PT Sepeda Bersama Indonesia Tbk (“BIKE”) merupakan perusahaan yang bergerak dalam bisnis perdagangan besar sepeda. Perusahaan memiliki program yang selaras dengan kampanye gaya hidup sehat dan sportif, turut mendukung ekonomi nasional dan pengembangan industri yang berpihak pada lingkungan secara berkelanjutan. Perseroan selalu berupaya meningkatkan kepuasan pelanggan dengan menawarkan ragam pilihan produk yang luas dengan beberapa parameter unggul seperti kualitas, teknologi dan harga terbaik, serta terus mengembangkan area pemasaran untuk menjangkau pelanggan.
“Hingga saat ini, BIKE telah memiliki 490 dealer yang tersebar di lebih dari 28 propinsi di Indonesia. BIKE merupakan pemegang merek sepeda Genio Bike, serta distributor resmi sepeda United Bike dan Avand. Pengembangan area pemasaran yang progresif adalah salah satu kunci strategi yang dijalankan BIKE. Dengan berbagai strategi yang komprehensif, perseroan memiliki optimisme tinggi untuk memenangkan persaingan usaha di pasar Indonesia yang luas,” kata President Director BIKE, Andrew Mulyadi, dalam Public Expose di Alam Sutera Tangerang, Jum’at (25/11/2023).
Berkaca pada tren pengembangan EV (electric vehicle) di dunia, termasuk Indonesia yang begitu pesat, transisi energi menjadi komitmen yang dilakukan di hampir seluruh negara saat ini, dengan menerapkan program Net Zero Emission.
Sejalan dengan demand terhadap kendaraan roda dua di Indonesia begitu tinggi, maka diperlukan juga pertumbuhan industri kendaraan motor listrik yang luar biasa besar. Salah satu komponen motor listrik yang penting adalah baterai.
Berangkat dari sini, BIKE berencana menjajaki potensi bisnis perdagangan baterai EV sebagai motor pertumbuhan bisnis ke depan. “Kami telah menyiapkan skema dagang untuk baterai EV. Diharapkan dapat terlaksana sesegera mungkin sehingga dapat memberi dampak signifikan terhadap perkembangan ekosistem EV dalam negeri,” ungkap Andrew Mulyadi.
Guna mencapai kondisi seimbang antara aktivitas manusia dengan keseimbangan alam. Disitulah peran penting dari kendaraan listrik dalam membentuk ekosistem berkelanjutan (sustainability). Hal ini menjadi momentum dalam pengembangan ekosistem industri EV dalam negeri.
Pada Public Expose kali ini, turut diselenggarakan talkshow yang mengangkat tema “Upaya Dekarbonisasi Melalui Percepatan Pemanfaatan Kendaraan Listrik Indonesia” dengan menghadirkan narasumber Sekjen Dewan Energi Nasional (DEN), Djoko Siswanto dan Kepala Pusat Riset dan Konservasi Energi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Cuk Supriyadi Ali Nandar.
Dalam talkshow tersebut, Djoko Siswanto menjelaskan bahwa pemerintah telah menetapkan target untuk mencapai 23% bauran energi baru terbarukan (EBT) pada tahun 2025 dan 31% pada tahun 2050. Salah satu langkah yang dilakukan adalah dengan mendorong penggunaan kendaraan listrik yang lebih ramah lingkungan dan hemat energi. “Kendaraan listrik merupakan salah satu solusi untuk mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) dari sektor transportasi, yang merupakan penyumbang terbesar kedua setelah sektor energi. Kami berharap dengan adanya dukungan dari berbagai pihak, termasuk industri sepeda dan baterai, kita dapat mempercepat transisi menuju kendaraan listrik Indonesia,” ujar Djoko.
Sementara itu, Cuk Supriyadi Ali Nandar menekankan pentingnya pengembangan teknologi dan inovasi dalam mendukung ekosistem kendaraan listrik Indonesia. Ia mengatakan bahwa BRIN telah melakukan berbagai penelitian dan pengembangan terkait dengan baterai, motor, kontroler, dan sistem manajemen baterai (BMS) untuk kendaraan listrik. “Kami juga berkolaborasi dengan berbagai stakeholder, termasuk BIKE, untuk menguji dan menerapkan hasil riset kami di lapangan. Kami berharap dengan adanya sinergi antara pemerintah, industri, akademisi, dan masyarakat, kita dapat menciptakan produk-produk kendaraan listrik yang berkualitas, terjangkau, dan sesuai dengan kebutuhan pasar,” tutur Cuk.
Public Expose BIKE ini dihadiri oleh lebih dari 200 peserta, termasuk para investor, analis, media, dan pelaku industri sepeda dan baterai. Acara ini juga disiarkan secara zoom meeting.
Reporter: Lakalim Adalin
Editor: Arianto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar