Dalam sebuah pernyataan yang menggugah, Majelis Adat Dayak Nasional (MADN), Dewan Adat Dayak se-Indonesia dan Organisasi Masyarakat Dayak se-Kalimantan menyuarakan harapan agar tokoh dan putra-putri Dayak dilibatkan dalam kabinet pemerintahan presiden terpilih.
Pimpinan MADN Mikael Pai menegaskan pentingnya representasi masyarakat Dayak dalam pemerintahan, mengingat kontribusi besar mereka terhadap negara.
“Kami ingin agar suara masyarakat Dayak didengar dan dilibatkan dalam pengambilan keputusan. Keterlibatan kami dalam kabinet bukan hanya untuk simbolis, tetapi juga untuk memastikan bahwa kepentingan dan aspirasi masyarakat Dayak terwakili,” ujar Mikael PAI dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (18/10/2024).
Mikael Pai mencatat bahwa meskipun masyarakat Dayak merasa terpinggirkan selama bertahun-tahun, mereka tetap setia mendukung negara dan tidak pernah menantang kedaulatan Indonesia.
Ia juga menekankan bahwa peran masyarakat adat sangat penting dalam menjaga keseimbangan dan keadilan bagi semua elemen bangsa.
“Kami berharap pemerintah baru dapat menjalin komunikasi yang lebih baik dengan masyarakat Dayak dan tidak mengabaikan kontribusi yang telah kami berikan,” katanya.
Michael menjelaskan bahwa meskipun komunikasi telah dilakukan dengan tim dekat presiden terpilih, hingga saat ini belum ada respons konkret terkait keterlibatan tokoh Dayak dalam pemerintahan.
“Kami sudah bertemu dengan beberapa penasihat dan anggota tim, tetapi belum ada jawaban pasti mengenai apakah ada kesempatan bagi kami untuk berkontribusi di kabinet,” ujarnya.
Majelis Adat Dayak juga mengungkapkan kebanggaan terhadap langkah-langkah yang telah diambil oleh pemerintah sebelumnya, terutama oleh Presiden Jokowi yang mengakomodasi masyarakat Dayak dalam posisi wakil menteri.
“Kami berharap pemerintahan baru ini dapat meneruskan tradisi baik tersebut, agar masyarakat Dayak merasa dihargai dan diakui,” imbuhnya.
Selain itu, MADN mendukung penuh pembangunan Ibu Kota Nusantara di Kalimantan, dengan harapan agar proyek ini dapat memberikan manfaat bagi masyarakat lokal.
Mikael menekankan bahwa masyarakat Dayak siap berkolaborasi dengan pemerintah untuk memastikan keberhasilan pembangunan tersebut.
“Kami percaya bahwa dengan komunikasi yang baik, semua permasalahan yang ada dapat diselesaikan secara bersama-sama,” katanya.
Dalam kesempatan ini, Mikael juga menyampaikan rasa duka atas minimnya keterwakilan masyarakat Dayak dalam pemerintahan saat ini.
“Kami melihat negara tetangga seperti Malaysia, di mana beberapa tokoh Dayak menduduki posisi menteri. Sementara di Indonesia, kami masih menunggu adanya kehadiran tokoh Dayak di kabinet,” ungkapnya.
Ia menginginkan agar pemerintah pusat memperhatikan potensi dan pengalaman yang dimiliki oleh putra-putri Dayak, yang telah banyak berkontribusi di berbagai bidang, termasuk pemerintahan dan politik.
Mikael mengakhiri pernyataannya dengan harapan besar agar presiden terpilih merespons aspirasi masyarakat Dayak dengan serius.
“Kami siap untuk mendukung pemerintah, tetapi kami juga berharap pemerintah dapat memberikan ruang bagi kami untuk berkontribusi dalam pembangunan bangsa. Ini adalah kesempatan bagi kita semua untuk bekerja sama demi kemajuan Indonesia,” tutupnya.
Sementara itu, Ketua Umum FORSIMEMA-RI Syamsul Bahri menyampaikan bahwa pernyataan ini menjadi sinyal jelas bahwa masyarakat Dayak berkomitmen untuk berperan aktif dalam pembangunan dan pengambilan keputusan yang berdampak langsung kepada mereka.
"Dengan dukungan dan keterlibatan yang tepat, diharapkan kehadiran tokoh Dayak dalam pemerintahan dapat menjadi langkah positif untuk masa depan yang lebih inklusif," ujarnya. (Arianto)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar