Dalam suatu wawancara, Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa mengatakan, pada saat ini pada usia 58 tahun beliau masih tergolong produktif. Kemudian saat ditanya apa komentarnya tentang nama beliau yang disebut-sebut akan menjadi calon Presiden 2024, Andika mengatakan akan menyelesaikan tugas di TNI terlebih dahulu baru memikirkan hal tersebut setelah pensiun.
Hendak ke manakah sang Panglima TNI setelah purna tugas? Jenderal Andika Perkasa, quo vadis? Ini adalah pertanyaan dari banyak orang yang melihat beliau sebagai figur berkarisma dengan banyak keahlian.
Tegas dan Cerdas Menjalankan Konstitusi
Berita mengenai pemilihan presiden telah berlangsung selama berbulan-bulan, meskipun kita masih jauh dari tahun 2024. Pembahasan berita kerapkali tentang perincian layaknya pacuan kuda, seperti: siapa yang tinggi elektabilitasnya, siapa yang mengumpulkan lebih banyak uang, skandal tertentu seorang kandidat, dll. Sayang sekali pendekatan seperti ini adalah cara yang sangat “jauh panggang dari api” untuk memilih orang yang akan mengisi jabatan konstitusional tertinggi sebagai kepala negara Indonesia.
Pendekatan yang lebih berguna sebagai bahasan adalah dengan memulai membahas konstitusi kita, sehingga dapat ditelusuri bagaimana kualitas dan siapa presiden yang pantas. Konstitusi berfungsi tidak untuk mengatur hak terkait gagasan kita, kehendak kita, pendidikan kita, pendapat kita, pekerjaan kita, atau kesenangan kita. Konstitusi berfungsi untuk melindungi penggunaan hak secara bebas, dan untuk mencegah setiap orang merampas penggunaan hak tersebut.
Jenderal Andika Perkasa merupakan titik akses kepada sistem pemerintahan yang teguh terhadap konstitusi negara yang membela hak pribadi masyarakat. Hal ini terlihat dari rekam jejak beliau selama menjabat ada banyak kebijakan yang diambil dengan tegas dan cerdas sesuai dengan konstitusi negara kita, antara lain: kebijakan menuntaskan pelanggaran hukum yang dilakukan aparat terhadap masyarakat, kebijakan menghapuskan aturan-aturan pendidikan yang mendiskriminasi masyarakat, kebijakan pertahanan negara yang menjaga dan melindungi kedaulatan dan keutuhan negara dan keselamatan bangsa dengan prinsip hidup berdampingan secara damai yang dilakukan baik di Papua maupun Asia Pasifik, dan yang tidak kalah penting, yaitu kebijakan yang sangat mendukung pribadi untuk mendapatkan kebahagiaannya sebagai pribadi citra ilahi dengan membantu orang-orang yang dipimpinnya ketika sakit ataupun mengalami kesusahan.
Dalam bernegara, semua kelas penguasa dan orang-orang yang diperintah oleh mereka membutuhkan standar yang permanen dan tidak berubah mengikuti angin yang ada. Oknum politisi jahat menaruh supremasi kepercayaan pada perubahan, konstitusi yang telah terbukti valid selama puluhan tahun diubah-ubah begitu saja. Kebiasaan dan kesetiaan yang diperlukan untuk mempertahankan konstitusi menjadi keharusan. Nada dan teladan dalam berpegang pada konstitusi yang diperlihatkan Jenderal Andika Perkasa telah dipuji dan dibanggakan oleh khalayak ramai. Ketegasan menjalankan konstitusi adalah inti dari etika kepemimpinan.
Purna Tugas dan Pantas sebagai Pemimpin Politik Indonesia
Sebelum pertengahan 1950-an, tidak ada istilah "pensiun" seperti yang kita gunakan saat ini. Jajak pendapat tahun 1950 di Amerika menunjukkan sebagian besar pekerja bercita-cita untuk bekerja selama mungkin. Berhenti adalah untuk orang cacat. Di usia menjelang pensiun biasanya seseorang mulai bertanya-tanya tentang hal-hal seperti: Apa sebenarnya hidup ini? Bagaimana mencapai kepuasan?
Menurut Gregory Berns, kepuasan adalah emosi yang menangkap kebutuhan unik manusia untuk memberi makna pada aktivitas seseorang. Kepuasan hanya dapat muncul dengan keputusan sadar untuk melakukan sesuatu karena hanya tindakan kita sendiri yang dapat kita pertanggungjawabkan dan hargai. Manusia menginginkan kebaruan, kebutuhan akan kebaruan telah menjadikan kita cerdas dan terus mencari hal baru berikutnya.
Pesan utamanya adalah bahwa dengan melakukan sesuatu yang belum pernah kita lakukan sebelumnya akan melepaskan dopamin ke otak, yang menggerakkan sistem aksi otak kita dan melalui proses ini kita akan memperoleh perasaan puas. Jenderal Andika Perkasa setelah purna tugas dari Panglima TNI sebaiknya melakukan hal yang baru, yaitu berkegiatan dalam bidang politik untuk menjadi pemimpin negara Indonesia. Pemikiran untuk terus produktif merupakan keputusan yang sangat baik dan bermartabat.
Dalam terang sejarah, setiap pemilihan umum adalah perebutan kekuasaan. Sistem pemungutan suara telah didefinisikan sebagai pertempuran antara kekuatan yang berlawanan, masing-masing dipersenjatai dengan proposal atas nama kepentingan umum untuk mendapatkan kekuasaan dalam menerapkan proposal ini. Politik merupakan suatu seni untuk merebut kekuasaan. Bidang baru yang sangat menarik dan tidak ada keraguan bahwa orang yang memiliki cita-cita tinggi seperti Jendral Andika Perkasa akan selalu memberikan talentanya untuk kesejahteraan dan kebaikan masyarakat.
Ciri menonjol dari politik nasional di negara kita pada tahun 2019 adalah kurangnya kepura-puraan, kelompok politik tidak lagi berpura-pura memiliki negara yang sama atau keinginan untuk hidup damai bersama. Saat ini kelas politik lebih terbuka tentang keinginannya untuk menyakiti dan menghukum lawan, balas dendam dan umpatan kata yang tidak pantas (cebong’, ‘kadrun’, serbet warteg, dll) menonjol dalam narasi politik yang memenuhi media kita.
Dengan mendukung dan memajukan ide-ide indah dalam berpolitik kita memberi kesempatan pada peradaban untuk berjuang. Ide ini baik namun hanya bisa bertahan jika diterima oleh masyarakat. Jika masyarakat masih memilih ide yang buruk maka kesalahan bukan hanya pada mereka sendiri pun juga kesalahan para politisi karena tidak mau memberitakan dan menyebarkan ide yang baik dalam bentuk yang lebih meyakinkan. Jenderal Andika Perkasa dapat berkarya memperindah standar pembenaran untuk politik yang sedang rusak, melakukan konsensus demokratis dan kompromi yang diperlukan, serta tata kelola pemerintahan yang baik.
Sejak dahulu individu dipisahkan menjadi dua kelompok yaitu mereka yang harus mematuhi aturan dan mereka yang tidak perlu. Masyarakat harus menjaga etika dan moral, sedangkan penguasa tidak perlu. Jenderal Andika Perkasa adalah pengecualian yang unik. Beliau sudah tahu sejak awal bahwa dalam bekerja akan memberikan yang terbaik dari dirinya. Orang yang paling berguna bagi pemerintahan mana pun adalah orang yang mampu memikirkan segala sesuatunya sesuai konstitusi dan akal sehat tanpa memedulikan takhayul dan “tabu” yang berlaku. Kita, masyarakat Indonesia bersyukur bisa menyaksikan hal-hal indah yang dilakukan olehnya.
Negara Republik Indonesia telah menugaskan seorang Jenderal Andika Perkasa untuk memberikan yang terbaik dari dirinya demi cita-cita tinggi untuk melindungi segenap bangsa dan tumpah darah Indonesia. Jika cita-cita itu tetap menjadi pedoman kita sebagai sebuah negara, maka Jenderal Andika Perkasa harus terus berkarya mempercantik keindahan berbangsa sebagai Calon Presiden Indonesia 2024-2029. Masyarakat dan Pendekar Indonesia di setiap inci tanah air akan mengiringi ikhtiar yang tulus ini.
Penulis: Dr. Hendrawan Saragi
(Ketua Relawan Pendekar Indonesia <Pendukung Andika Perkasa untuk Indonesia>)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar