Universitas Insan Cita Indonesia (UICI) merayakan Dies Natalis ke-3 dengan menggelar Sidang Senat Terbuka mengusung tema "From Imagination to Digital Innovation; UICI's Third-Year Journey in the World of Digital Education" di Perpustakaan Nasional RI, Jakarta Pusat, Senin (15/01/2023).
Dalam sambutannya, Rektor UICI Prof. Laode Masihu Kamaluddin, M.Sc., M.Eng. mengatakan bahwa UICI telah mengukir banyak prestasi dalam memberikan pendidikan yang berkualitas dan terjangkau.
"UICI lahir untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan adalah hak setiap individu dan seluruh warga negara Indonesia memiliki kesempatan dan akses pendidikan yang berkualitas. Dengan motto 'to reach the unreachable', menjangkau yang tidak terjangkau, UICI telah membangun jembatan untuk memberikan akses pendidikan tanpa hambatan geografis atau ekonomi," ujar Prof. Laode.
Untuk mendukung ide besar tersebut, UICI mengembangkan Artificial Intelligence Digital Simulator Teaching Learning System (AI DSTLS) dan Learning Management System (LMS).
AI DSTLS adalah sistem pembelajaran berbasis simulasi digital yang menggunakan kecerdasan buatan. Sistem ini memberikan kemudahan bagi mahasiswa bisa belajar dimana saja, kapan saja, auto replay/ marking, secara berulang-ulang (repeatable), lebih efisien dan akurat. Hal ini memberikan peluang bagi mahasiswa untuk mendapatkan skor yang lebih tinggi pada setiap mata kuliah.
LMS UICI adalah platform berbasis website yang digunakan untuk perkuliahan. Platform ini menyediakan berbagai fitur seperti materi, tugas, kuis, diskusi, video, dan lain-lain.
Budaya digital yang dibangun UICI tidak hanya berlaku untuk mahasiswa. Sumber Daya Manusia/ Insani di UICI tersebar di 12 provinsi dan 1 luar negeri, di mana 71% bekerja secara remote/work from anywhere dengan pola manajemen yang egaliter, telah membentuk budaya kerja “kapanpun, dimanapun, siapapun, tetap produktif”.
Prof. Laode juga menyampaikan capaian UICI dalam tiga tahun akademik. UICI berhasil merekrut 1.800 mahasiswa dari berbagai latar belakang dan wilayah di Indonesia. Mahasiswa UICI tersebar di 5 negara, 34 propinsi, dan lebih dari 420 kabupaten/kota di seluruh Indonesia.
Prestasi mahasiswa UICI yang mencolok dalam berbagai bidang, bersama dukungan dari 10 organisasi mahasiswa, mencerminkan semangat inklusif dan nilai-nilai perjuangan universitas.
Kolaborasi dengan 19 mitra, terciptanya 12 HAKI dan 12 artikel yang dipublikasikan menunjukkan komitmen UICI dalam mengembangkan penelitian dan kontribusinya dalam dunia akademis.
Pentingnya kerja sama tampak dalam proyek-proyek seperti Museum Kesultanan Banjar berbasis digital yang dikerjakan oleh Divisi PR dan Prodi Digital Komunikasi.
Di Masohi, ibukota Kabupaten Maluku Tengah dibangun proyek kedua yaitu data center kerja sama pemerintah kabupaten Maluku Tengah dengan UICI dan Lembaga Sains Terapan FMIPA Universitas Indonesia. Proyek ini adalah proyek di bawah Prodi Sains Data.
Proyek ketiga masih di Masohi adalah proyek Smart City di bawah Program Studi Informatika UICI dan Pusat Penelitian Teknologi Informasi & Komunikasi Institute Teknologi Bandung (ITB).
Proyek keempat adalah pengembangan pusat bisnis inkubator kerja sama Pemda Maluku Tengah dengan Prodi Bisnis Digital UICI dan Kemenkoinfo melalui kegiatan 1000 digital start-up di kementerian tersebut.
UICI menyadari untuk mencapai semua itu, butuh kerja sama dengan berbagai pihak. Salah satunya dalam bentuk UICI Trust Fund, yaitu program fund raising melalui program beasiswa.
Hingga akhir Desember 2023 tercatat jumlah mahasiswa penerima beasiswa sebanyak 1144 orang yang diterima dari 17 personal donator/lembaga. Adapun untuk program Trust Fund telah tercatat 29 orang/lembaga yang telah berkontribusi.
Sehubungan dengan hal tersebut maka pada kesempatan yang baik ini, perkenankan kami menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah mendukung UICI dalam menjalankan visi dan misinya.
Semoga UICI terus berkembang dan memberikan manfaat bagi bangsa dan dunia.
Reporter: Lakalim Adalin
Editor: Arianto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar