Para peternak ayam mandiri di Indonesia terus merasakan tekanan ekonomi yang luar biasa akibat dugaan praktik 'Predatory Pricing' oleh perusahaan integrator.
Dalam orasinya di Monas, Kamis (12/10/2023). Ketua Komunitas Peternak Unggas Nasional (KPUN) Alvino Antonio menyuarakan kebingungannya terhadap kebijakan pemerintah yang tidak melindungi peternak mandiri dan rakyat sesuai dengan UUD 45 Pasal 28G ayat 1 dan Pasal 28H ayat 1.
Akibatnya, Peternak mandiri, yang seharusnya mendapatkan manfaat dari swasembada ayam pedaging, kini harus berproduksi dengan biaya produksi yang tinggi.
Menurut Antonio, perusahaan integrasi vertikal seharusnya menjual pakan dan DOC (Day-Old Chick) dengan harga lebih murah dibandingkan pesaing mereka. Namun, ironisnya, mereka justru menjual lebih mahal meskipun memiliki akses yang lebih besar terhadap bahan baku pakan dan kuota impor GPS.
"Situasi ini diperburuk oleh praktik 'Predatory Pricing' perusahaan integrator, yang menjual ayam hidup ke pasar tradisional dengan harga yang jauh di bawah biaya pokok produksi peternak mandiri," ungkapnya.
Menurut data yang ada, harga ayam hidup di pasaran mencapai Rp. 19.000 – 20.000 per kg, sementara biaya produksi peternak mandiri berkisar Rp. 21.000 – 22.000 per kg untuk ayam hidup berbobot 1,6 – 1,8 kg.
"Ketiadaan data valid mengenai kebutuhan dan konsumsi ayam broiler membuat pasokan ayam di pasaran melimpah. Perusahaan integrator memanfaatkan keadaan ini untuk menguasai pasar dari hulu ke hilir, memperdagangkan ayam hidup di bawah biaya produksi peternak mandiri," imbuhnya.
Dampaknya sangat merugikan, menyebabkan peternak mandiri mengalami kebangkrutan dan bahkan terdorong untuk mengambil langkah tragis dengan bunuh diri akibat beban hutang yang tak terbayarkan.
Sebagai tindakan melawan kerugian yang terus menerus, peternak mandiri telah mengambil inisiatif dengan membagi-bagikan ayam hidup kepada masyarakat.
Mereka juga memohon kepada pemangku kebijakan untuk memberikan keadilan dan perlindungan yang sesuai dengan hak-hak mereka. "Namun, tanpa perubahan kebijakan yang konkret, para peternak ayam mandiri di Indonesia tetap berada dalam situasi yang sulit dan penuh tekanan ekonomi," ucapnya.
Penulis: Lakalim Adalin
Editor: Arianto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar