Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin mendeklarasikan gerakan Badan Persaudaraan Antariman (Berani) di MPR, Kompleks DPR Senayan, siang ini. Gerakan tersebut diluncurkan PKB dalam rangka menguatkan solidaritas antar umat beragama di Indonesia.
Turut hadir sejumlah jajaran pengurus PKB mulai dari Jazilul Fawaid, Cucun Ahmad Syamsurijal, Daniel Johan, Luluk Nur Hamidah, hingga berbagai tokoh lintas agama Islam, Kristen, Hindu, Buddha, sampai Konghucu.
"'Berani' sebagai otonom baru untuk berperan lebih aktif dalam bantu atasi menguatkan semangat kebangsaan dan bhineka kita, terutama dialog. Bhineka dan fondasi kebangsaan pada umumnya teruji dan kokoh dalam sendi kehidupan, tapi tantangan hidup yang kita akan hadapi seiring perkembangan dan tantangan terus berubah," kata Cak Imin saat pelantikan pengurus DPP Berani 2022-2026 di Jakarta, Senin (31/10).
"Menguatnya radikalisme, menurunnya toleransi dan solidaritas, pola hidup pragmatis," imbuh dia.
Menurut Cak Imin, 'Berani' perlu untuk menuntaskan setidaknya tiga persoalan utama persaudaraan bangsa. Pertama, menurunnya semangat nasionalisme akibat terbentuknya lintas batas negara, menguatnya internasionalisme, dan kemajuan teknologi.Ia pun berharap 'Berani' dapat mengatasi persoalan ini dengan terus membangun kesadaran sosial dan kognitif, serta kesadaran bangsa tumbuhkan nasionalisme lewat jalur pendidikan, kultur, dan budaya.
"Kedua, kita akan hadapi hambatan-hambatan kebebasan beragama dan kebebasan jalankan keyakinan, baik yang berawal dari aturan legislasi dan aturan selama ini, maupun hambatan ancaman konflik horizontal dalam dan luar negeri," ujarnya.
"Kita butuh langkah konkret pemerintah legislatif dan eksekutif. [Tapi] warga harus mampu advokasi sendiri tantangan, berani jadi kekuatan advokasi kebebasan pemeluk agama dan keyakinan dan iman," tambah dia.
Terakhir, Cak Imin menyoroti bangsa Indonesia punya ketaatan dan loyalitas terkait agama dan keyakinan sangat tinggi. Tetapi hal ini juga dikhawatirkan dapat berdampak negatif dan berujung perpecahan.
"Di sisi negatif, loyalitas beragama dan keyakinan bisa berdampak saling mencurigai dan ancaman perpecahan. Oleh karena itu, kita harap 'Berani' jadi penyangga iman dan keyakinan, sehingga yang fanatis agama didorong jadi produktif bagi bangsa. Keagamaan yang tinggi modal kemajuan, bukan hambatan," jelas dia.
"Melalui 'Berani', seluruh agama produktif, sinergi, bahu membahu bagi peradaban bangsa. Kami dukung penuh 'Berani', kita lantik dan kukuhkan. Saya harap semua segera bentuk 'Berani' di provinsi dan kabupaten/kota. Mohon pada tokoh agama di sini dan seluruh Indonesia agar kita dapat laksanakan perjuangan terwujudnya Indonesia maju dan jadi solusi bangsa lain," pungkasnya. (Lak/Tha)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar