Emiten sektor energi baru terbarukan (EBT), PT Kencana Energi Lestari Tb ("KEEN" atau "Perseroan"), dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), di Jakarta, Jumat (16/6/2023) telah menyetujui pembagian dividen final sebesar US$1,6 juta atau setara dengan rasio pembagian dividen 11,05% dari laba bersih tahun buku 2022 sebesar US$14,48 juta, sehingga dividen per saham yakni Rp6,50 per saham.
"Sementara itu. sisa laba bersih sebesar US$671,3 ribu akan diperuntukkan sebagai dana cadangan dan US$12,2 juta akan digunakan untuk operasional perusahaan," kata Direktur Utama KEEN, Wilson Maknawi saat Public Expose usai RUPST di Jakarta.
Sepanjang kuartal I-2023, perseroan meraih laba bersih US$5,67 juta atau setara dengan Rp85,44 miliar (asumsi kurs per Maret 2023 Rp 15.062,00/US$), melonjak 7,66% dari kuartal I-2022 senilai US$5,27 juta.
"Kenaikan laba bersih ini seiring dengan pendapatan KEEN yang naik 36,28% menjadi US$13,17 juta atau setara Rp198,33 miliar pada kuartal I-2023, bila dibandingkan dengan kuartal I-2022 sebesar US$9,66 juta," ujarnya.
Tahun lalu, perseroan berhasil mencetak pendapatan US$41,83 juta atau setara Rp658,07 miliar (asumsi kurs Rp15.731 per Desember 2022), naik 14,45% bila dibandingkan dengan tahun 2021 sebesar US$36,55 juta. Sebesar 48,58% pendapatan disumbang oleh pendapatan proyek konsesi, 35,29% dari bunga konsesi, dan 16.13% dari penjualan listrik EBT.
Pada tahun 2022, KEEN membukukan laba bersih US$14,48 juta atau setara Rp227,81 miliar, melonjak 81,03% dari laba 2021 senilai US$7,99 juta.
Dari sisi proyek, pada 2022 Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Pakkat berkontribusi terhadap pendapatan US$6,78 juta, PLTA Air Putih US$10,28 juta, Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) Ma'dong US$5,03 juta, dan PLTM Ordi Hulu 19,74 juta. PLTM Ordi Hulu menjadi sumber pendapatan baru tahun lalu seiring dengan mulai konstruksinya pada Maret 2022.
Menurut dia, Portofolio KEEN saat ini ialah PLTA Pakkat berkapasitas 18 MW, PLTA Air Putih 21 MW, PLTM Ma'dong 10 MW, PLTM Ordi Hulu 10 MW, Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBm) Tempilang 2 sebesar 5 MW, dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Tempilang 1,36 MWp.
Dari sisi kebutuhan energi, pengembangan dan inovasi alternatif sumber EBT terus didengungkan, mengingat Indonesia memiliki banyak sekali potensi EBT yang belum dimanfaatkan dengan maksimal. Sejalan dengan target bauran EBT pada tahun 2025 yang sebesar 23%, KEEN juga perlu mengembangkan usaha karena saat ini bauran EBT yang dimanfaatkan baru sekitar 14%.
"Di dalam pipeline, kami menargetkan dapat mengembangkan aset EBT hingga 500 MW," katanya.
Perincian proyek dalam pipeline jangka panjang di sektor energi hydro ialah PLTA Sumatera Utara 35 MW, PLTA Sulawesi 1 75 MW, PLTA Sulawesi 2 90 MW, dan PLTA Gorontalo 22 MW.
Di sektor energi angin, KEEN menargetkan pembangunan 2 Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) di Sulawesi Selatan dengan kapasitas masing-masing 62,5 MW dan 100 MW. KEEN juga berencana mengembangkan Solar PV 60 MW dan pembangkit listrik Hybrid 5 MW.
Selain PLTA, KEEN masuk ke sektor Mini hydro, dan akan mengoperasikan PLTM Sumatera 2 4 MW, PLTM Sulawesi 3 6 MW, PLTM Sulawesi 4 10 MW, dan PLTM Nasal 10 MW. Perseroan juga menargetkan bisnis kelistrikan dari Biomassa 10 MW dan Biogas 10 MW.
"KEEN sangat optimis akan mendapatkan proyek baru dan kelangsungan usaha KEEN sangat terjaga. Apalagi potensi pengembangan EBT di Indonesia mencapai sekitar 3.700 GWh, namun baru dimanfaatkan sekitar 0,3%-nya," tutupnya.
Reporter: Lakalim Adalin
Editor : Arianto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar