Dalam perkembangan zaman yang semakin cepat dan dinamis, SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) dituntut untuk tetap relevan dan dapat menangkap perubahan-perubahan yang terjadi di dunia kerja. Sulistio Mukti Cahyono, Koordinator Penyelarasan Pendidikan Vokasi, mengungkapkan pentingnya SMK beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan proses kurikulum, pembelajaran, dan sebagainya agar dapat memenuhi apa yang dibutuhkan oleh dunia kerja. Hal ini diungkapkan oleh Sulistio Mukti Cahyono dalam wawancara dengan wartawan Surat Kabar Duta Nusantara Merdeka di Jakarta, Rabu (21/06/2023).
Menurutnya, inti dari pendidikan SMK adalah menciptakan lulusan yang dibutuhkan oleh dunia kerja, dengan kompetensi yang relevan dan sesuai dengan tuntutan industri. Untuk mencapai hal ini, komunikasi yang baik antara SMK dan mitra industri sangat penting. Dukungan dari pemerintah juga menjadi faktor krusial, seperti yang tercermin dalam Peraturan Presiden Nomor 68 tahun 2022 tentang revitalisasi pendidikan vokasi dan pelatihan vokasi. Regulasi ini meminta semua pihak terlibat, termasuk dunia pendidikan dan dunia kerja, untuk memberikan dukungan dalam mencapai tujuan tersebut.
Dalam konteks ini, harapannya adalah agar SMK dapat berkomunikasi dengan industri mitra, mendengarkan kebutuhan mereka, dan menyampaikan apa yang dibutuhkan dalam hal tenaga kerja. Hal ini memungkinkan SMK untuk menyesuaikan diri dengan regulasi dan mempersiapkan lulusan yang sesuai dengan kebutuhan industri.
Tugas utama SMK adalah memastikan bahwa proses pembelajaran siswa-siswinya efektif dalam menghasilkan kompetensi yang dibutuhkan oleh dunia kerja. Oleh karena itu, workshop ini menjadi momen penting dalam menyusun kurikulum merdeka untuk fase E dan fase F, dengan harapan semakin memperjelas identifikasi kebutuhan industri.
Saat ini, SMK telah mengimplementasikan dasar-dasar kompetensi pada tingkat kelas 10. Namun, informasi yang diperlukan untuk fase E, fase F dan seterusnya perlu diperoleh dari dunia kerja. Informasi tersebut kemudian akan diformulasikan dan diproses dalam bentuk kurikulum dan pembelajaran yang sesuai.
Terpisah, Ramlan, salah satu pengurus ASASKI, juga menyampaikan upayanya dalam memperkuat organisasi tersebut dan menjadikannya sebagai pelopor di dunia pendidikan, khususnya dalam bidang keperawatan. Dalam hal ini, dia berupaya untuk menciptakan kurikulum dan pembelajaran yang lebih baik, sehingga lulusan SMK Asisten Keperawatan dapat terserap dengan baik di dunia industri.
Workshop nasional yang diselenggarakan ini merupakan langkah kedua dalam mempersiapkan kurikulum merdeka untuk fase f. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi kebutuhan industri dengan lebih tajam. Sehingga SMK dapat terus beradaptasi dan menjadi bagian penting dalam menghasilkan lulusan yang berkualitas dan siap bersaing di dunia kerja.
Perkembangan sektor kesehatan menjadi salah satu fokus dalam workshop ini. Di sektor kesehatan, terdapat regulasi-regulasi yang harus dipenuhi, terutama dalam hal tenaga kesehatan. SMK memiliki peran penting dalam menyesuaikan diri dengan regulasi tersebut dan mengembangkan profesi-profesi lain yang masih berhubungan dengan dunia kesehatan. Dalam hal ini, tidak hanya menjadi asisten keperawatan, namun juga mencakup bidang-bidang lain yang sesuai dengan kebutuhan sektor kesehatan.
Partisipasi mitra industri dalam workshop ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan kebutuhan yang lebih jelas. Dengan adanya dialog dan komunikasi yang baik antara SMK dan industri, kurikulum dan pembelajaran dapat dirancang untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Tujuannya adalah agar lulusan SMK dapat langsung terserap di dunia industri dengan kualitas yang diharapkan.
Workshop ini juga merupakan kesempatan bagi SMK untuk menjawab tuntutan regulasi dan mengidentifikasi kebutuhan industri yang terus berkembang. Dalam kurikulum dan pembelajaran, SMK perlu memastikan bahwa siswa-siswinya mampu mengikuti perubahan-perubahan tersebut secara efektif. Dengan demikian, lulusan SMK dapat menjadi sumber daya manusia yang siap menghadapi dunia kerja dengan kompetensi yang sesuai.
Selain itu, workshop ini juga menjadi momen penting dalam menjalin kerja sama antara SMK dan mitra industri. Dengan adanya kerja sama yang kuat, SMK dapat memanfaatkan pengalaman dan keahlian industri untuk meningkatkan mutu pendidikan. Dalam hal ini, peran pemerintah sebagai fasilitator dan pengatur juga sangat penting. Regulasi yang mendukung revitalisasi pendidikan vokasi memberikan landasan yang jelas bagi pengembangan SMK.
Harapannya, workshop ini akan menghasilkan kurikulum dan pembelajaran yang relevan dengan kebutuhan dunia kerja, terutama dalam sektor kesehatan. SMK diharapkan mampu beradaptasi dengan perubahan yang terjadi dan memberikan pendidikan yang berkualitas. "Dengan adanya sinergi antara SMK, mitra industri, dan pemerintah, diharapkan lulusan SMK dapat terserap secara maksimal di dunia kerja dan memberikan kontribusi yang signifikan dalam pembangunan Indonesia," tutupnya.
Reporter: Lakalim Adalin
Editor : Arianto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar