Menko Perekonomian RI, Airlangga Hartarto, mengungkapkan bahwa perusahaan asal Purwakarta, Indorama, akan berinvestasi sebesar 2 miliar dolar AS atau sekitar Rp33,7 triliun di Amerika Serikat (AS). Investasi ini menjadi bagian dari strategi Indonesia dalam memperkuat posisi negosiasi terhadap tarif balasan AS yang sebelumnya memberlakukan tarif 32 persen terhadap produk Indonesia.
"Pembangunan pabrik amonia biru di Louisiana, AS. Proyek ini telah memasuki tahap front end engineering design (FEED) sebagai persiapan awal pembangunan," kata Airlangga saat konferensi pers di Istana Presiden, Jakarta, Senin (28/04/2025).
Bukan hanya itu, Kami sampaikan juga dari Indorama akan investasi 2 miliar dolar di Louisiana untuk proyek blue ammonia, ekspansi ini menjadi bukti nyata peran aktif Indonesia dalam meningkatkan nilai tambah ekonomi global.
Indorama, yang bermula dari Purwakarta, telah tumbuh menjadi perusahaan multi produk berskala internasional. Di AS, Indorama sudah memiliki pabrik polypet, bahan baku botol minuman ringan, yang menjadi salah satu penopang industri makanan dan minuman global.
Menurut Airlangga, tambahan investasi ini penting untuk memperkuat argumen Indonesia dalam negosiasi kebijakan perdagangan dengan AS. Selain memperluas pasar global, langkah ini juga membuka peluang kolaborasi teknologi dan memperkuat hubungan bilateral Indonesia-AS.
Investasi Indorama ini diharapkan mempercepat pengembangan energi bersih melalui amonia biru, yang memainkan peran penting dalam transisi energi dunia. Indonesia, melalui dukungan perusahaan nasional, menunjukkan komitmen kuat untuk berkontribusi dalam industri energi ramah lingkungan.
Pemerintah optimistis proyek ini akan meningkatkan daya tawar Indonesia di mata dunia, sekaligus membuka jalan bagi lebih banyak investasi strategis di sektor industri berbasis teknologi ramah lingkungan.
Dengan langkah ini, Indorama membuktikan komitmennya tidak hanya di dalam negeri, tetapi juga sebagai pemain utama di kancah global, membawa nama Indonesia semakin diperhitungkan dalam peta industri dunia.
Penulis: Lakalim Adalin
Editor: Arianto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar