Kementerian Pertanian terus berupaya mencari solusi demi meningkatkan produksi/produktivitas, nilai tambah dan daya saing produk komoditas perkebunan.
"Direktorat Jenderal Perkebunan mendorong Era Baru Perkebunan Indonesia melalui Perkebunan Bioindustri. Perkebunan bioindustri ini dikembangkan melalui pemanfaatan teknologi modern dan dicirikan dengan penggunaan varietas unggul, efisien, efektif dan integratif, sustainable waste, ecofriendly, menerapan GAP dan GHP, mekanisasi pertanian serta pemanfaatan Internet of Things (IoT), ujar Andi Nur Alam Syah, Direktur Jenderal Perkebunan, saat memberikan arahan pada talkshow, dengan mengangkat tema Membangun Perkebunan Bioindustri, salah satu rangkaian kegiatan Bunex di JCC Senayan Jakarta (21/12).
Andi Nur menjelaskan, Demi mewujudkan perkebunan bioindustri, Direktorat Jenderal Perkebunan melakukan reofirentasi pada program dan manajemen. Reorientasi dimaksud seperti Program, dimana dilakukan penguatan logistik perkebunan (BUN500) melalui penguatan nursery dan mendorong perbenihan mandiri. Kemudian dilakukan pengembangan komoditas berbasis kawasan baik kawasan tanaman tahunan dan penyegar maupun kawasan tanaman semusim dan rempah. Selain itu kami juga melakukan peningkatan produksi, produktivitas dan pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (OTP), serta peningkatan mutu dan pengembangan produk perkebunan.
Tak hanya itu, Lanjut Andi Nur, kami juga ada program Perkebunan partisipatif (Pasti) yang dilakukan melalui peningkatan kapasitas usaha salah satunya kelapa genjah, pengembangan korporasi kopi, pembangunan pabrik mini minyak goreng (PAMIGO) dan pengembangan gula non tebu (stevia). Selain itu, program selanjutnya, ada Ekosistem perkebunan (eksis) dan Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) yang dikembangkan melalui tumpang sari kelapa sawit dengan tanaman pangan (Kesatria).
Dalam upaya mengimplementasikan program perkebunan tentunya perlu didukung salah satunya dengan menggerakkan dan mengoptimalkan peranan pekebun milenial, infrastruktur yang memadai seperti pembangunan laboratorium dan nurseri, Mindset yang fokus, resposif serta kolaboratif.
"Perlunya ciptakan ruang dalam berinteraksi, bekerja sama dan berinovasi bagi stakeholder perkebunan secara khusus dan masyarakat secara umum serta mewujudkan keselarasan dalam kegiatan kewirausahaan di subsektor perkebunan yang inovatif, berdaya saing, dinamis dan terus berkembang, salah satunya melalui kegiatan Perkebunan Indonesia Expo (Bunex) ini," ujarnya.
Andi Nur menambahkan, Melalui talkshow ini diharapkan diperoleh opini atau pendapat serta sudut pandang yang representative dari para narasumber yang memang ahli pada topik yang akan diangkat. Topik talkshow difokuskan pada bioindustry kelapa sawit dan penyediaan pangan nasional dalam kerangka perkebunan.
Adapun materi-materi yang dibahas oleh para narasumber antara lain Pemanfaatan Dana Perkebunan Untuk Pengembangan Bioindustry pada Perkebunan Kelapa Sawit Rakyat oleh Direktur Utama BPDPKS, mengulik seperti Kebijakan BPDPKS dalam pengelolaan dana perkebunan Prioritas kebijakan pemanfaatan dana perkebunan, Keberlanjutan perkebunan sawit rakyat, Pengembangan bioindustry kelapa sawit rakyat melalui pemanfaatan dana perkebunan untuk kegiatan litbang sawit dan pengembangan sarpras.
Kemudian ada topik terkait Perencanaan Pengembangan Pangan Nasional Berbasis Perkebunan oleh Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam, Kementerian Bappenas, mengulik tentang Potensi perkebunan dalam ekonomi serta penyediaan bahan pangan dan energi nasional, serta Rencana sinergitas antar komoditas perkebunan dalam mendorong sektor perkebunan sebagai penggerak utama ekonomi nasional.
Tak kalah seru, juga ada pembahasan tentang Sinergitas Lintas Sektor dalam Mendorong Perkebunan Maju, Mandiri dan Modern oleh Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis, Kementerian Perekonomian, mengulik tentang Potensi komoditas perkebunan sebagai penyumbang devisa negara dan Peningkatan daya saing komoditas perkebunan melalui dukungan dan sinergitas antar sektor.
Sedangkan untuk pembahasan Pengembangan sumber energi baru dan terbarukan melalui pemanfaatan bioindustry perkebunan oleh Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, mengulik tentang Kebijakan pengembangan sumber energi nasional dan Potensi Pengembangan Energi Bioindustry Kelapa Sawit Rakyat serta Pemanfaatan limbah tebu sebagai sumber energi terbarukan.
Andi Nur, Berharap Bunex ini bisa menjadi tempat pengembangan perkebunan Indonesia yang Maju, Mandiri dan Modern. Bunex merupakan sarana promosi bagi wirausaha (investasi) di sub sektor Perkebunan dan sebagai motivasi pekebun/petani Indonesia agar menjadi pekebun/petani yang tangguh, unggul, dan mampu bersaing secara lokal maupun global, serta menyediakan ruang kolaborasi dan sinergi bagi Pekebun/Petani Indonesia untuk saling berinteraksi, bekerjasama, dan berinovasi. (Arianto)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar