Nama Ninik Rahayu belakangan mencuat ke publik seiring ramainya perbincangan seputar siapa saja yang layak masuk ke dalam kabinet baru hasil Pemilu 2024.
Adapun terbaru, Sosok perempuan tangguh dengan segudang pengalaman dan prestasi utamanya di dunia pers ini didorong oleh Ketua Umum Ikatan Media Online (IMO) Indonesia, Yakub F. Ismail.
Menurut Yakub, Ninik adalah sosok perempuan hebat yang patut diperhitungkan oleh presiden dan wakil presiden terpilih untuk dimasukkan ke dalam kabinet baru.
Pasalnya, Yakub menilai, selama ini banyak kontribusi positif yang berhasil diberikan perempuan berusia 60 tahun itu, utamanya pada momentum Pemilu 2024.
"Harus diakui bahwa beliau termasuk salah satu Ketua Dewan Pers yang sukses dengan ruang publik yang luas pada pemilu 2024," kata Yakub di Bilangan Jakarta, Jumat (22/3/24).
Yakub juga memandang bahwa kehadiran Ninik dalam mewarnai bursa kabinet baru ini sebagai bagian dari pembuktian kualitas, bukan semata-mata mengisi momentum.
"Rekam jejak karir, perjuangan, pengabdian terhadap Ibu Pertiwi adalah bukti konkret bahwa Bu Ninik adalah sosok yang diharapkan dapat mengambil peran lebih dalam pemerintahan baru nanti," ujarnya.
Diketahui, Sebelum menjabat Ketua Dewan Pers, Ninik lebih dulu menjabat sebagai Anggota Dewan Pers periode 2022-2025.
Dirinya mewakili unsur masyarakat dan bertugas sebagai Ketua Komisi Penelitian, Pendataan dan Ratifikasi Pers.
Dalam kesehariannya, Ninik aktif bekerja sebagai pengajar di berbagai institusi. Mulai dari Fakultas hukum sebuah perguruan tinggi, hingga diklat pendidikan hukum kantor. Pekerjaan tersebut digelutinya sejak 1987.
Kiprahnya di dunia organisasi juga tak kalah mentereng. Ia pernah menjabat sebagai Komisioner Komnas Perempuan selama dua periode sejak 2006 hingga 2014.
Kemudian, pernah menjabat Anggota Ombudsman RI periode 2006-2021. Serta tenaga professional Lembaga Ketahanan Nasional RI pada 2020.
Selain ketiga lembaga tersebut, Ninik juga menjabat sebagai direktur sebuah perkumpulan yang bervisi mewujudkan masyarakat Indonesia yang inklusif non-diskrimitif, JalaStoria. Ia bahkan pernah menulis sebuah buku bertajuk ‘Politik Hukum Penghapusan Kekerasan Seksual di Indonesia’.
Usai terpilih menjadi Ketua Dewan Pers, Ninik menjamin akan terus memperkuat kemerdekaan pers, sekaligus meningkat kualitas jurnalisme dan profesionalisme perusahaan pers. “Oleh kerena itu dibutuhkan dukungan kerja multistakeholders," tutupnya. (Arianto)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar