Generasi muda memiliki peran penting sebagai agen perubahan menuju ke arah yang lebih baik. Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) mengajak generasi muda ikut aktif mengawal penyaluran Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi agar tepat sasaran dan tepat volume.
“BBM bersubsidi tidak untuk semua orang. Di dalam BBM subsidi itu ada uang negara, sehingga harus didistribusikan dengan tepat sasaran. Teman-teman Generasi Z ini bisa membantu menyuarakan bahwa BBM subsidi hanya diperuntukkan untuk masyarakat kurang mampu dan konsumen tertentu lainnya, sesuai aturan yang berlaku,” ajak Kepala BPH Migas Erika Retnowati pada acara Temu Kawan BPH Migas yang mengusung tema “Kongkow Berenergi: Hilir Migas On Duty,” di kantor BPH Migas, Jakarta, Rabu (7/5/2024) petang.
Tak hanya itu, anak muda juga dapat membantu mengawasi pendistribusian BBM subsidi, mengingat hingga saat ini masih ada pihak-pihak yang menyalahgunakannya untuk kepentingan pribadi.
“Kalau misalnya teman-teman melihat di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) ada orang yang bolak-balik mengisi BBM subsidi untuk kendaraan, kemungkinan itu dijual lagi ke pihak lain, tidak digunakan sendiri. Padahal, BBM bersubsidi itu tidak boleh diperjualbelikan. Untuk itu, silakan dilaporkan ke helpdesk BPH Migas di nomor 081230000136,” papar Erika.
Upaya lainnya yang dapat dilakukan generasi muda adalah membuat konten-konten positif, misalnya mengenai BBM subsidi dan konsumen yang berhak menerimanya seperti transportasi darat, usaha pertanian, usaha perikanan, layanan umum, dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), serta menyebarluaskannya melalui saluran media sosial.
“Generasi muda saat ini akrab dengan media sosial. Bisa juga membuat konten-konten positif tentang aturan BPH Migas atau BBM bersubsidi. Itu akan sangat membantu kami menjalankan tugas dan fungsi agar BBM subsidi ini hanya dinikmati oleh mereka yang memang berhak,” katanya.
Dalam melakukan pengawasan pendistribusian BBM bersubsidi, BPH Migas bekerja sama dengan pelbagai pihak terkait seperti Aparat Penegak Hukum (APH), pemerintah daerah, serta kementerian atau lembaga terkait. Dengan adanya dukungan dari generasi muda, diharapkan tujuan pemberian subsidi untuk meningkatkan daya beli masyarakat dapat terwujud.
Harapan senada juga disampaikan Sekretaris BPH Migas Patuan Alfon S. Menurut Alfon, sesuai amanat Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi, BPH Migas memiliki tugas mengatur, menetapkan, dan mengawasi ketersediaan dan distribusi BBM, cadangan BBM nasional, pemanfaatan fasilitas pengangkutan dan penyimpanan BBM, tarif pengangkutan gas bumi melalui pipa, harga gas bumi untuk rumah tangga dan usaha pelanggan kecil, serta pengusahaan transmisi dan distribusi gas bumi.
Agar seluruh masyarakat Indonesia dapat menikmati harga BBM yang sama, Pemerintah juga membuat kebijakan BBM Satu Harga yang dilaksanakan sejak tahun 2017. Hingga tahun 2024 ditargetkan terbangun 583 penyalur BBM Satu Harga.
Di samping itu, pada tahun 2023, sesuai hasil verifikasi on desk dan pengawasan distribusi BBM di lapangan juga telah berhasil menyelamatkan uang negara sekitar Rp62,65 miliar.
Program Kongkow Berenergi ini pertama kali diselenggarakan BPH Migas dengan tujuan memberikan edukasi terkait kegiatan hilir migas, dan isu-isu terkini khususnya di bidang energi.
Tema yang diusung “Kongkow Berenergi: Hilir Migas On Duty” untuk menggambarkan semangat BPH Migas dalam menjaga ketersediaan energi yang terjangkau bagi masyarakat, diiringi adanya pengaturan dan pengawasan intensif menjaga subsidi BBM tepat sasaran dan tepat volume. Pada saat bersamaan, juga sebagai dukungan nyata atas komitmen Indonesia dalam penyediaan energi bersih melalui peningkatan pemanfaatan gas bumi dalam negeri.
Dalam acara ini, turut hadir sebagai narasumber Bresca Merina, Dosen FISIP Universitas Proklamasi 45, Yogyakarta yang mengangkat peran perempuan menuju Generasi Emas 2045, di mana perempuan Indonesia harus memiliki tekad yang kuat demi mencapai cita-cita.
“Perempuan itu harus bisa mewujudkan apa yang menjadi mimpinya. Untuk mewujudkan Generasi Emas melalui pendekatan kualitas perempuan, harus dilakukan dari sekarang. Oleh karena itu, perempuan Indonesia harus jeli melihat peluang yang ada untuk mendukung kemajuan bangsa,” katanya.
Bresca melanjutkan, peluang dalam industri hilir migas hingga saat ini masih menjanjikan dan hal tersebut menjadi angin segar bagi perempuan Indonesia. Perempuan Indonesia dalam dunia hilir migas adalah perempuan yang tangguh, mandiri, dan mampu menghadapi setiap perubahan.
Narasumber lainnya, Edi Armawiria, Group Head Sales and Customer Management PT Pertamina Gas Negara (PGN) menyampaikan proses bisnis gas bumi, serta pentingnya pembangunan infrastruktur gas melalui pipa yang terintegrasi agar kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi.
“Penyiapan infrastruktur gas yang terintegrasi harus kita kawal supaya bisa memenuhi kebutuhan seluruh masyarakat. Infrasruktur pipa gas ini sudah ada mulai dari Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi. Sorong pun juga sudah ada,” papar Edi. (Arianto)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar