Emiten pembiayaan PT Pool Advista Finance Tbk ("POLA" atau "Perseroan") berhasil mencatatkan laba operasional sebesar Rp512,45 juta di tahun 2022, naik Rp47,88 miliar dari rugi operasional tahun 2021 sebesar Rp47,37 miliar. Kinerja positif ini didukung oleh peningkatan ekuitas, aset, dan piutang pembiayaan Perseroan.
"Perseroan mengalami kenaikan ekuitas sebesar Rp633 juta atau setara 0,25% menjadi sebesar Rp253,39 miliar Desember 2022 bila dibandingkan dengan tahun 2021 yang hanya sebesar Rp252,76 miliar," kata Direktur Utama POLA, Djoni Wijanarko dalam public expose di Jakarta, Selasa (19/12/2023).
Terkait aset, total aset tercatat sebesar Rp263,88 miliar di tahun 2022 mengalami kenaikan sebesar Rp7,15 miliar atau setara 2,8% bila dibandingkan tahun 2021 sebesar Rp256,73 miliar. Piutang pembiayaan di bulan Desember 2022 tercatat mencapai Rp181,06 miliar atau setara 97,13% dari yang proyeksi Rencana Bisnis Tahunan (RBT) 2022. Pendanaan terhadap piutang pembiayaan 100% menggunakan dana sendiri (ekuitas).
Djoni menjelaskan, Perseroan memiliki Rencana Bisnis Tahunan (RBT) periode 2023 yang meliputi pengembangan bisnis baru, sumber pendanaan perbankan, pembatalan rencana konversi syariah, target pertumbuhan total aset, posisi ekuitas, dan tingkat kesehatan Perseroan.
Pengembangan bisnis baru yang akan dijajaki oleh Perseroan adalah pembiayaan pensiunan ASN/TNI/POLRI dan pembiayaan haji khusus. "Kami melihat potensi pasar yang besar untuk pembiayaan pensiunan dan pembiayaan haji khusus. Kami akan berkolaborasi dengan pihak-pihak terkait untuk merealisasikan bisnis ini," ujar Djoni.
Sumber pendanaan perbankan yang akan dimanfaatkan oleh Perseroan adalah melakukan pembiayaan refinancing ke SMF atas aset pembiayaan yang ada hubungannya ke sektor perumahan dan menjajaki kerjasama dengan perbankan untuk sumber pendanaan. "Kami akan memanfaatkan fasilitas refinancing dari SMF untuk meningkatkan likuiditas dan efisiensi Perseroan. Kami juga akan menjalin kerjasama dengan perbankan untuk mendapatkan sumber pendanaan yang kompetitif," tutur Djoni.
Pembatalan rencana konversi syariah yang dilakukan oleh Perseroan adalah karena melihat pangsa pasar konvensional masih terbuka luas dan Perseroan pembiayaan yang membiayai sektor produktif masih sedikit. "Kami memutuskan untuk menjalankan bisnis dengan konsep dual banking, yaitu menawarkan produk konvensional dan syariah sesuai dengan kebutuhan dan preferensi nasabah. Kami percaya bahwa bisnis kami memiliki dampak positif bagi perekonomian nasional," ungkap Djoni.
Disisi lain, Target pertumbuhan total aset di tahun 2023 yang ditetapkan oleh Perseroan adalah sebesar Rp264 miliar dan total piutang pembiayaan tahun 2023 adalah sebesar Rp161 miliar. "Kami optimis dapat mencapai target ini dengan strategi yang telah kami susun dan eksekusi yang baik. Kami akan fokus pada segmen-segmen yang memiliki prospek cerah dan risiko rendah," papar Djoni.
Posisi ekuitas Perseroan 2023 diproyeksikan sebesar Rp260 miliar dengan target rasio-rasio ROA 2,55%, ROE 2,62% dan BOPO 75,51%. "Kami berkomitmen untuk mempertahankan posisi ekuitas yang kuat dan rasio-rasio yang sehat. Kami akan menjaga kualitas aset, efisiensi operasional, dan profitabilitas Perseroan," jelas Djoni.
Mempertahankan tingkat kesehatan Perseroan adalah salah satu prioritas utama bagi POLA. Perseroan menargetkan untuk mempertahankan NPF nett di bawah 1% pada Desember 2023 dan TKK "Sehat". "Kami akan terus melakukan pengawasan dan penagihan yang ketat terhadap nasabah yang bermasalah. Kami juga akan menerapkan prinsip kehati-hatian dalam memberikan pembiayaan kepada nasabah baru," pungkas Djoni.
Reporter: Lakalim Adalin
Editor: Arianto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar