Tiga nama digadang-gadang menjadi calon presiden (capres) Pemilu 2024. Mereka yakni Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Ketiganya telah dideklarasikan sebagai capres oleh tiga partai politik yang berbeda dan kerap mengisi tiga besar sejumlah hasil survei. Mereka memang memiliki elektabilitas yang moncer. Tidak heran selama beberapa bulan terakhir, elektabilitas ketiganya bersaing ketat.
Dari ketiganya, Anies dan Prabowo adalah nama capres yang boleh sedikit lega. Lantaran keduanya telah mendapatkan dukungan resmi partai untuk maju dalam kontestasi Pilpres 2024.
Nasib berbeda justru dialami Ganjar Pranowo. Meski beberapa waktu terakhir dirinya secara terbuka menyatakan siap maju sebagai capres. Namun, partainya PDI Perjuangan belum secara resmi mendukung Gubernur Jawa Tengah tersebut.
"Elektabilitas Anies bisa saja naik jika partai yang mendukungnya bekerja secara tepat," kata Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno dalam acara Sudut Pandang membahas Adu Potensi Capres 2024 Anies vs Ganjar di Jakarta, Sabtu (22/10).
Akan tetapi, ujar Adi, elektabilitas Anies akan berpotensi menurun jika Nasdem gagal membantah dan mengolah isu Anies adalah toleran dengan praktik politik identitas.
Lain Anies, lain lagi dengan Ganjar. Menurut Adi, Gubernur Jawa Tengah itu justru mendapat simpati publik dengan besarnya tekanan dari PDI-P kepadanya.
Dengan tekanan politik demikian besar, Ganjar sulit berkampanye di luar Jawa Tengah yang bukan merupakan wilayah kekuasaannya.
Namun begitu, Adi menyebut, keterbatasan itu justru dimanfaatkan Ganjar dengan memaksimalkan “berkampanye” di media sosial.
"Tingginya elektabilitas Ganjar di tengah hambatan dan tentangan dari partainya justru melejitkan dirinya daripada Prabowo atau Anies," ucapnya. (Arianto)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar