Perwakilan berbagai ormas keagamaan berkumpul di Gedung Nusantara V DPR RI, Jakarta, Sabtu (20/05/2023) untuk menghadiri Refleksi Waisak Nasional bersama Ketua Umum Partai Demokrat Indonesia (PKB), mengusung tema "Bangkit Bersama untuk Indonesia". Sebagai Ketua Panitia penyelenggara acara penting ini, saya cukup beruntung untuk menyaksikan pesan persatuan, kasih sayang, dan solidaritas yang unik dan menginspirasi yang diungkapkan oleh semua yang hadir.
"Peristiwa itu menandai peringatan tiga peristiwa mendasar dalam sejarah agama Buddha; kelahiran Pangeran Siddhartha, pencerahannya, dan perjalanannya menuju Nirvana. Ketiga peristiwa ini melambangkan beberapa ajaran Buddha yang paling mendasar, yang merupakan pengingat akan nilai-nilai inti yang mendasari beragam keyakinan dan praktik spiritual kita," kata Ketua Panitia Refleksi Waisak Nasional, Kevin Wu kepada Wartawan Surat Kabar Duta Nusantara Merdeka di Jakarta.
Acara tersebut dihadiri oleh lebih dari dua puluh dua bhikkhu dan banyak perwakilan dari berbagai komunitas agama, termasuk Kristen, Hindu, Katolik, dan Konghucu. Itu adalah kesaksian kekuatan belas kasih yang melampaui semua perbedaan agama dan menghubungkan manusia pada tingkat yang lebih dalam.
Dalam acara tersebut, Ketua Muhaimin mengatakan, Sebagai partai yang mengedepankan pluralisme dan kasih sayang universal, PKB merasa terhormat memprakarsai pertemuan para tokoh agama ini.
Beliau menekankan pentingnya merangkul nilai-nilai kasih sayang dan cinta universal dalam kehidupan dan praktik kita sehari-hari. Nilai-nilai ini tidak boleh dilihat hanya sebagai konsep teoritis, melainkan sebagai peta jalan untuk membangun masyarakat yang lebih damai yang merangkul keragaman dan mendukung martabat universal dan rasa hormat untuk semua.
Pesan Ketua digemakan oleh Yang Mulia Sri Pannavaro Mahathera yang menekankan perlunya mempraktikkan cinta kasih dalam semua tindakan kita, baik dalam kehidupan pribadi maupun profesional kita. Dia mendorong hadirin untuk menunjukkan empati dan kasih sayang kepada mereka yang menderita, untuk melampaui perbedaan dangkal yang sering memisahkan kita sebagai manusia dan merangkul hubungan yang lebih dalam yang ada di antara semua bentuk kehidupan.
Acara tersebut menampilkan pentingnya kerukunan umat beragama dan kerja sama dalam membangun masyarakat yang lebih adil dan merata. Ini juga menyoroti peran penting yang dimainkan oleh entitas politik, seperti PKB, dalam mempromosikan dialog antaragama dan mendorong budaya saling menghormati dan inklusivitas.
Sebagai pemimpin dari tradisi agama yang berbeda, semua peserta menyatakan komitmen bersama mereka untuk mempromosikan budaya kasih sayang, empati, dan cinta universal di dalam dan di luar Indonesia. "Melalui komitmen ini, mereka berharap dapat menginspirasi dan memberdayakan individu untuk menjadi peserta yang lebih aktif dalam membangun masyarakat yang lebih damai dan harmonis," ujar Kevin.
Acara tersebut merupakan pengingat tepat waktu akan pentingnya mengenali dan merangkul kemanusiaan kita bersama dan ikatan alami empati, kasih sayang, dan solidaritas yang mempersatukan kita semua. "Di masa-masa penuh tantangan ini, yang ditandai dengan meningkatnya tingkat polarisasi dan konflik di banyak belahan dunia, pesan Hari Waisak Nasional lebih relevan hari ini daripada sebelumnya," ucapnya.
Saat kita bergerak maju, marilah kita mengingat kata-kata Ketua dan Yang Mulia Mahathera dan berusaha untuk mewujudkan nilai-nilai welas asih dan cinta kasih universal dalam kehidupan kita sehari-hari.
"Mari kita rayakan keragaman kita dan rangkul ikatan yang menyatukan kita semua sebagai manusia, terlepas dari mana kita berasal atau apa yang kita yakini. Hanya melalui visi yang terpadu dan komitmen untuk bekerja sama sebagai komunitas global kita dapat berharap untuk membangun dunia yang lebih adil, damai, dan adil untuk semua," pungkasnya. (Arianto)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar