Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Indonesia, Abdul Halim Iskandar, menggelar pidato inspiratif dalam pembukaan Benchmarking Study di Beijing, China. Dalam pidatonya, Gus Halim menekankan pentingnya kerja sama internasional dalam mengatasi tantangan pembangunan di wilayah desa dan daerah tertinggal.
Gus Halim, yang merupakan Profesor Kehormatan dari Universitas Negeri Surabaya (Unesa), memaparkan keyakinannya bahwa Indonesia dan China memiliki banyak kesamaan dalam hal pembangunan pedesaan. Menurutnya, pertukaran pengetahuan dan pengalaman antar negara dapat memperkuat upaya pembangunan kedua negara tersebut.
"Setiap negara memiliki ciri khas pembangunan masing-masing, tapi ada kesamaan dalam membangun desa. Indonesia dan China memiliki persamaan dalam peradaban dan jumlah penduduk yang besar," ungkap Gus Halim dalam acara Benchmarking Study di Ruang Rapat Gedung B, Hotel ACFTU-Beijing, Minggu (15/10/2023).
Dalam sambutannya, Gus Halim memberikan apresiasi kepada Pemerintah China atas keramahtamahan mereka. Dia juga mengungkapkan kekagumannya terhadap kepala desa yang berpartisipasi dalam kegiatan ini. Gus Halim menyoroti pentingnya pengelolaan keuangan yang baik dalam pembangunan desa dan mengajak para kepala desa untuk memperdalam pengetahuan mereka dalam hal ini.
"Tentu kami sangat berterima kasih atas sambutan hangat ini. Ada banyak hal yang bisa dipelajari oleh kepala desa dalam mempercepat pembangunan desa, termasuk manajemen keuangan yang efektif. Pengelolaan anggaran adalah kunci penting dalam setiap pembangunan, termasuk di tingkat desa," jelas Gus Halim.
Gus Halim juga menegaskan komitmen untuk meningkatkan kerja sama di bidang pertanian dan perdesaan antara Indonesia dan China. Kegiatan Benchmarking Study ini, yang berlangsung dari 15 hingga 25 Oktober 2023, melibatkan 20 kepala desa dari berbagai provinsi di Indonesia. Mereka berkesempatan untuk saling bertukar gagasan dan pengalaman dengan desa-desa di China.
Benchmarking Study ini adalah hasil kerja sama antara Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) Indonesia dengan Ministry of Agriculture and Rural Affairs (MARA) China. Kolaborasi ini menjadi tonggak penting dalam pembangunan perdesaan di kedua negara.
Selama kegiatan berlangsung, diharapkan para delegasi dapat saling bertukar pengetahuan dan praktik terbaik untuk mencapai tujuan bersama dalam pembangunan wilayah perdesaan. Acara ini dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, termasuk perwakilan dari pemerintah China, seperti Yan Shi, Presiden Institut Manajemen dan Administrasi MARA, yang memainkan peran penting dalam memfasilitasi kerja sama internasional ini.
Yan Shi menyampaikan apresiasi atas peluang kerja sama ini dan berkomitmen untuk memberikan pembelajaran dan pengalaman terbaik kepada para peserta. Dia berharap bahwa para kepala desa yang menjadi peserta dapat menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh saat kembali ke Indonesia.
Pada kesempatan yang sama, Ni Hongxing, Inspektur Utama Departemen Kerjasama Internasional, MARA, menjelaskan bahwa China sedang fokus meningkatkan kerja sama internasional di bidang pembangunan perdesaan dan pertanian. "Dengan kolaborasi seperti Benchmarking Study ini, diharapkan kedua negara dapat saling mendukung dan mencapai kemajuan dalam upaya pembangunan wilayah perdesaan," ucapnya.
Penulis: Lakalim Adalin
Editor: Arianto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar