Mahkamah Agung Republik Indonesia menggelar kegiatan pembinaan teknis dan administrasi yudisial bagi para ketua, wakil, hakim, panitera, sekretaris pada pengadilan tingkat banding dan pertama di seluruh Indonesia. Kegiatan yang dilaksanakan secara hybrid ini berlangsung di Hotel Four Point Makassar, Kamis (6/7/2023). Acara tersebut dibuka secara resmi oleh Ketua Mahkamah Agung, Prof. Dr. H. M. Syarifuddin, S.H., M.H., yang juga dihadiri oleh Wakil Ketua Mahkamah Agung Bidang Yudisial, para Ketua Kamar Mahkamah Agung, hakim agung, pejabat eselon 1 dan 2 pada Mahkamah Agung, hakim tinggi, hakim yustisial pada Mahkamah Agung, serta undangan lainnya.
Kegiatan ini bertujuan untuk membina aparatur peradilan terkait teknis maupun administrasi yudisial di empat lingkungan peradilan yang ada di seluruh Indonesia. Ketua Mahkamah Agung, dalam kesempatan tersebut, menyampaikan harapannya agar cita-cita membangun peradilan yang agung dapat tercapai dengan menjaga integritas dan profesionalitas yang konsisten. "Integritas dan profesionalitas adalah senjata kita, tanpa kedua hal tersebut semua yang telah kita lakukan akan sia-sia. Seberapapun canggihnya teknologi yang kita miliki, jika kita tidak memiliki dua hal itu, maka kita hanya akan menghadapi kehancuran," tegasnya.
Dalam upaya peningkatan profesionalitas, Ketua Mahkamah Agung juga mengimbau aparatur peradilan untuk terus belajar dan mengembangkan ilmu pengetahuan, terutama terkait hukum. Belajar dapat dilakukan dari berbagai sumber dan kepada siapapun. Setelah memperoleh ilmu yang memadai, Ketua Mahkamah Agung memerintahkan agar aparatur peradilan menerapkan profesionalisme dalam setiap tindakan yang diambil. Ia menekankan pentingnya memutus perkara sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki, bukan semata-mata berdasarkan arahan pimpinan atau tekanan dari pihak manapun.
"Gunakan ilmu tersebut sebagai landasan bekerja dengan sebaik-baiknya, memutus perkara dengan integritas dan kebenaran yang menjadi pijakan ilmu yang dimiliki. Katakan sesuatu yang benar, meskipun itu pahit. Jangan gentar dan jangan mau diintervensi oleh apapun atau siapapun," ungkap Professor besar dari Universitas Diponegoro tersebut.
Kegiatan pembinaan teknis dan administrasi yudisial ini memberikan kesempatan bagi para aparatur peradilan untuk meningkatkan kompetensi dan pemahaman mereka dalam menjalankan tugas-tugas yang berkaitan dengan proses peradilan. Selain itu, melalui diskusi dan interaksi dengan sesama profesional, para peserta juga dapat saling bertukar pengalaman serta memperbarui pengetahuan mereka mengenai perkembangan hukum terkini.
Kegiatan ini merupakan bukti nyata dari komitmen Mahkamah Agung dalam meningkatkan kualitas penegakan hukum di Indonesia. Dengan pembinaan yang kuat dalam bidang teknis maupun administrasi yudisial, diharapkan para aparatur peradilan dapat melaksanakan tugas mereka dengan lebih baik dan adil. Meningkatnya kualitas penegakan hukum akan berdampak positif terhadap kepercayaan masyarakat terhadap lembaga peradilan serta memperkuat keberadaan sistem peradilan yang adil dan transparan di Indonesia.
Kegiatan pembinaan ini diharapkan menjadi titik awal bagi upaya terus-menerus dalam meningkatkan kompetensi dan profesionalisme aparatur peradilan. Dengan bekal pengetahuan serta integritas yang kokoh, diharapkan Mahkamah Agung dan para aparatur peradilan dapat mewujudkan visi mereka untuk menjaga keadilan dan rule of law di negara ini.
Reporter: Lakalim Adalin
Editor: Arianto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar