Salah satu fungsi paling basic dari partai politik itu adalah melahirkan kepemimpinan, ini yang penting sehingga sangat wajar ketika partai politik dibentuk maka dia rekrutmen pemimpin dan dia melahirkan pemimpin, sehingga fakta-partai politik sangat-sangat lumrah untuk menyampaikan, memperjuangkan agar kader terbaiknya untuk berkontestasi dalam pemilihan presiden.
"Tadi saya menangkap seolah-olah yang tertangkap kalau dari partai politik tidak bisa merekatkan kalau di luar partai politik bisa merekatkan nggak begitu cara berpikirnya nggak hitam putih seperti itu," kata Muhammad Kholid, Juru Bicara Partai Keadian Sejahtera (PKS) dalam diskusi "Utak Atik Tiket Capres" di Jakarta, Minggu (23/10).
Menurut Kholid, PKS punya beberapa kriteria yakni: kandidat tersebut harus memiliki kapasitas untuk memenangkan kontestasi, setiap partai politik setiap kandidat dia berkontestasi dia pasti ingin menang maka mau nggak mau yang paling gede itu yang harus menjadi pertimbangan sangat penting.
Kemudian, PKS memberikan bobot yang besar kepada kapasitas untuk mengelola pemerintahan, ini juga bisa kita observasi dari record leadership dan sebagainya.
Dan yang terakhir, kapasitas untuk mempersatukan di tim partai pengusung cawapres dan juga kapasitas untuk bagaimana menyatukan bangsa ini, dari 3 kriteria itu kita akan bisa olah nanti.
Menariknya, PKS punya musyawarah majelis Syuro, di majelis Rasulullah itu ada beberapa yang sudah kita putuskan pertama PKS konsisten menjadi oposisi sampai tahun 2024, keputusan musyawarah majelis syuro itu udah clear load, bahwasanya PKS akan menjadi oposisi sampai 2024, kedua kita ingin mendorong lebih dari dua poros jadi majelis syuro sepakat tidak boleh lagi menjadi dua poros seperti kemarin.
Lebih lanjut, Kholid menuturkan, PKS khawatir polarisasi akan terjadi lagi dengan pilihan yang terbatas, masyarakat jadi dirugikan dan yang ketiga amanah majelis syuro adalah kita ingin membangun koalisi yang memiliki semangat seperti pada waktu kita membangun kekuatan oposisi di pemerintahan.
"Maksud saya ada semangat arus perubahan, kemudian menjadi semangat untuk punya frekuensi yang sama untuk membawa platform perubahan kedepan," pungkasnya.
Turut hadir dalam kegiatan ini, Siti Zuhro Peneliti Pusat Riset Politik di BRIN; Hermawi Taslim, Wasekjen Partai Nasdem; Herzaky Mahendra Putra, Juru Bicara Partai Demokrat; Dedek Prayudi, Juru Bicara Partal Solidaritas Indonesia; dan Muhammad Kholid, Juru Bicara Partai Keadian Sejahtera. (Arianto)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar