Pandemi COVID-19 telah memicu salah satu krisis pasar tenaga kerja terburuk yang mempengaruhi sekitar 20 juta pekerja di Indonesia pada Agustus 2020 Angka ini menambah pelik situasi untuk sekitar 7 juta pencari kerja yang masih sulit mendapatkan pekerjaan, di mana 2,6 juta pekerja turut kehilangan pekerjaan dan 24 juta lainnya mengalami pemotongan jam kerja dan upah sebagai imbas pandemi.
Organisasi Perburuhan Internasional (ILO), bersama dengan Kementerian Ketenagakerjaan dan Pemerintah Jepang, telah bergabung dalam memulihkan situasi ketenagakerjaan dengan memperkuat sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di tingkat perusahaan untuk memastikan keberlanjutan bisnis dan perlindungan pekerja. Tujuan lainnya adalah untuk membangun budaya K3 yang positif demi terciptanya lingkungan kerja yang aman dan sehat secara nasional.
Untuk memaparkan capaian dari kegiatan bersama ini, ketiga organisasi tersebut mengadakan acara penutupan pada Selasa (20/09) di Grand Hyatt Hotel Jakarta, Wakil Menteri Ketenagakerjaan Afriansyah Noor, dan Wakil Kepala Misi Kedutaan Besar Jepang Masami Tamura dan Direktur ILO untuk Indonesia dan Timor-Leste, Michiko Miyamoto secara resmi membuka acara penutupan yang dari rangkaian acara talk show K3, pameran dan penyerahan hasil proyek kepada Pemerintah Indonesia.
Proyek senilai 1,6 juta dolar AS yang didanai Pemerintah Jepang ini telah memperkuat sistem manajemen K3 kepada sebanyak 1.521 tempat kerja dan telah menjangkau 22.154 pekerja. Juga berfungsi sebagal platform advokasi untuk pemahaman, kesadaran, dan tindakan K3 yang lebih baik, proyek ini telah menjangkau 15.218 orang di Indonesia.
Afriansyah Noor, Wakil Menteri Ketenagakerjaan menekankan pentingnya pemajuan prinsip dan budaya K3 agar Indonesia lebih tangguh dalam menghadapi dan menghadapi krisis di masa depan seperti pandemi COVID-19 saat ini.
"Investasi keselamatan dan kesehatan kerja berdampak langsung pada produktivitas perusahaan, mengurangi kecelakaan di tempat kerja, dan meningkatkan citra perusahaan dan secara bersama-sama meningkatkan ketahanan ekonomi. Dengan proyek yang berkolaborasi dengan banyak mitra dan pemangku kepentingan yang berbeda, ini telah menunjukkan pentingnya dan keserbagunaan proyek untuk mendukung berbagai kebutuhan K3 dari berbagai sektor," kata Wakil Menteri Ketenagakerjaan dalam acara penutupan proyek ILO bertajuk "Meningkatkan Pencegahan COVID-19 di dan melalui Tempat Kerja" yang bertujuan meningkatkan langkah-langkah pencegahan COVID-19 di tempat kerja di tengah pandemi yang akan memfasilitasi pembukaan kembali bisnis, kelanjutan dan ekspansi di Jakarta, Selasa (20/09).
Selain itu, proyek ini juga mempertemukan mitra kerja utama seperti antara lain konfederasi serikat pekerja, Perhimpunan Dokter Kesehatan Kerja Indonesia (IDKI), Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO), Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN). Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI). Proyek ini juga bekerja sama dengan organisasi jurnalistik untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya K3 dalam mendukung pertumbuhan ekonomi bangsa.
Sementara itu, Michiko Miyamoto, Direktur ILO untuk Indonesia dan Timor-Leste menyampaikan, Ketika kita melihat ke belakang dan melihat pencapaian utama, kita juga harus mengingat bahwa ini adalah bagian dari perjalanan pemerintah, perusahaan, pekerja, dan generasi muda untuk menentukan keselamatan generasi mendatang dan investasi untuk bisnis dan masyarakat secara keseluruhan, dengan terus berupaya mengembangkan pendekatan baru untuk mengatasi tantangan dan kebutuhan keselamatan dan kesehatan kerja.
"Dengan demikian, kami telah berhasil meningkatkan kapasitas ribuan tempat kerja dengan memperkuat langkah-langkah pencegahan COVID-19 di tempat kerja dan perlindungan pekerjaan bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia. Kami berharap banyak kegiatan yang dilakukan di bawah proyek ini akan meluas ke masa depan," pungkasnya. (Arianto)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar