomputer, robot pintar, kendaraan tanpa pengemudi, dan sebagainya bisa menggantikan manusia dalam melaksanakan pekerjaan sehari-hari. Teknologi digital telah menciptakan inovasi-inovasi di bidang lapangan pekerjaan, namun pada saat bersamaan mampu menghancurkan pasar-pasar yang telah ada sebelumnya.
Disruptif teknologi ini terjadi begitu cepat, bisa menciptakan dan menghancurkan sesuatu secara sekilas. Selain itu, dinamika politik hari-hari ini banyak melahirkan kebisingan-kebisingan daripada wacana-wacana konstruktif di ruang publik. Satu wujud kebisingan yang paling nyata saat ini adalah aksi hoax.
Fenomena hoax telah menjadi konsumsi publik yang tidak hanya merusak nalar pribadi orang, tetapi merusak solidaritas dan persatuan di masyarakat. Kebangsaan Indonesia dengan cirinya yang pluralistik pun menjadi momok yang menakutkan karena polarisasi yang dihasilkan aksi hoax ini. Pemuda merupakan satu kekuatan penting yang menopang keberlanjutan perjalanan negara-bangsa Indonesia. Beragam persoalan yang menggerogoti
kehidupan negara-bangsa Indonesia hari-hari ini tetap membutuhkan peran serta pemuda Indonesia dalam menyikapinya. Pemuda sebagai satu kekuatan penting dalam dinamika kebangsaan akan terwujud apabila konsolidasi di tingkatan pemuda dilaksanakan dengan baik.
Peringatan Hari Pahlawan pada 10 November merupakan momentum yang sangat baik bagi segenap pemuda Indonesia untuk mengkonsolidasikan kekuatannya bagi pembangunan bangsa dan membendung segala bentuk ideologi dan gerakan yang kontraproduktif dengan wacana kebangsaan Indonesia. Melalui kegiatan seminar dan deklarasi Pemuda Indonesia Membangun Bangsa, Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia sebagai bagian dari Pemuda Indonesia merasa bertanggungjawab untuk mengajak segenap
elemen pemuda Indonesia untuk
1. Bersatu padu menjaga ideologi Pancasila dari infiltrasi ideologi-ideologi yang merusak nilai-nilai kebangsaan Indonesia
2. Memerangi segala bentuk aktivitas hoax yang menggerogoti nilai persatuan bangsa Indonesia
3. Menyambut kehadiran revolusi industri 4.0 sebagai kesempatan pemuda Indonesia untuk berinovasi dan berdaya cipta demi pembangunan bangsa Indonesia. **(Red-59)
Konributor DNM : Arianto