PT Sumber Global Energy Tbk. ("SGER" atau "Perseroan") membukukan kinerja positif pada kuartal pertama tahun 2024 dengan peningkatan signifikan dalam penjualan batu bara dan nikel. Laporan keuangan SGER untuk periode Januari hingga Maret 2024 menunjukkan pendapatan sebesar Rp3,86 triliun, naik 21,42% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year).
"Pendapatan dari penjualan batu bara mengalami peningkatan dari Rp3,15 triliun pada kuartal I/2023 menjadi Rp3,81 triliun pada akhir Maret 2024. Lonjakan ini mencerminkan permintaan global yang terus meningkat serta strategi ekspansi pasar yang efektif oleh SGER," kata Welly Thomas, Direktur SGER dalam Public Expose Tahunan setelah Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Jakarta, Rabu (15/05/2024).
Selain batu bara, penjualan nikel juga menunjukkan pertumbuhan signifikan. Perseroan berhasil meningkatkan pendapatan dari nikel sebesar 83,23%, dari Rp23,89 miliar pada kuartal I/2024. Kenaikan ini didorong oleh tingginya permintaan nikel di pasar internasional, khususnya untuk kebutuhan industri baterai kendaraan listrik yang terus berkembang.
Tak cuma itu, Salah satu pelanggan utama SGER, Viet Phat Import Trading Investment JSC, memberikan kontribusi sebesar 22,78% dari total pendapatan. Hubungan yang kuat dengan pelanggan ini menunjukkan kepercayaan pasar terhadap produk SGER, serta kemampuan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan pelanggan strategis di tingkat regional.
Sejalan dengan kenaikan pendapatan, menurut Welly, beban pokok penjualan juga meningkat signifikan menjadi Rp3,60 triliun pada kuartal I/2024, naik 27,11% dibandingkan dengan Rp2,83 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Akibatnya, laba kotor SGER justru mengalami penurunan menjadi Rp259,80 miliar, lebih rendah dibandingkan Rp346,65 miliar pada kuartal I/2023. Kenaikan beban pokok ini sebagian besar disebabkan oleh biaya produksi yang meningkat serta fluktuasi harga komoditas.
Meskipun pendapatan naik, Perseroan mencatat penurunan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar 12,94%, dari Rp253,04 miliar pada kuartal I/2023 menjadi Rp220,18 miliar pada kuartal I/2024. Penurunan laba bersih ini disebabkan oleh peningkatan beban pokok dan biaya operasional lainnya.
Masih kata dia, Perseroan menetapkan target ambisius untuk penjualan batu bara pada tahun 2024, yaitu sekitar 10 juta hingga 11 juta ton. Selain fokus pada batu bara, Perseroan juga berencana memperkuat kontribusi dari produk-produk lain seperti biomassa, terminal pompa (pump terminal), dan beberapa lini usaha yang dijalankan oleh anak usahanya. Diversifikasi ini diharapkan dapat menopang kinerja keuangan perusahaan secara keseluruhan.
Dalam upaya memperluas portofolio bisnis, Perseroan menganggarkan investasi sebesar US$50 juta atau sekitar Rp791,25 miliar untuk pembangunan pabrik hidrogen peroksida (hydrogen peroxide). Proyek ini dijadwalkan akan dimulai pada Februari mendatang dan diharapkan dapat memberikan kontribusi positif terhadap pendapatan Perseroan di masa mendatang.
Pertumbuhan SGER di tengah tantangan ekonomi global menunjukkan adaptabilitas dan kekuatan strategi bisnis perusahaan. Dengan fokus pada diversifikasi produk dan ekspansi pasar, Perseroan berpotensi untuk terus meningkatkan kinerjanya. Pasar batu bara dan nikel yang terus berkembang, terutama didorong oleh kebutuhan industri energi dan teknologi, memberikan prospek cerah bagi perusahaan.
"Kenaikan permintaan nikel untuk produksi baterai kendaraan listrik merupakan salah satu faktor pendorong utama. Selain itu, langkah strategis SGER dalam berinvestasi di sektor hidrogen peroksida menunjukkan komitmen perusahaan untuk berinovasi dan mengadopsi teknologi baru demi pertumbuhan jangka panjang," ucapnya.
Reporter: Lakalim Adalin
Editor: Arianto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar