Sebuah momentum bersejarah dalam dunia seni dan budaya terwujud melalui Pameran Lukisan Dua Negeri Indonesia–Jepang yang akan digelar di Museum Kebangkitan Nasional, Jakarta, mulai 26 hingga 30 April 2025. Pameran ini menjadi ruang bertemunya karya-karya seniman dari dua bangsa besar, Indonesia dan Jepang, dalam satu harmoni warna dan makna.
Lebih dari 50 lukisan dipamerkan, hasil kreasi 31 pelukis yang berasal dari berbagai usia, mulai dari anak-anak berumur 8 tahun hingga seniman berusia lebih dari 70 tahun. Ragam teknik seperti akrilik, cat minyak, cat air, hingga mix media dipertunjukkan, menunjukkan keberagaman pendekatan artistik dalam mengungkapkan ekspresi budaya masing-masing.
Dalam sambutannya, Dr. Restu Gunawan, Dirjen Perlindungan Kebudayaan dan Tradisi Kementerian Kebudayaan RI, menegaskan bahwa kebudayaan adalah bagian tak terpisahkan dari keseharian manusia.
"Dari bangun tidur hingga tidur lagi, semuanya adalah aktivitas kebudayaan. Apa yang kita lakukan sehari-hari, mulai dari menyiapkan sarapan untuk keluarga hingga mendongengkan anak sebelum tidur, merupakan wujud nyata keberlangsungan budaya," ujarnya di Jakarta, Sabtu (26/04/2025)
Ia mengapresiasi tingginya antusiasme masyarakat dalam mengikuti rangkaian kegiatan budaya ini, termasuk talkshow dan seminar yang digelar sebelumnya, sebagai bagian dari gerakan membangkitkan kesadaran budaya nasional.
Semangat kolaboratif ini juga diapresiasi oleh H.E. Masaki Yasushi, Duta Besar Jepang untuk Indonesia, yang hadir langsung dalam acara pembukaan.
"Kegiatan ini memperkuat persahabatan dan saling pengertian antara rakyat Jepang dan Indonesia. Seni adalah bahasa universal yang menyatukan kita semua," ujarnya.
Sementara itu, Marissa, Ketua Panitia Pameran, mengungkapkan bahwa ide pameran ini bermula dari keinginan mempertemukan pelukis dari Lions Clubs Indonesia dengan komunitas seni Jepang. Dari pengalaman pertukaran budaya sebelumnya, muncul gagasan memperluas ruang kolaborasi melalui pameran lukisan.
"Kami ingin menghadirkan pameran yang bukan hanya memamerkan karya seni, tetapi juga mempererat hubungan budaya Indonesia dan Jepang melalui dialog visual," jelas Marissa.
Melalui kerja keras selama beberapa bulan, akhirnya lebih dari 50 karya lukisan berhasil dikurasi dan dipamerkan. Proses ini juga melibatkan pelukis dari berbagai latar belakang, dari pelajar hingga profesional, yang bersemangat menyampaikan kisah dan nilai budaya lewat kanvas.
Pameran ini diharapkan menjadi tradisi tahunan yang memperkuat pertukaran budaya Indonesia–Jepang. Marissa menyampaikan bahwa ke depan pihaknya bercita-cita memperluas kolaborasi, tidak hanya dalam seni rupa, tetapi juga dalam bidang musik, tari, dan literasi budaya.
"Kami percaya seni bisa menjadi jembatan emas menuju dunia yang lebih damai dan harmonis," pungkas Marissa.
Pameran Lukisan Dua Negeri terbuka untuk umum setiap hari pukul 09.00 hingga 16.00 WIB. Masyarakat luas diajak hadir untuk menikmati karya-karya penuh makna, merayakan keragaman, dan memperkuat rasa saling pengertian antarbangsa melalui seni dan budaya.
Selain pameran lukisan, pengunjung juga disuguhi berbagai pertunjukan budaya yang memperkaya pengalaman, antara lain: Tari Saman dari Aceh, Pertunjukan Taiko (bedug Jepang), Karawitan Tradisional, Kaligrafi Jepang, Lomba Melukis Anak-anak, Cosplay bertema budaya Indonesia–Jepang, Workshop Furoshiki (seni membungkus ala Jepang) dan Dance Performance.
Reporter: Lakalim Adalin
Editor: Arianto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar