Poltracking Indonesia baru-baru ini menggelar survei nasional dengan pengambilan data lapangan pada 1–7 Januari 2024, menggunakan metode stratified multistage random sampling. Sampel survei melibatkan 1220 responden dengan margin of error +/- 2.9% pada tingkat kepercayaan 95%.
"Maksud dan tujuan dari survei ini adalah untuk mengukur kekuatan dan tren elektoral calon presiden (capres), calon wakil presiden (cawapres) dan partai politik mendekati masa pemilihan, serta mengukur efek sosialisasi pada masa kampanye dan debat sebagai salah satu tahapan Pilpres terhadap elektoral kandidat. Selain itu survei ini untuk mengukur potensi Pilpres berlangsung satu atau dua putaran," kata Hanta Yuda AR, Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia saat rilis survei nasional "Tren Elektabilitas Capres-Cawapres: Satu atau Dua Putaran? via YouTube, Jum'at (19/01/2024).
Menurut Hanta, Tren Elektabilitas Capres-Cawapres Pasangan Prabowo-Gibran unggul dengan elektabilitas 46.7%, disusul Anies-Muhaimin (26.9%) dan Ganjar-Mahfud (20.6%). Sedangkan Tren positif Anies-Muhaimin (+3.8%), Prabowo-Gibran (+1.5%), sementara Ganjar-Mahfud mengalami penurunan (-6.7%).
Adapun, Faktor Pengaruh Elektabilitas antara lain: Pengaruh Jokowi (Jokowi Effect) memainkan peran signifikan, Kepuasan terhadap pemerintahan Jokowi (78.4%) memengaruhi pilihan pemilih dan Pemilih Jokowi 2019 cenderung memilih Prabowo-Gibran.
Terkait Sosialisasi APK darat (54.9%) dan melalui udara (77.8%) memengaruhi persepsi publik. Bahkan, Debat kedua memengaruhi 14.8% pemilih, dengan pergeseran terutama ke Prabowo-Gibran.
Lebih lanjut, Hanta menegaskan, Potensi Pilpres 2024 terjadi dua putaran Pilpres memungkinkan, mengingat belum ada kandidat di atas 50%. Prabowo-Gibran mungkin melaju ke putaran kedua, bersaing dengan Anies-Muhaimin atau Ganjar-Mahfud.
Disisi lain, Pengaruh Swing voters (22.8%) dan undecided voters (5.8%) berpotensi memengaruhi hasil Pilpres.
Sementara itu, PDI Perjuangan memimpin dengan elektabilitas 20.1%, diikuti oleh Gerindra (19.9%) dan Golkar (10.7%). Pergerakan Calon Anggota Legislatif akan mempengaruhi peluang partai politik di parlemen.
Survei ini mencerminkan dinamika kompleks elektoral menjelang Pilpres 2024, dengan faktor seperti kepuasan terhadap pemerintahan Jokowi, sosialisasi, dan debat berperan dalam pergeseran elektabilitas. Potensi dua putaran menambah kompleksitas peta politik, sementara peran swing voters dan undecided voters menjadi krusial.
"Temuan survei ini memberikan gambaran terkini, namun segala kemungkinan masih mungkin terjadi seiring perjalanan menuju pemilihan pada 14 Februari 2024," pungkasnya.
Reporter: Lakalim Adalin
Editor: Arianto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar