Kementerian Pertanian Indonesia menegaskan bahwa program Food Estate yang sedang dikerjakan di beberapa lokasi, seperti Pulang Pisau, Kapuas, Humbang Hasundutan, Sumba Tengah, Temanggung, dan Wonosobo, telah memberikan dampak positif bagi petani dan kawasan setempat. Meskipun hasilnya tidak bisa instan, program ini terus berkembang dan memperluas lahan pertanian.
"Peningkatan produktivitas di lokasi food estate adalah upaya jangka panjang untuk mengimbangi pertumbuhan penduduk. Dengan lahan pertanian baru yang luas dan produktif, Indonesia dapat lebih mandiri dalam produksi pangan," kata Kuntoro Boga Andri, Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan, Rabu (27/9/2023).
Kuntoro juga menekankan pentingnya teknologi dalam manajemen lahan dan pengelolaan air di food estate. Kementerian Pertanian telah memperkenalkan benih unggul dan melihat dampak positifnya muncul.
Sebagai contoh, di Pulang Pisau, produktivitas pertanian telah meningkat dari 2,5 ton per hektar GKP menjadi 5,5 ton per hektar melalui upaya intensifikasi. Di Sumba Tengah, angka kemiskinan di kawasan food estate dan sekitarnya telah berkurang.
"Petani di Wonosobo juga merasakan manfaat dari program ini dengan peningkatan produktivitas panen, jaminan pemasaran, dan peningkatan pendapatan," ungkapnya.
Program Food Estate di Humbang Hasundutan, Sumatera Utara, juga dianggap sebagai langkah penting untuk melepas ketergantungan impor pangan dan memperkuat kemandirian pangan Indonesia.
Kementerian Pertanian menekankan bahwa program Food Estate adalah usaha untuk mencapai kemandirian pangan dan mengurangi impor pangan, dan meskipun ada tantangan, upaya pembenahan dan penyempurnaan program akan terus dilakukan. Hal ini sejalan dengan visi Presiden Jokowi untuk menghasilkan dampak positif bagi petani dan keberlanjutan pertanian Indonesia.
Reporter: Lakalim Adalin
Editor: Arianto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar