Emiten Pelayaran, PT Logindo Samudramakmur Tbk ("LEAD" atau "Perseroan") pada tahun 2022, Perseroan berhasil mencapai total pendapatan sebesar US$29,5 juta, meningkat 2,77% dari total pendapatan tahun sebelumnya sebesar US$28,7 juta. Pertumbuhan ini terutama didorong oleh peningkatan utilisasi kapal, terutama untuk jenis kapal yang lebih kecil.
"Meskipun mengalami pertumbuhan pendapatan yang positif, Perseroan mengalami kerugian sebesar US$1,9 juta pada tahun 2022. Ini merupakan perubahan signifikan dari laba usaha sebesar US$0,4 juta yang tercatat pada tahun 2021," kata Presiden Direktur LEAD, Eddy Kurniawan Logam saat Public Expose setelah Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Jakarta. Rabu (21/06/2023).
Selain itu, Perseroan menanggung beban penurunan nilai aset perseroan sebesar US$0,50 juta pada tahun 2022, dibandingkan dengan US$ $0,30 juta pada tahun sebelumnya.
Bahkan, EBITDA (Laba Sebelum Bunga, Pajak, Depresiasi, dan Amortisasi) LEAD turun menjadi US$9,98 juta, mencerminkan penurunan sebesar 10,47% dibandingkan tahun 2021. Penurunan ini terutama disebabkan oleh peningkatan Harga Pokok Penjualan, khususnya terkait pembelian suku cadang dan perbaikan kapal.
Aset Lancar meningkat menjadi US$25,4 juta, tumbuh 7,02% dari tahun sebelumnya, terutama didorong oleh piutang usaha yang lebih tinggi pada paruh kedua tahun 2022.
Namun, Kewajiban Lancar juga meningkat sebesar 19% karena meningkatnya kewajiban pembayaran kepada pihak ketiga. dan liabilitas sewa setelah penerapan PSAK 73.
Sedangkan Liabilitas Jangka Panjang meningkat sebesar 1,93% karena beban bunga atas pinjaman bank jangka panjang.
Dari sisi total aset, total aset menunjukkan penurunan 2,10 persen, mencapai US$134 juta per 31 Desember 2022, dibandingkan US$137 juta pada periode yang sama tahun 2021. Indikator keuangan ini menunjukkan tantangan yang dihadapi Perseroan dalam mengelola profitabilitasnya. dan mempertahankan posisi keuangan yang stabil.
Disisi lain, Fluktuasi harga minyak dunia secara signifikan mempengaruhi kegiatan di sektor minyak dan gas, yang pada gilirannya mendorong peningkatan permintaan Kapal Pendukung Lepas Pantai (OSV). Harga sewa kapal jenis tertentu juga mengalami tren kenaikan. Namun, pasokan OSV, khususnya di Indonesia, mulai menurun karena tingginya harga sewa di pasar internasional. Dinamika ini telah menghadirkan peluang dan tantangan bagi LEAD.
Menatap tahun 2023, Adrianus menegaskan, LEAD telah menetapkan target pendapatan sebesar US$27 juta dengan tujuan untuk membatasi kerugian operasional hingga di bawah US$2,7 juta.
Manajemen perseroan mengambil pendekatan konservatif, mengingat butuh waktu bagi industri lepas pantai dalam negeri untuk menyesuaikan diri dengan kenaikan harga sewa kapal.
Per 31 Mei, Perseroan telah mendapatkan kontrak baru senilai US$11,1 juta, berkontribusi terhadap total nilai kontrak untuk armadanya sebesar US$35,8 juta. Dengan nilai kontrak yang belum terpakai sebesar US$14,5 juta, perseroan masih memiliki ruang untuk pertumbuhan dan ekspansi.
"Untuk mencapai targetnya, Perseroan harus menerapkan langkah-langkah strategis. Pertama, harus fokus pada optimalisasi pemanfaatan kapal untuk memaksimalkan pendapatan dan meminimalkan biaya operasional. Ini mungkin melibatkan peningkatan sistem manajemen armada, meningkatkan efisiensi operasional, dan menjelajahi pasar baru," pungkasnya.
Reporter: Lakalim Adalin
Editor : Arianto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar