Home »
Kementan
» Kementan Bangun Kampung Hortikultura Bawang Merah Siap Ekspor di Solok
Duta Nusantara Merdeka |
Solok
Kementerian Pertanian (Kementan) membuka babak baru dalam upaya memperkuat sektor pertanian Indonesia dengan membangun Kampung Perlindungan Hortikultura khusus bawang merah di Kabupaten Solok, Sumatera Barat. Proyek ini tidak hanya diharapkan dapat meningkatkan produksi bawang merah berkualitas tinggi, tetapi juga memperkuat skala ekspor nasional.
Plt. Menteri Pertanian (Mentan) Arief Prasetyo Adi menekankan pentingnya sektor pertanian sebagai pilar utama perekonomian nasional. "Pertanian memiliki potensi besar untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia. Kami memiliki berbagai produk unggulan yang bisa menjadi kekuatan ekspor," ujarnya dengan keyakinan.
Dalam langkah ambisius ini, Kementan bertekad untuk mendorong Indonesia sebagai produsen pangan dunia. "Kami ingin membuktikan kepada dunia bahwa produk-produk pertanian Indonesia memiliki kualitas dan daya saing global. Dengan mengurangi impor dan meningkatkan produksi dalam negeri, kami yakin Indonesia bisa menjadi sumber pangan dunia," kata Mentan dalam keterangan tertulis, Jum'at (20/10/2023).
Sementara itu, Direktur Jenderal Hortikultura Kementan, Prihasto Setyanto, menjelaskan bahwa proyek Kampung Perlindungan Hortikultura ini bertujuan untuk meningkatkan nilai ekonomi masyarakat lokal. "Kami fokus pada peningkatan hasil panen yang bisa dijual baik di pasar dalam negeri maupun diekspor. Proyek ini juga merupakan langkah nyata dalam menghadapi perubahan iklim dengan memitigasi dampaknya," ungkapnya.
Salah satu tujuan utama proyek ini adalah menghapus stigma negatif terkait pertanaman bawang merah di Lembah Gumanti, Kabupaten Solok. Kampung Perlindungan Hortikultura diharapkan menjadi model yang memberdayakan petani lokal, mengurangi penggunaan pestisida kimia, dan menjadikan Solok sebagai pusat produksi bawang merah nasional yang dapat diekspor ke berbagai negara.
Lebih dari itu, Direktur Perlindungan pada Ditjen Hortikultura Kementan, Jekvy Hendra, menegaskan komitmen Kementan dalam mendukung petani. "Kami telah menyediakan bantuan pengendali OPT ramah lingkungan seperti pestisida biologi, feromon sex, dan perangkap likat kuning untuk lahan seluas 45 hektar di Solok. Selain itu, kami juga memfasilitasi sumur dalam dan sumur dangkal untuk menjaga ketersediaan air setiap musim tanam," jelasnya.
Proyek Kampung Perlindungan Hortikultura ini tidak hanya menciptakan peluang ekonomi baru, tetapi juga menjadi langkah konkret dalam mendukung ketahanan pangan nasional, mengurangi dampak perubahan iklim, dan meningkatkan potensi ekspor produk hortikultura Indonesia. Kementan berkomitmen untuk terus mendukung upaya-upaya ini guna membangun pertanian Indonesia yang berdaya saing dan berkelanjutan.
Penulis: Lakalim Adalin
Editor: Arianto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar