PT. LCK Global Kedaton Tbk ("LCKM" atau "Perseroan") menghadapi tantangan keuangan pada tahun 2023. Perseroan mencatatkan penurunan pendapatan yang signifikan dari Rp29.31 miliar pada tahun 2022 menjadi Rp14.68 miliar pada tahun 2023.
"Penurunan ini juga berdampak pada gross profit yang turun dari Rp5.57 miliar pada tahun 2022 menjadi Rp3.37 miliar pada tahun 2023," kata Yopie Tribayu, Direktur LCKM, dalam Public Expose di Jakarta, Rabu (26/06/2023).
Meskipun terjadi penurunan beban pokok pendapatan dari Rp23.73 miliar pada tahun 2022 menjadi Rp11.30 miliar pada tahun 2023, laba operasi menunjukkan penurunan yang tajam. Laba operasi merosot dari Rp664.15 juta pada tahun 2022 menjadi hanya Rp91.50 juta pada tahun 2023.
Dari sisi neraca, Yopie mengungkapkan, Total aset perseroan juga mengalami penurunan dari Rp145.55 miliar pada tahun 2022 menjadi Rp141.37 miliar pada tahun 2023.
Masih kata dia, Liabilitas turun dari Rp9.89 miliar pada tahun 2022 menjadi Rp5.28 miliar pada tahun 2023. Ekuitas sedikit menurun dari Rp135.66 miliar pada tahun 2022 menjadi Rp136.08 miliar pada tahun 2023.
Untuk mengatasi tantangan ini, Perseroan menetapkan target:
1. Membangun kerjasama dengan mitra strategis dalam pembangunan jaringan telekomunikasi kabel FO sistem Fiber To The Home.
2. Mengembangkan Teknologi Ducting Microduct untuk membangun Jalur Relokasi Kabel Aerial.
3. Berpartisipasi menjadi Internet Service Provider (ISP) di Indonesia dan
4. Menjadi supplier aksesoris Telekomunikasi dalam rangka
mensupport kebutuhan operator telekomuniksi di Indonesia.
"Dan yang pasti, Perseroan akan membangun 88 perusahaan kerjasama dengan provider telekomunikasi potensial untuk jangka panjang, dan melakukan efisiensi dalam biaya operasional secara sistematis dan masif serta meningkatkan kinerja perusahaan dengan memberikan pelatihan dan pendidikan kepada karyawan sesuai bidangnya," pungkasnya.
Reporter: Lakalim Adalin
Editor: Arianto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar