Emiten di sektor industri Bahan Baku Khusus (Specialty Materials), PT Tridomain Performance Materials, Tbk ("TDPM" atau "Perseroan") melalui entitas anak, adalah pemain dominan produk bahan baku khusus yang banyak digunakan dalam produk akhir industri olahan sintetis. Andalannya adalah Acrylamide dan Plasticizers yang digunakan sebagai bahan baku khusus untuk berbagai industri name, seperti proper & Infrastruktur, produk konsumen & beragam kemasan, otomotif, serta industri.
"Beragam tantangan dialami Perseroan di tiga tahun terakhir ini. Tahun 2020, Perseroan terdampak pandemi COVID-19, Di saat yang sama, Perseroan juga berada di dalam fase refinancing untuk menata kembali pendanaan jangka panjangnya di industri padat model ini," kata Stepanus Ardhanova, Presiden Direktur TDPM dalam Public Expose usai RUPS dan RUPSLB di Jakarta, Rabu (01/02).
Fase ini tidak dapat dieksekusi karena efek Pandemi, dan membuat TDPM masuk ke dalam kondisi turbulensi di tahun 2021. TDPM pun masuk ke dalam skema Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) yang mengakibatkan TDPM mengupayakan jalan bemegosiasi dengan krediturnya.
Kuartal Pertama Tahun 2022, menurut Stefanus, prioritas TDPM adalah penyelesaian proses PKPU dengan baik. Hasilnya, tercapai kesepakatan antara TDPM dengan para krediturnya yang dituangkan di dalam Perjanjian Perdamalan yang telah dihomologasi dengan Putusan Pengadilan Niaga di bulan Maret 2022.
Prioritas berikutnya adalah melakukan reorganisasi bisnis sebagai upaya menata ulang bisnis dengan memasuki fase business turnaround. Di mulai dengan memperbaiki struktur korporasi, melakukan restrukturisasi hutang di level anak perusahaan dan menggunakan kesempatan masuknya investor untuk memperkuat anak perusahaan.
Hasilnya, Stefanus menegaskan, Perseroan berhasil melakukan serangkaian reorganisasi bisnis di dalam masa perubahan ini, Masuknya Strategic Investor di level anak perusahaan yang sedang menghadapi tantangan keuangan, memang membuat kepemilikan Perseroan terdilusi secara pasif di beberapa anak perusahaan namun di sisi lain mampu mengurangi beban masa depan dengan signifikan.
Di sisi lain, model bisnis di anak perusahaan-yang dinilai lebih sehat juga disesuaikan. Semua diarahkan untuk menciptakan struktur korporasi yang lebih ramping, sehat dan mampu dikembangkan kembali dengan lebih cepat di kemudian hari.
"Priontas berikutnya adalah perbaikan Tata Kelola dan kepatuhan. Kondisi turbulen memang membuat Perseroan berkonsentrasi di internal perusahaan. Namun, mulai tahun 2022, Perseroan mulai memperbaiki diri untuk peningkatan sinergi dengan semua pemangku kepentingan dan tetap berusaha menjaga kepatuhan.-Hal yang tidak mudah, tetapi terapi sehat yang perlu dilakukan," ungkapnya.
Di tengah kondisi bisnis yang belum pulih, Perseroan dengan segala upaya tetap berusaha memenuhi komitmen pembayaran yang telah disepakati didalam Perjanjian Perdamaian. Dengan penuh syukur, Perseroan dapat memenuhi komitmen pembayaran ke-2 Amortisasi untuk MTN dan Obligasi di akhir tahun 2022 lalu.
"Ke depan, Perseroan berharap bahwa keberadaaan produk bahan baku khusus-yang sangat dibutuhkan oleh berbagai industri akhir ini, akan menjadi kekuatan dan potensi yang layak dikembangkan. Pengalaman 30 tahun mengelola bisnis menjadi bekal Perseroan untuk menata kembali bisnisnya melalui penyesuaian model bisnis baru berbasis green sustainable products dan inisiatif perubahan rantai pasokan yang lebih efisien. Selain itu, Perseroan terus berupaya memperbaiki diri menjadi lebih baik di tengah beragam tantangan yang ada," pungkasnya. (Arianto)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar