Emiten kelapa sawit, PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk ("SSMS" atau "Perseroan") mencatatkan kinerja yang luar biasa sepanjang tahun 2022 setelah melaporkan lonjakan laba bersih year-to-date yang diatribusikan kepada entitas induk sebesar 21,2%, dari Rp1,51 triliun di tahun 2021 menjadi Rp1,82 triliun di tahun 2022.
"Perseroan membukukan penjualan sebesar Rp 7,26 triliun, meningkat 39,55% dari periode yang sama atau year on year (yoy). Pada tahun 2021, Perseroan mencatatkan penjualan sebesar Rp5,20 triliun. Penjualan Perseroan terdiri dari penjualan kepada pihak berelasi dan pihak ketiga untuk minyak sawit, inti sawit, dan tandan buah segar," kata Direktur SSMS, Jap Hartono Public Expose setelah Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Jakarta, Senin (08/05).
Rinciannya, penjualan kepada pihak berelasi untuk minyak sawit meningkat 20,13% menjadi Rp 5,29 triliun, inti sawit meroket 177,7% menjadi Rp 398,41 miliar, dan tandan buah segar meningkat 61,09% menjadi Rp 228,08 miliar. Sementara itu, penjualan pihak ketiga untuk minyak sawit mencapai Rp1 triliun pada 2022, dibandingkan nol pada 2021.
Penjualan inti sawit pihak ketiga turun 94,75% menjadi Rp 5,11 miliar, dan penjualan minyak inti sawit turun 19,46% menjadi Rp 333,59 miliar.
Kenaikan penjualan menyebabkan beban pokok penjualan Perseroan juga meningkat sebesar 43,18% dari Rp2,99 triliun menjadi Rp4,29 triliun di tahun 2022. "Meski demikian, perseroan masih mampu membukukan kenaikan laba kotor sebesar 34,63% menjadi Rp2,96 triliun dari Rp 2,20 triliun," ucapnya.
Setelah dikurangi berbagai beban yang dikelola secara efisien, Perseroan membukukan laba bersih yang dapat didistribusikan kepada entitas induk meningkat sebesar 21,24% dari Rp1,52 triliun menjadi Rp1,84 triliun di tahun 2022.
Dari sisi Aset, total aset Perseroan meningkat tipis sebesar 0,86% dari Rp13,85 triliun di akhir tahun 2021 menjadi Rp13,96 triliun pada akhir tahun 2022.
Di sisi lain, liabilitas turun 2,81% dari Rp7,74 triliun pada 31 Desember 2021 menjadi Rp7,52 triliun pada 31 Desember 2022. Selanjutnya kas dan setara kas pada akhir periode turun 48,35% dari Rp1,83 triliun menjadi Rp 946,86 miliar.
Di tahun 2023, Menurut dia, Perseroan optimis dapat mencapai pertumbuhan kinerja sebesar 20%. Peningkatan penjualan produk hilir hingga riset dan pengembangan menjadi salah satu upaya perseroan untuk mendongkrak kinerja keuangan.
"Dan yang pasti, Perseroan menargetkan pertumbuhan laba bersih dan pendapatan sekitar 15% hingga 20% pada 2023. Perseroan optimisme didukung oleh tingginya permintaan produk sektor hilir," pungkasnya. (Arianto)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar