Sebanyak 431 peserta dari 20 negara mengikuti ajang pameran Teknologi Energi Hijau terbesar se‐Asia Tenggara di JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat, pada 2-4 Maret 2023. Pameran Solartech Indonesia 2023, INALIGHT 2023 and Battery & Energy Storage Indonesia 2023 ini diselenggarakan oleh GEM Indonesia dan disuport penuh Asosiasi Pengusaha Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional – APTIKNAS.
Tidak muluk-muluk, pameran ini ditargetkan menghadirkan lebih dari 20,000 pengunjung, pebisnis, dan investor dari dalam negeri dan manca negara selama 3 hari pelaksanaan.
Seperti kegiatan-kegiatan di tahun-tahun sebelumnya APTIKNAS selalu memberikan dukungan penuh kepada PT GEM Indonesia dalam menyelenggarakan pameran di bidang energi baru terbarukan, termasuk pameran kali ini.
Pelaksanaan Pameran ini bersamaan dengan pameran Smart Home+IoT Indonesia 2023, Cable Indonesia 2023, INATRONiCS 2023 dan INAGREENTECH 2023 yang merupakan sub event dari Smart Energy Indonesia di Kemayoran Jakarta.
Pameran akan dibagi menjadi beberapa zona, seperti Solar Sel/Panel, Mesin dan Bahan Panel Surya, Baterry Energy Storage System, Lampu LED, Internet of Things(IoT), Smart Home, Kabel Listrik, Komponen Elektronik serta Teknologi Ramah Lingkungan lainnya.
Kehadiran Menteri Energi Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif pada pameran ini diwakili Staf Khusus Menteri ESDM RI Bidang Percepatan Pengembangan Industri Sektor ESDM, Agus Tjahjana Wirakusumah. Dalam sambutannya, Menteri mengatakan, pihaknya sangat mendukung penyelenggaran event pameran ini, serta menaruh harapan Peta Jalan Transisi Energi yang telah disusun dapat terlaksana.
Di mana menurut Menteri, kendaraan mobil listrik pada tahun 2025 diperkirakan sudah mencapai angka 400.000 unit dan sepeda motor 1,7 juta unit. “Sudah tercipta komitmen serta kerjasama yang terbangun baik antara pemerintah, masyarakat, dan swasta untuk mewujudkan Net Zero Emission pada tahun 2060,” ungkap Agus mengutip pernyataan menteri.
Pada kesempatanyang sama, Presiden Direktur PT Global Expo Management (GEM) Indonesia Baki Lee mengatakan, negara Indonesia memiliki potensi besar energi baru terbarukan dan dapat menjadi salah satu pemimpin dunia dalam perkembangan teknologi energi hijau untuk mewujudkan Net Zero Emission 2060. “Melalui kegiatan pameran ini dapat menjadi momen terbaik bagi kita untuk membangun Indonesia,” ujarnya.
Hal itu, kata Dia, jelas terlihat pada Peraturan Presiden No. 5/2006 tentang Kebijakan Energi Nasional, sebagai upaya untuk mendukung dan mengembangkan program Energi Baru Terbarukan (EBT).
Pemerintah Indonesia pun berkomitmen untuk mengurangi gas rumah kaca hingga 29% pada tahun 2030. Salah satu pembahasan dan keputusan dalam perhelatan Presidensi G20 adalah mengenai pembiayaan dan investasi di sektor energi hijau.
Dimana potensi investasi untuk Energi Baru Terbarukan terbilang cukup besar hingga 2060 mendatang.
Sejak tahun 2011 Kementerian Keuangan berkolaborasi dengan Kementerian ESDM berkomitmen mencapai target bauran energi baru terbarukan yang sudah ditetapkan sebesar 23% pada tahun 2025 mendatang.
Senada dengan Baki Lee, dalam sambutan pembukaan pameran tersebut Ketua Umum APTIKNAS Soegiharto Santoso alais Hoky mengatakan, pameran ini diharapkan dapat memberikan konstribusi dalam mewujudkan program Net Zero Emission sebelum tahun 2060.
Kerjasama antara APTIKNAS dengan EO GEM Indonesia, kata Hoky, telah dilakukan sejak tahun 2017. “Tentu APTIKNAS sangat mendukung kegiatan positif ini, dan sangat berharap event ini dapat membangkitan ekonomi baik untuk Indonesia maupun berbagai negara di dunia yang para pengusahanya turut serta di pameran ini,” ujar Hoky.
Karena menurut Hoky, para pengusaha dari berbagai negara ini dapat melakukan kerjasama bisnis jangka panjang dengan para pengusaha di Indonesia. “Terlebih Indonesia telah sukses menyelenggarakan event G20 di Bali pada November 2022 yang lalu, sehingga sangat berdampak positif bagi Indonesia,” ungkapnya.
Disampaikan pula bahwa Menteri Keuangan Ibu Sri Mulyani Indrawati menyatakan, pemerintah menyiapkan anggaran belanja negara sebesar Rp 3.061,2 triliun untuk tahun 2023. “Tentu ini sebuah potensi belanja yang sangat besar sekali yang patut disyukuri dan dilaksasakan sesuai ketentuan,” imbuhnya.
Namun Hoky juga mengingatkan, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo telah menyatakan belanja Negara diutamakan pada produk dalam negeri. Hal tersebut berkaitan dengan adanya ketentuan tentang dalam pengadaan barang dan jasa, pengguna produk dalam negeri wajib menggunakan produk dalam negeri apabila terdapat produk dalam negeri yang memiliki penjumlahan nilai Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dan nilai Bobot Manfaat Perusahaan (BMP) sebesar minimal 40%.
Produk dalam negeri yang wajib digunakan sebagaimana dimaksud tersebut harus memiliki nilai TKDN paling sedikit 25%. “APTIKNAS sangat mendukung kebijakan pemerintah dan akan selalu membantu pemerintah dalam mewujudkan penggunaan produk-produk buatan dalam negeri bagi seluruh anggota APTIKNAS,” tuturnya.
Hoky menambahkan, kegiatan ini dapat membuka peluang bagi pelaku bisnis di Indonesia menawarkan investasi kepada pengusaha dari berbagai negara dalam hal membuka pabriknya di Indonesia. “Kami dari pengurus dan anggota APTIKNAS akan senang serta bersedia menjadi mitra bagi para pengusaha dari manca negara jika pada saatnya ingin berinvestasi membangun pabriknya di Indonesia,” ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Pabrikan Modul Surya Indonesia (APAMSI), Linus A.M Sijabat, mengatakan, tren para investor global sedang mengarah ke Indonesia. “Mereka tidak ke Eropa karena ada perang Rusia-Ukraina. Juga tidak ke Amerika. Indonesia dipandang hebat oleh para investor dunia,” ungkap Linus Sijabat dalam sambutannya.
Sedangkan Ketua Umum Asosiasi Industri Perlampuan Listrik Indonesia (APERLINDO), John Manoppo, mengaku bangga mengikuti kegiatan pameran PT GEM Indonesia yang semakin banyak pesertanya. “Yang penting buat saya adalah bagaimana supaya semakin bertambah pula pengusaha luar berinvestasi membuat pabrik di Indonesia. Karena industri lampu itu adalah industri padat karya bukan pada teknologi,” jelasnya.
Selain expo, akan ada serangkaian sesi informatif dan mendidik tentang tren dan teknologi terkini di industri tenaga surya dan energi hijau yang dikemas dalam Smart Energy Indonesia 2023 Forum, yang dihadiri para pakar dan ahli dari pemerintahan, asosiasi dan para peserta pameran.
Para pembicara dari Kementerian ESDM, Kemenko Marves, PT. PLN dan APAMSI, AESI, NBRI akan hadir sebagai narasumber dalam acara tersebut.
Khusus APTIKNAS akan menyelenggarakan seminar dengan tema bagaimana menuju SDG Goals Dengan Teknologi Informasi, yang akan mengupas VISI bersama Damy Heezen, PRTG IT & IoT Monitoring Paulus ANW Waskito dan Menuju Smart Nation dari Smart Home + City bersama Fanky Christian selaku Sekjen DPP APTIKNAS pada hari Sabtu tanggal 04 Maret 2023.
Turut hadir dalam pembukaan pameran ini, Egypt Ambassador to Indonesia - H.E Mr. Ashraf Sultan, UAE Ambassador to Indonesia - H.E. Abdulla Salem Al Dhaheri, Polish Ambassador to Indonesia - Madam Beata StoczyÅska, Program Director National Battery Research Institute (NBRI) - Firmansyah, Ketua Umum Asosiasi Energi Surya Indonesia (AESI) - Fabby Tumiwa, Ketua Umum Asosiasi Pabrik Kabel Listrik Indonesia (APKABEL), Ketua Umum Gabungan Industri Manufaktur Lampu Terpadu Indonesia (GAMATRINDO), Ketua Umum Asosiasi Kontraktor Listrik dan Mekanikal Indonesia (AKLI) dan Ketua Umum Asosiasi Luminer Indonesia (ALINDO). (Arianto)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar