Pameran akan dibagikan menjadi beberapa zona seperti Solar Sel/Panel, Mesin dan Bahan Panel Surya, Baterry Energy Storage System, Lampu LED, Internet of Things (loT), Smart Home, Kabel Listrik, Komponen Elektronik serta Teknologi Ramah Lingkungan lainnya.
Indonesia yang memiliki potensi besar energi baru terbarukan, akan dapat menjadi salah satu pemimpin dunia dalam perkembangan teknologi energi hijau untuk mewujudkan Net Zero Emission 2060. Hal ini terlihat pada Peraturan Presiden No. 5/2006 tentang Kebijakan Energi Nasional, sebagai upaya untuk mendukung dan mengembangkan program Energi Baru Terbarukan (EBT). Dan pemerintah Indonesia pun berkomitmen untuk mengurangi gas rumah kaca hingga 29% pada tahun 2030. Salah satu pembahasan dan keputuan dalam perhelatan Presidensi G20 adalah mengenai pembiayaan dan investasi di sektor energi hijau. Dimana potensi investasi untuk Energi Baru Terbarukan terbilang cukup besar hingga 2060 mendatang.
Sejak tahun 2011 Kementerian Keuangan berkolaborasi dengan Kementerian ESDM berkomitmen mencapai target bauran energi baru terbarukan yang sudah ditetapkan sebesar 23% pada tahun 2025 mendatang. Pameran ini diharapkan dapat memberikan konstribusi dalam mewujudkan program Net Zero Emission sebelum tahun 2060.
Selain expo, akan ada serangkaian sesi informatif dan mendidik tentang tren dan teknologi terkini di industri tenaga surya dan energi hijau yang dikemas dalam Smart Energy Indonesia 2023 Forum, yang dihadiri para pakar dan ahli dari pemerintahan, asosiasi dan para peserta pameran. Para pembicara dari Kementerian ESDM, Kemenko Marves, PT. PLN dan APAMSI (Asosiasi Pabrikan Modul Surya Indonesia), AESI, NBRI akan hadir sebagai narasumber dalam acara tersebut. Dimana Smart Energy Indonesia 2023 Forum akan memberikan kontribusi untuk pelaksanaan transisi energi di Indonesia dan di Asia Tenggara. (Arianto)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar