Duta Nusantara Merdeka | Jakarta
Jejaring Pasca Panen untuk Gizi Indonesia (JP2GI) telah mengambil langkah proaktif untuk mendukung implementasi Sustainable Development Goals (SDGs) 12.3, yang menargetkan pengurangan Susut dan Sisa Pangan (SSP) sebesar 50% pada tahun 2030. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, JP2GI menggelar Focus Group Discussion (FGD) bertajuk "Reduksi Susut Pangan" di Jakarta, Senin (02/10/2023).
Tujuan utama dari kegiatan FGD ini adalah mengembangkan dan merumuskan peta jalan komprehensif untuk mengurangi di Indonesia. FGD berfokus pada integrasi nilai-nilai dan tujuan pembangunan berkelanjutan. Salah satu pembicara kunci dalam acara ini adalah Dr. Vivi Yulaswati, Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam dari Kementerian PPN/Bappenas RI.
Dalam sambutannya, Dr. Vivi menekankan pentingnya reduksi susut pangan sebagai bagian dari transformasi ekonomi dan pembangunan ketahanan sosial, budaya, dan ekologi Indonesia. Transformasi ekonomi yang diinginkan melibatkan berbagai aspek, termasuk penerapan ekonomi hijau. Dalam konteks ini, mengurangi susut pangan dan limbah pangan memiliki implikasi besar terhadap efisiensi biaya, kesehatan masyarakat, dan emisi gas rumah kaca.
Dalam merancang transformasi ekonomi yang berbasis pada ketahanan sosial budaya dan ekologi, Dr. Vivi menyoroti pentingnya kesetaraan, dekarbonisasi energi, dan perlunya menjaga lingkungan global. Dia juga menekankan pentingnya mempertimbangkan keragaman geografis di berbagai wilayah Indonesia. Untuk mencapai ketahanan pangan di masa depan, penting untuk memastikan ketersediaan air dan energi yang memadai di setiap wilayah.
Selain itu, Dr. Vivi menekankan pentingnya transformasi sistem pangan dan nutrisi. Dia mencatat bahwa pada tahun 2045, seluruh Jawa diharapkan mencapai status Uber (Urban, Berbasis Ekologi, dan Ramah Budaya). Oleh karena itu, ketahanan pangan menjadi isu krusial, terutama dalam konteks mengelola sumber daya alam, energi, dan air secara berkelanjutan.
Lebih dari itu, Dr. Vivi juga membahas pentingnya pendekatan baru dalam bidang pendidikan, perlindungan sosial, dan infrastruktur publik. Dia menyoroti peran perempuan dalam transformasi ekonomi dan menekankan bahwa transformasi pangan harus diintegrasikan dengan pendekatan pendidikan, perlindungan sosial, dan infrastruktur publik.
Dan yang pasti, diskusi ini menegaskan bahwa transformasi sistem pangan bukan hanya tentang mengurangi SSP, tetapi juga tentang menciptakan sistem yang adil, berkelanjutan, dan inklusif. Dengan langkah-langkah yang diambil oleh JP2GI dan dukungan penuh dari para pemangku kepentingan, Indonesia dapat meraih target pengurangan susut dan sisa pangan sesuai dengan SDGs 12.3, menuju masa depan yang berkelanjutan dan sejahtera bagi semua.
Reporter: Lakalim Adalin
Editor: Arianto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar