Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono, mengumumkan bahwa Bali telah dipilih sebagai tempat yang tepat untuk menjadi tuan rumah World Water Forum ke-10 tahun 2024. Tema utama acara ini adalah "Air Untuk Kesejahteraan Bersama" (Water for Shared Prosperity). Keputusan ini memiliki makna penting, mengingat Bali adalah salah satu lokasi di Indonesia yang memiliki hubungan mendalam dengan air dalam berbagai aspek kehidupan.
"Salah satu hal yang membuat Bali begitu istimewa adalah adanya Subak, sebuah sistem keswadayaan masyarakat yang mengatur pembagian air irigasi secara adil dan merata di area persawahan," kata Menteri Basuki dalam Sesi Khusus China dalam Kongres Air Dunia/the XVIII World Water Congress di Beijing, Republik Rakyat Tiongkok, Selasa (12/9/2023).
Menteri Basuki menjelaskan dalam Sesi Khusus China dalam Kongres Air Dunia, "Sistem Subak yang dipraktekkan di Indonesia sangat erat kaitannya dengan topik besar 'Water for All: Harmony Between Human and Nature' yang diangkat dalam 18th World Water Congress." Subak adalah manifestasi dari hubungan yang tak terpisahkan antara Tuhan, manusia, dan alam dalam menghasilkan makanan dan memenuhi kebutuhan lainnya.
Subak mencerminkan konsep filosofis Tri Hita Karana, yang mengintegrasikan alam roh, dunia manusia, dan alam/lingkungan. Ini bukan sekadar sistem irigasi, tetapi juga sebuah tatanan budaya dengan ciri-ciri seperti kemandirian sosial, ketahanan pangan, dan kekuatan agama yang didasari oleh semangat gotong royong dalam memanfaatkan air untuk pertanian, terutama untuk beras dan palawija.
Pentingnya Subak di Bali juga tercermin dalam pengakuan UNESCO, yang menyatakan bahwa sistem dan lanskap Subak adalah salah satu Warisan Budaya Dunia. Inilah yang membuatnya menjadi salah satu destinasi kunjungan lapangan dalam World Water Forum ke-10 yang akan diadakan di Bali.
Menurut Menteri Basuki, dengan mengkombinasikan proses politik, regional, tematik, dan kunjungan lapangan, World Water Forum ke-10 akan menjadi lebih kuat dan menarik. Bali, yang telah dikenal sebagai tujuan wisatawan legendaris selama beberapa dekade, akan menjadi tuan rumah yang ideal untuk forum ini.
Menteri Basuki juga mengingatkan tentang Stakeholder Consultation Meeting ke-2 yang akan dilaksanakan pada tanggal 12-13 Oktober 2023 di Bali sebagai bagian dari persiapan dan rangkaian penyelenggaraan World Water Forum ke-10 di tahun 2024.
Selain itu, Menteri Basuki mengundang dan meminta dukungan dari para tamu undangan yang hadir dalam acara China Special Session World Water Congress di Beijing. Hadir dalam acara ini adalah berbagai tokoh penting, seperti Kepala BMKG Prof. Dwikorita Karnawati, Presiden World Water Forum Loic Fauchon, Duta Besar Indonesia untuk Republik Rakyat Tiongkok Djauhari Oratmangun, serta sejumlah staf ahli dan pejabat terkait lainnya.
Keputusan untuk menjadikan Bali sebagai tuan rumah World Water Forum ke-10 adalah langkah penting dalam mempromosikan pentingnya air dalam kehidupan dan pembangunan yang berkelanjutan. Bali dengan keunikan budaya Subaknya akan menjadi tempat yang inspiratif untuk berdiskusi tentang solusi dan inovasi dalam mengelola sumber daya air demi kesejahteraan bersama.
Penulis: Lakalim Adalin
Editor: Arianto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar