PT Lionmesh Prima Tbk (LMSH" atau "Perseroan"), emiten di sektor baja dan konstruksi, mengalami penurunan penjualan bersih sebesar 34,64% pada tahun 2023. Penjualan bersih perseroan turun dari Rp172,87 miliar pada tahun 2022 menjadi Rp112,98 miliar pada tahun 2023.
"Harga penjualan rata-rata sedikit lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya dan volume penjualan turun menjadi 9.943 ton," kata Direktur LMSH, Lawer Supendi, dalam Public Expose setelah Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Jakarta, Selasa (26/06/2024).
Menurut dia, Kerugian tahun berjalan meningkat 21,92%, dari Rp4,74 miliar pada tahun 2022 menjadi Rp5,78 miliar pada tahun 2023. Total nilai penjualan hanya mencapai 59,59% dari target yang ditetapkan sebesar Rp189,60 miliar.
Dalam menyusun Rencana Anggaran Keuangan (Budgeting) tahun 2024, manajemen LMSH mengambil sikap konservatif. Berdasarkan proyeksi usaha, pendapatan perseroan pada tahun 2024 diprediksi sebesar Rp160 miliar.
Pada tahun 2024, lanjutnya, Perseroan berkomitmen untuk menghadapi tantangan di sektor baja dan konstruksi dengan penuh kewaspadaan. Selain itu, Perseroan akan mengelola tingkat inventaris dengan hati-hati dan menunda belanja modal. Adaptasi dan pemantauan berkelanjutan terhadap strategi-strategi ini sangat penting untuk kinerja dan keberlanjutan perseroan.
Hingga Maret 2024, Perseroan mencatat penjualan bersih sebesar Rp20,35 miliar dengan laba kotor Rp1,25 miliar. Kerugian tahun berjalan tercatat sebesar Rp422 juta. Total aset perseroan mencapai Rp125,18 miliar, dengan total liabilitas Rp20,87 miliar dan total ekuitas Rp104,31 miliar.
Dengan strategi yang tepat dan manajemen yang baik, Perseroan berharap dapat menghadapi setiap tantangan di sektor baja dan konstruksi serta memanfaatkan setiap peluang yang ada. Perseroan berkomitmen untuk menjaga stabilitas operasional dan meningkatkan kinerja di tahun 2024.
Reporter: Lakalim Adalin
Editor: Arianto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar