Emiten transportasi dan logistik, PT Meratus Jasa Prima Tbk (KARW) menghadapi perhatian besar dari publik setelah Bursa Efek Indonesia (BEI) mengeluarkan beberapa pengumuman terkait Unusual Market Activity (UMA) dan suspensi saham selama tahun 2024. Perseroan yang bergerak di sektor transportasi dan logistik ini menggelar *Public Expose Insidentil* pada Jumat, 13 Desember 2024, di Jakarta untuk menjelaskan kondisi terkini.
Menurut BEI, aktivitas saham Perseroan mengalami peningkatan signifikan sejak Februari 2024, yang ditandai dengan surat No. Peng-UMA-00031/BEI.WAS/02-2024. Harga saham yang awalnya berada di level Rp134 melonjak hingga Rp760 pada Juli 2024. Namun, akibat laporan keuangan negatif, saham PT Meratus Jasa Prima masuk Papan Pemantauan Khusus dengan surat No. Peng-UK-00013/BEI.PLP/04-2024.
Heru Adiwaskito, Direktur Keuangan KARW menjelaskan, Lonjakan harga saham terjadi tanpa alasan yang diketahui. Heru menegaskan bahwa fokus saat ini adalah meningkatkan kinerja operasional dan keuangan. Langkah-langkah efisiensi biaya dan produktivitas juga terus dilakukan untuk mendukung pertumbuhan pendapatan berbasis volume.
"Pada kuartal IV 2024, pendapatan Perseroan diproyeksikan meningkat 2% secara tahunan. Sebagian besar pendapatan berasal dari skema penagihan *back-to-back*, yang menyumbang 32% dari total pendapatan tahun ini," ungkapnya.
Seperti diketahui, BEI menghentikan sementara perdagangan saham pada beberapa periode, termasuk Februari, Maret, dan Juli 2024, dengan alasan ketidakpastian laporan keuangan dan peningkatan harga saham yang tidak wajar. Suspensi terakhir terjadi pada November 2024, seperti tercantum dalam surat No. Peng-SPT-00146/BEI.WAS/11-2024.
Lebih lanjut, Perseroan juga menegaskan kepatuhannya dengan melakukan Public Expose Insidentil sesuai permintaan BEI. Acara ini bertujuan memberikan transparansi kepada investor terkait perkembangan operasional dan strategi bisnis ke depan.
Rencana Bisnis 2025
Untuk tahun mendatang, Perseroan merencanakan:
1. Akuisisi pelanggan baru untuk meningkatkan volume layanan.
2. Digitalisasi proses operasional.
3. Optimalisasi container yard (CY).
4. Kolaborasi strategis dengan PELINDO untuk pengelolaan logistik.
"Dengan rencana ini, manajemen optimis dapat memperbaiki kinerja finansial dan mengatasi tantangan," pungkasnya.
Reporter: Lakalim Adalin
Editor: Arianto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar