Dalam seminar dan workshop bertema "Membangun Transportasi Barang yang Selamat, Tertib, dan Efisien" di Serpong, Selasa (1/8/2023). Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyatakan bahwa kolaborasi antar pemangku kepentingan menjadi kunci dalam mewujudkan angkutan barang yang lebih efisien, sebagai langkah untuk meningkatkan daya saing bangsa.
Menhub menekankan bahwa Indonesia sebagai salah satu negara terbesar di dunia masih menghadapi tantangan dalam penataan transportasi khususnya angkutan barang, dan untuk menghadapinya, diperlukan upaya sungguh-sungguh dari semua stakeholder terkait. Hal ini termasuk penegakkan hukum, infrastruktur, serta kepatuhan terhadap regulasi.
Salah satu penyebab inefisiensi kinerja angkutan barang di Indonesia adalah dominasinya moda transportasi melalui jalan atau darat. Untuk mengatasi masalah tersebut, Kementerian Perhubungan telah menyiapkan beberapa strategi penanganan, seperti mewajibkan implementasi sistem manajemen keselamatan perusahaan angkutan umum (SMKPAU), mendorong integrasi multimoda, serta mensubsidi angkutan barang perintis melalui Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) untuk mendukung program tol laut.
Pemerintah juga berupaya menangani permasalahan angkutan barang Over Dimension Overload (ODOL) dengan pengawasan dan penegakkan hukum melalui tilang, transfer muatan, dan normalisasi kendaraan. Selain itu, penggunaan bukti lulus uji elektronik kendaraan bermotor juga diwajibkan untuk mengurangi masalah tersebut.
Seminar ini turut dihadiri oleh sejumlah pembicara dari berbagai pihak, termasuk Ditjen Perhubungan Darat, Korlantas Polri, Kemenkomarves, Jasa Raharja, KNKT, Perkumpulan Perusahaan Transportasi Barang (Truk) dan Logistik yang sadar akan keamanan dan keselamatan (Kamselindo), serta pengamat transportasi. Dengan adanya kolaborasi antar pemangku kepentingan, diharapkan angkutan barang di Indonesia dapat menjadi lebih efisien dan meningkatkan daya saing bangsa.
Reporter: Lakalim Adalin
Editor: Arianto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar