Sentra Wirajaya Makassar menjadi saksi akhir dari rangkaian Forum Tingkat Tinggi ASEAN tentang Disabilitas atau ASEAN High Level Forum (AHLF) on Enabling Disability-Inclusive Development beyond 2025. Pada pameran penutup ini, ratusan produk berkualitas tinggi hasil karya penyandang disabilitas dari seluruh Indonesia dipamerkan dengan bangga.
"Kami ingin menunjukkan kepada delegasi ASEAN High Level Forum (AHLF) berbagai karya penyandang disabilitas dari seluruh Indonesia." Produk-produk ini mencakup beragam inovasi seperti Tongkat Penuntun Adaptif (TPA), Gelang Tuna Rungu dan Wicara (GRUWI), Gelang Tuna Grahita (GRITA), kursi roda adaptif, motor roda, dan banyak lagi," kata Menteri Sosial, Tri Rismaharini, di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Sentra Wirajaya di Makassar, Kamis (12/10/2023). Mensos bersyukur karena karya-karya disabilitas tersebut mendapat apresiasi dan pujian dari delegasi negara-negara ASEAN.
Sebelum dipamerkan, para penyandang disabilitas ini telah menjalani serangkaian pelatihan dan pembimbingan oleh para pendamping. Pelatihan ini bertujuan agar mereka mampu menghasilkan produk atau karya seni yang tidak hanya memiliki nilai ekonomis tetapi juga artistik.
Menurut Mensos, delegasi dari Kamboja bahkan meminta pelatihan tari untuk penyandang disabilitas dari Indonesia, menunjukkan apresiasi tinggi terhadap upaya pemberdayaan yang dilakukan di Indonesia.
Pentingnya pelatihan dan pengembangan keterampilan bagi penyandang disabilitas ditekankan oleh Mensos. "Agar bisa menghasilkan produk berkualitas, mereka harus terus diberi pelatihan dan harus menjaga kualitas agar bisa bersaing dan meningkatkan kelas menuju kalangan menengah atas."
Kementerian Sosial berkolaborasi dengan mahasiswa dan perguruan tinggi dalam merancang desain produk-produk ini. Selain memberi manfaat bagi penyandang disabilitas, kolaborasi ini juga memberikan pengalaman berharga kepada mahasiswa, membantu mereka mengembangkan sikap kewirausahaan.
Salah satu inovasi produk Kemensos yang sangat menarik adalah alat bantu mobilitas untuk penyandang disabilitas. Produk ini mendapat permintaan dari orang asing yang berada di acara pameran. "Tadi ada yang mau membeli alat bantu tersebut. Tetapi karena belum diproduksi massal dan belum bersifat komersial, kami memberikannya kepada delegasi yang meminta sebagai contoh," kata Mensos.
Sementara itu, Lim Puay Tiak, Ketua ASEAN Disability Forum (ADF), memberikan apresiasi tinggi terhadap kebijakan Indonesia dalam membantu mobilitas penyandang disabilitas. Ia menyebut produk-produk seperti kursi roda, tongkat penuntun adaptif, dan GRUWI/GRITA sebagai inovasi yang menggabungkan seni dan teknologi dengan sangat baik.
"Kontribusi Indonesia dalam mengalokasikan anggaran untuk memenuhi kebutuhan disabilitas patut diapresiasi. Saya sangat bangga dengan Indonesia dan saya berada di sini untuk belajar dari negara-negara ASEAN lainnya serta berbagi pengalaman dalam membantu penyandang disabilitas," ungkap Lim.
Selain produk-produk fungsional, pameran ini juga menampilkan berbagai karya seni seperti lukisan tangan yang menawan, kaos dengan pesan-pesan inspiratif, kerajinan kayu seperti miniatur kapal dan motor, batik ciprat, berbagai pakaian tradisional, tas dengan berbagai desain dan ukuran, serta aneka produk makanan ringan.
Pameran ini tidak hanya memamerkan kreativitas dan ketangguhan penyandang disabilitas, tetapi juga menjadi ajang edukasi bagi masyarakat umum tentang potensi luar biasa yang dimiliki oleh mereka. Dengan kolaborasi antara pemerintah, pendidik, dan masyarakat, Indonesia terus bergerak maju menuju inklusi sosial yang lebih baik bagi semua warganya.
Penulis: Lakalim Adalin
Editor: Arianto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar