Ketua Umum Pengurus Besar (PB) Persatuan Boling Indonesia (PBI), Agus Muhammad Bahron menyambangi Komite Oliampiade Indonesia (KOI) di Tanah Abang, Jakarta Pusat, Kamis (07/03/2024).
Saat kunjungan tersebut Agus mendapatkan sambutan hangat Ketua KOI, Raja Sapta Oktohari.
Dalam kunjungan tersebut, Agus mengatakan, pihaknya akan langsung bergerak cepat untuk menuntaskan pekerjaan yang belum terselesaikan.
“Kami langsung geber (kerja), jadi kami mengunjungi Menteri Olahraga 2 hari yang lalu dan kami dapat petunjuk banyak dari beliau. Hari ini kami telah melakukan kunjungan ke Ketua KOI,” kata Baron sapaan akrabnya LBY, Ketua Umum yang terpilih melalui Munas PBI pada 27 Januari 2024 lalu.
Setelah mendapatkan arahan dari Menteri Olahraga dan KOI, Baron akan mengembangkan olaraga boling dengan maksimal agar dapat mengembalikan popularitas olaraga boling di Indonesia.
“Kami banyak diberikan penjelasan tentang KOI itu sendiri dan beliau berharap boling nantinya bisa lebih giat lagi dan memperbaiki atlet-atlet untuk bertanding di multi event internasional,” jelasnya.
Lebih lanjut, Baron pun sangat berharap untuk bisa lebih aktif dalam menjalin hubungan kerja sama dengan berbagai pihak dan melahirkan atlet di taraf internasional.
Selain itu, Baron juga akan berjuang untuk kembali membuka Boling Center di berbagai daerah melalui kerja sama bersama pengusaha yang ada di Tanah Air.
“Karena memang dulunya Boling Center ini banyak di Mall Indonesia, tapi sekarang ini banyak berkurang, ini tantangan buat kami karena disitu atlet kita akan bisa berkembang dan kita merekrut dari situ,” ujarnya.
Bahkan tanpa adanya boling center, dia menambahkan, atlet tidak memiliki fasilitas untuk berlatih meningkatkan keahliannya.
“Tanpa boling center kita kurang latihan dan tidak dapat prestasi yang kita harapkan. Itu arahan dari Ketua KOI,” katanya.
Kendati demikian, Ketua KOI Raja Sapta Oktohari mengatakan, boling bukanlah olahraga yang mudah dan memiliki banyak tantangan.
“Kira-kira tantangan pertama tempat, olahraga ini kan olahraga komersil dan komunitas tapi untuk profesionalnya seperti di Sea games juga cukup sulit. Kedua pelatih, ketiga wasit, keempat event, kelima venue, keenam organisasi,” kata Raja Sapta Oktohari kepada awak media di Jakarta.
Menurut Raja, saat ini banyak orang terbalik dalam mengurusi bidang olahraga. Pasalnya, terlalu sibuk mengurus organisasi dan mulai melupakan aspek lainnya.
“Untuk organisasi sendiri kalau internal saya pikir semua sudah khatam semua, cuman kadang-kadang kita terlalu sibuk sama urusan internal. Masalah dari semua cabang olahraga,” jelasnya.
Dalam dunia boling, kejuaraan tertinggi adalah Piala Dunia Bowling QubicaAMF yang diikuti oleh sejumlah negara yang pertama kali digelar sejak 1965.
Namun Raja pun berpesan kepada PBI untuk turut aktif dalam ajang boling internasional agar dapat mengembangkan sumber daya manusia (SDM).
“Kita ini sekarang dalam olahraga khususnya multi event itu harus menjadi etalase. Jadi etalase keberhasilan kita membangun SDM, ini lagi kita dorong melalui rapat anggota tahunan (KOI) supaya kita punya nasional pride,” ujarnya.
Editor: Arianto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar