Dukuh Atas, yang merupakan salah satu kawasan tersibuk di Jakarta, terus mengalami perkembangan pesat sebagai pusat transportasi publik dan angkutan daring. Dengan lima moda transportasi publik yang beroperasi, termasuk MRT Jakarta, LRT Jabodebek, Kereta Commuter Line, Kereta Bandara, dan BRT Transjakarta, kawasan ini telah menjadi salah satu tujuan utama para komuter. Untuk mendukung konektivitas yang semakin baik, Jembatan Penyeberangan Multiguna (JPM) Dukuh Atas diresmikan secara resmi di anjungan JPM Dukuh Atas, Jakarta Pusat, Rabu (13/09/2023).
Peresmian JPM Dukuh Atas dilakukan oleh Menteri Perhubungan RI, Budi Karya Sumadi, dan Penjabat (Pj.) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono. Acara ini juga disaksikan oleh sejumlah tokoh penting, termasuk Ketua DPRD DKI Jakarta, Prasetyo Edi Marsudi, Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, Risal Wasal, serta beberapa direktur perusahaan transportasi terkemuka.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyampaikan apresiasi atas upaya bersama dalam pembangunan JPM Dukuh Atas ini. Dia mengatakan bahwa hal ini adalah bukti nyata bahwa sinergi antara pemerintah pusat dan daerah, bersama dengan berbagai pihak terkait, dapat menghasilkan infrastruktur transportasi yang terintegrasi, aman, nyaman, dan selamat. Beliau juga berharap agar pembangunan ini dapat menjadi model bagi pengembangan infrastruktur transportasi lainnya yang mengutamakan sinergi antarmoda.
Pada kesempatan yang sama, Pj. Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono juga mengucapkan terima kasih atas dukungan dari Pemerintah Pusat dalam mewujudkan sinergi dalam merampungkan pembangunan JPM Dukuh Atas. Beliau menegaskan pentingnya menjaga dan memanfaatkan aset ini untuk masyarakat yang bermobilitas, terutama untuk melanjutkan perjalanan dengan moda transportasi publik yang telah terhubung melalui JPM.
JPM Dukuh Atas ini telah menjadi akses utama bagi komuter sejak dioperasikan pada 28 Agustus 2023. Pembangunan jembatan seluas 235 meter ini dilakukan oleh PT MRT Jakarta (Perseroda) sebagai bagian dari pengembangan kawasan berorientasi transit Dukuh Atas. Pendanaannya menggunakan skema creative financing, yang artinya tidak membebani APBD maupun APBN. Meskipun disebut jembatan, secara teknis konstruksi bangunan ini bukan hanya jembatan biasa. Selain memenuhi kebutuhan lalu lintas pejalan kaki, JPM ini juga dilengkapi dengan berbagai fitur lain seperti gerai makanan, tempat makan, hingga destinasi wisata.
JPM Dukuh Atas bukan hanya menjadi sarana transportasi, tapi juga menjadi ruang publik yang inklusif. Prinsip pengembangan jembatan ini adalah meningkatkan konektivitas antarmoda, ruang publik yang inklusif, serta meningkatkan pengalaman perkotaan yang beragam. Jadi, harapannya, JPM ini akan menjadi salah satu ciri khas perkotaan Jakarta yang berkelanjutan.
Selain JPM Dukuh Atas, PT MRT Jakarta (Perseroda) bersama mitranya juga akan mengelola kawasan seluas 146 hektar di sekitar stasiun MRT Jakarta. Pengembangan kawasan ini akan mematuhi delapan prinsip pengembangan kawasan berorientasi transit, termasuk kepadatan tinggi, peningkatan kualitas konektivitas, peningkatan kualitas hidup, keadilan sosial, keberlanjutan lingkungan, ketahanan infrastruktur, dan pembaruan ekonomi. Upaya ini merupakan bagian dari transformasi Jakarta menuju kota yang lebih berkelanjutan dan ramah iklim.
MRT Jakarta akan terus memastikan bahwa aksesibilitas transit, fasilitas pejalan kaki dan pesepeda, ruang terbuka hijau, pohon peneduh jalan, serta berbagai titik untuk berbagi sepeda akan tersedia untuk mendukung mobilitas yang ramah lingkungan dan pengalaman perkotaan yang lebih baik bagi semua warga Jakarta.
Reporter: Lakalim Adalin
Editor: Arianto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar