"Peningkatan pendapatan ini didukung oleh kinerja aset pergudangan Perseroan yang terus meningkat dari waktu ke waktu. Sebagai perusahaan yang fokus pada penyewaan properti gudang, sekitar 80% dari total aset perusahaan adalah properti investasi yang dinilai ulang setiap tahun oleh kantor jasa penilai publik. Oleh karena itu, nilai aset yang tercatat di neraca adalah nilai pasar. Pertumbuhan properti investasi yang konsisten ini juga dipengaruhi oleh ekspektasi pasar yang semakin meningkat," kata Jeremy Muliawan, Corporate Secretary MMLP saat Public Expose di Jakarta, Jum'at (16/06/2023).
Meskipun pendapatan dan margin EBITDA menunjukkan tren positif, laba bersih MMLP pada kuartal pertama 2023 mengalami penurunan. Laba bersih Perseroan sebesar Rp38 miliar, menurun bila dibandingkan dengan laba bersih sebesar Rp45,8 miliar pada kuartal pertama 2022.
MMLP terus berusaha mengoptimalkan keseimbangan struktur modalnya guna mencapai pertumbuhan yang konsisten sambil menjaga solvabilitas dan likuiditas keuangan. Pada tahun 2022, perusahaan mencatat rasio total liabilitas terhadap ekuitas sebesar 0,2x. Rasio ini menunjukkan proporsi hutang yang digunakan oleh perusahaan dalam pembiayaan aset dan operasionalnya. Dengan memiliki rasio yang relatif rendah, MMLP menunjukkan kemampuannya untuk memanfaatkan modal sendiri dalam mendukung pertumbuhan bisnisnya.
Menariknya, Pada tanggal 28 Maret 2023, MMLP melakukan transaksi pembelian kembali saham anak usahanya, yaitu PT Mega Khatulistiwa Properti (MKP). Melalui anak usahanya, yaitu PT Mega Tridaya Properti (MTP), MMLP berhasil membeli kembali 45% saham MKP yang sebelumnya dimiliki oleh Reco Indolog Pte Ltd (Reco). MKP merupakan anak perusahaan MMLP yang memiliki dan mengelola 9 aset pergudangan di Jabodetabek dan Jawa Timur.
Transaksi ini memiliki nilai transaksi sebesar Rp1,7 triliun yang dibayarkan dalam 3 tahap hingga 30 Juni 2024. Penting untuk dicatat bahwa transaksi ini telah dinyatakan wajar oleh Kantor Jasa Penilai Publik Kusnanto dan Rekan melalui laporan pendapat kewajaran atas transaksi tersebut. Manajemen perusahaan percaya bahwa transaksi ini akan memiliki dampak positif terhadap strategi keberlanjutan MMLP di masa depan.
MMLP juga mengambil langkah untuk memanfaatkan potensi pasar yang besar dengan membangun gudang modern Pondok Ungu Extension. Melalui anak usahanya, yaitu PT Bukit Properti Logistik (BPL), MMLP memiliki lahan kosong seluas sekitar 10.000 m2 di samping Gudang Pondok Ungu yang sudah ada. Proyek ini memiliki luas area sewa sekitar 5.000 m2.
Pada tanggal 24 Mei 2023, MMLP melakukan pemasangan tiang pancang pertama dan groundbreaking untuk Proyek Gudang Pondok Ungu Extension. Acara tersebut dihadiri oleh manajemen MMLP, kontraktor utama, dan calon pelanggan. Rencananya, Proyek ini akan selesai pada bulan Desember 2023.
Sebagai bagian dari upaya MMLP untuk meningkatkan daya saing di pasar, manajemen terus berupaya melakukan inovasi dalam sistem operasi dan teknologi informasi perusahaan. Beberapa inovasi yang dilakukan antara lain: Sistem Tracking & Loading, Facility Management Meter Capture, Sistem Pencegahan dan Pemeliharaan, Sistem Utilities Billing, dan Asset Dashboard.
Dalam implementasi inovasi-inovasi tersebut, MMLP telah mencapai hasil yang positif. Hingga Juni 2023, Perseroan berhasil menyelesaikan 98,5% dari tiket permintaan perbaikan tenant, menunjukkan tingkat responsif dalam mengatasi masalah yang muncul.
"Selain itu, Perseroan juga mendapatkan tingkat kepuasan pelanggan sebesar 3,75 dari 5 berdasarkan survey internal. Hal ini menunjukkan bahwa upaya MMLP dalam meningkatkan sistem operasi dan teknologi informasi memberikan hasil positif dalam memberikan layanan yang lebih baik kepada pelanggan," pungkasnya.
Reporter: Lakalim Adalin
Editor : Arianto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar