PT Bayu Buana Tbk ("BAYU" atau "Perseroan") pada periode Januari - Maret 2023 mencatatkan peningkatan pendapatan yang signifikan. Pendapatan Perseroan mencapai Rp590,69 miliar, naik 173,28% atau sebesar Rp374,54 miliar bila dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2022 yang mencapai Rp216,15 miliar.
"Peningkatan pendapatan ini terjadi di semua sektor usaha Perseroan sejalan dengan peningkatan aktivitas kegiatan usaha dan operasional perusahaan. Kontribusi sektor-sektor tersebut terhadap kenaikan pendapatan Perseroan meliputi pendapatan dari tiket dan tur yang naik sebesar Rp342,90 miliar atau 198,22%, serta pendapatan dari hotel, dokumen, dan lainnya yang naik sebesar Rp31,64 miliar atau 73,31%," kata Hardy Karuniawan, Direktur BAYU saat Public Expose setelah Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Jakarta, Jum'at (1606/2023).
Namun, beban pokok pendapatan Perseroan untuk periode 3 bulan tahun 2023 juga mengalami peningkatan. Beban tersebut naik sebesar Rp352,72 miliar dari Rp202,73 miliar pada tahun 2022 menjadi Rp555,45 miliar pada tahun 2023. Rasio beban pokok pendapatan terhadap pendapatan juga naik sebesar 0,24%, dari 93,79% pada tahun 2022 menjadi 94,03% pada tahun 2023.
Meskipun demikian, laba kotor Perseroan tetap mengalami peningkatan. Laba kotor pada periode 3 bulan tahun 2023 mencapai Rp35,24 miliar, naik 162,59% atau sebesar Rp21,82 miliar dari tahun 2022 yang mencapai Rp13,42 miliar. Hal ini terjadi seiring dengan naiknya pendapatan.
"Beban usaha Perseroan juga meningkat sebesar 22,21% atau Rp3,50 miliar dari Rp15,76 miliar pada tahun 2022 menjadi Rp19,26 miliar pada tahun 2023. Kenaikan beban usaha ini terutama disebabkan oleh peningkatan beban penjualan sebesar Rp1,02 miliar dan beban umum serta administrasi sebesar Rp2,48 miliar, terutama pada beban gaji dan tunjangan pegawai sebesar Rp1,16 miliar," ujarnya.
Selain itu, pendapatan lainnya juga mengalami peningkatan sebesar Rp0,62 miliar pada periode Januari - Maret 2023, atau naik 17,13% dari Rp3,62 miliar pada tahun 2022 menjadi Rp4,24 miliar pada tahun 2023. Peningkatan ini terutama terjadi pada pendapatan bunga deposito yang naik sebesar Rp0,40 miliar.
Secara keseluruhan, Perseroan mencatat laba periode berjalan setelah dikurangi beban pajak penghasilan sebesar Rp16,18 miliar, naik sebesar Rp15,13 miliar dari laba periode berjalan tahun 2022 sebesar Rp1,05 miliar. Laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk mencapai Rp16,19 miliar pada periode Januari - Maret 2023, naik sebesar Rp15,12 miliar dari laba periode berjalan tahun 2022 sebesar Rp1,07 miliar. Setelah memperhitungkan kepentingan non pengendali sebesar Rp0,01 miliar, laba periode berjalan pada Januari - Maret 2023 adalah sebesar Rp16,18 miliar.
Dengan demikian, laba per saham Perseroan pada 31 Maret 2023 adalah sebesar Rp45,83, naik sebesar Rp42,81 dibandingkan dengan laba per saham sebesar Rp3,02 pada 31 Maret 2022.
Total aset Perseroan pada 31 Maret 2023 mencapai Rp762,84 miliar, mengalami penurunan sebesar 3,80% atau Rp30,13 miliar dari Rp792,97 miliar pada 31 Desember 2022. Penurunan ini terutama terjadi pada aset tidak lancar yang mengalami penurunan sebesar Rp29,98 miliar.
Aset tidak lancar pada 31 Maret 2023 mencapai Rp105,93 miliar, turun sebesar Rp29,98 miliar dari Rp135,91 miliar pada 31 Desember 2022. Penurunan ini terutama disebabkan oleh penurunan nilai investasi efek tersedia untuk dijual kepada pihak berelasi sebesar Rp28,51 miliar akibat turunnya nilai pasar efek pada 31 Maret 2023.
Total liabilitas pada 31 Maret 2023 tercatat sebesar Rp359,36 miliar, mengalami penurunan sebesar 4,70% atau Rp17,70 miliar dari 31 Desember 2022 sebesar Rp377,06 miliar. Penurunan terutama terjadi pada liabilitas jangka pendek.
Penurunan liabilitas jangka pendek sebesar Rp 17,71 miliar terutama disebabkan oleh penurunan utang usaha sebesar Rp 32,57 miliar akibat pembayaran utang usaha yang telah jatuh tempo, dan peningkatan uang muka pelanggan sebesar Rp 13,47 miliar karena penerimaan uang muka pembayaran untuk pembelian tiket, tour, hotel, dan dokumen.
Total ekuitas pada tanggal 31 Maret 2023 sebesar Rp403,49 miliar, mencerminkan penurunan sebesar 2,99% atau Rp12,42 miliar dari Rp415,91 miliar pada tanggal 31 Desember 2022. Penurunan ini terutama disebabkan oleh penurunan nilai wajar investasi pada surat berharga yang tersedia untuk dijual dengan pihak berelasi sebesar Rp 28,51 miliar sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, dan dimasukkannya laba bersih periode berjalan sebesar Rp 16,18 miliar.
Terkait strategi pengelolaan tahun 2023, Perseroan berencana untuk terus melaksanakan dan memperkuat pencapaian yang telah dicapai di tahun 2022 untuk meningkatkan kinerja dan berupaya menuju pemulihan ke level sebelum pandemi. Fokusnya adalah pemulihan kinerja dengan tetap waspada dan optimis menghadapi tahun 2023. Perseroan akan aktif menjajaki peluang-peluang baru untuk meningkatkan kinerja bisnis dan keuangan, terutama dengan memanfaatkan antusiasme masyarakat dalam hal mobilitas dan pariwisata.
"Selain itu, Perseroan akan memprioritaskan penjualan ritel dan berupaya mensukseskan pemasaran digital dengan terus memperbarui sistem TI. Manajemen yakin bahwa dengan semangat dan optimisme seluruh organisasi, Perseroan akan semakin kuat dan menyongsong masa depan yang lebih cerah," pungkasnya.
Reporter: Lakalim Adalin
Editor : Arianto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar